[caption caption="Pabrik Semen Padang Dilihat Dari Udara"][/caption]
Semen Padang!
Kata ini terlintas secara cepat dalam benak saya saat bicara soal Padang. Selain jam gadang, kisah roman Siti Nurbaya, dan hikayat Malin Kundang, kata Semen Padang muncul secara cepat untuk mengasosiasikan tentang Padang. Wajar saja karena perusahaan ini sangat identik dengan Padang (iya laah…dari namanya aja udah kentara!), terkenal dengan tim sepakbolanya, juga karena industri ini ternyata memiliki cerita menarik dibalik kiprah mereka di industri semen selama ini.
Cerita tentang Semen Padang ini sedikit banyak saya bisa tahu secara tidak sengaja. Awalnya beberapa waktu lalu saya googling mau cari informasi soal kiprah tim sepakbola Semen Padang menjelang laga final Piala Sudirman. Informasi di mesin pencari Google justru menyajikan informasi dari situs resmi semen padang ini. Jadilah setelah itu saya baca-baca dan jadi banyak tahu soal salah satu perusahaan industri semen di negeri ini. Ternyata, ada banyak fakta menarik soal Semen Padang ini.
Ayo kita kupas satu per satu.
Fakta pertama, diantara sekian banyak perusahaan semen di negeri ini, Semen Padang adalah pioneer di industri bahan bangunan ini. Perusahaan ini didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1910 untuk menyokong pembangunan infrastruktur di negeri ini. Jadilah sejak saat itu, industri semen pertama di nusantara ini beroperasi, tepatnya berlokasi di daerah Indarung yang merupakan daerah yang kaya akan material kapur sebagai bahan baku produksi semen.
[caption caption="Semen Padang di Era Kolonial Belanda"]
Fakta kedua, ternyata Semen Padang telah mengalami beberapa kali perubahan logo perusahaan. Tercatat, sekitar 10 kali logo perusahaan ini berganti penampilan. Perubahan logo ini juga biasanya menandai perubahan status kepemilikan dari industri ini, semenjak masih dikuasai pemerintahan kolonial Belanda, era penjajahan Jepang, sampai dinasionalisasi dan hingga kini ada dibawah komando PT. Semen Indonesia.
[caption caption="Transformasi Logo Semen Padang"]
Fakta ketiga, perusahaan ini memiliki tim sepakbola yang legendaris. Hehe…mungkin fakta ini terlalu subjektif yaa. Tapi sebagai penggemar sepakbola, saya patut acungi jempol pada perusahaan ini. Sejak era Galatama, hingga Liga Indonesia, tim Semen Padang selalu eksis dalam kancah persepakbolaan di negeri ini. Ini adalah fakta yang unik, mengingat tak banyak sebuah perusahaan memiliki tim sepakbola yang bisa survive di liga Indonesia. Silahkan hitung, berapa banyak sih klub eks galatama yang masih eksis di Liga Indonesia? Atau gini, berapa banyak perusahaan yang memiliki klub sepakbola tangguh? Hmm, paling tinggal hitungan jari. Dan Semen Padang adalah salah satu yang masih bertahan diantara yang sedikit tersebut.
[caption caption="Tim Semen Padang Saat Berlaga di Piala Jendral Sudirman "]
Fakta Keempat, Semen Padang merupakan salah satu perusahaan yang peduli terhadap pengelolaan lingkungan. Ini menarik, mengingat industri semen merupakan salah satu industri yang sangat polutan bagi lingkungan. Bagi saya, fakta keempat ini merupakan fakta terpenting yang bisa kita temukan dari Semen Padang. Bukan apa-apa, ditengah isu global warming, aktifitas industri kadang menjadi isu yang menakutkan bagi lingkungan. Wajar apabila kita perlu mengapresiasi upaya mereka untuk lebih ramah lingkungan dalam kegiatan proses produksi mereka.
Sejauh mana mereka menerapkan budaya go green dalam proses produksinya? Dari berbagai sumber, saya punya beberapa catatan untuk melihat kiprah mereka dalam mengelola lingkungannya ini.
Komitmen Semen Padang dalam mengelola lingkungan bisa kita lihat dari visi misi perusahaan ini. dari laman visi misi dalam website resminya, jelas tercantum bagaimana isu lingkungan menjadi bagian dari roda produksi perusahaan.
Lihat saja, visi mereka menyebutkan: Menjadi industri persemenan yang andal, unggul, dan berwawasan lingkungan di Indonesia bagian barat dan Asia Tenggara. Sangat kentara bagaimana perusahaan ini mencantumkan isu wawasan lingkungan dalam visi mereka ini. Visi soal wawasan lingkungan ini kemudian dijabarkan lebih spesifik dalam misi mereka, terutama dalam misi keempat; Memberdayakan, mengembangkan dan mensinergikan sumber daya perusahaan yang berwawasan lingkungan.
Salah satu implementasi menarik dari penerapan teknologi ramah lingkungan di Semen Padang adalah instalasi Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) di plant Indarung V Semen Padang. Instalasi ini merupakan proyek penerapan hasil kerjasama dengan NEDO Jepang. WHRPG bekerja sebagai pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi panas yang dihasilkan dari berbagai proses produksi Semen. Keren…
[caption caption="Instalasi WHRPG di Site Indarung V"]
Berikutnya, dalam penilaian Proper Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Semen Padang berhasil meraih predikat biru selama tiga tahun berturut-turut. Meskipun belum meraih emas atau hijau sebagai bukti predikat tertinggi dalam penilaian kinerja lingkungan perusahaan ini, setidaknya perolehan label biru ini bisa dilihat sebagai komitmen serius Semen Padang dalam mengelola lingkungan.
Eh, tahu Proper kan? Proper adalah program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Penilaian ini dilakukan terhadap industri-industri yang memiliki dampak tinggi terhadap lingkungan, terutama soal aspek mencemari lingkungan dari proses produksi mereka. Penilaian ini termasuk bagaimana kepatuhan mereka terhadap peraturan-peraturan terkait isu lingkungan yang ada. Nah, penilaiannya diberikan berdasarkan label warna; emas diberikan pada mereka yang konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi mereka.
Hijau menunjukkan upaya perusahaan sudah melebihi ketentuan peraturan, biru diberikan bagi mereka yang sudah melakukan pengelolaan lingkungan sesuai peraturan, merah diberikan pada mereka yang sudah melakukan upaya pengelolaan lingkungan namun belum memenuhi ketentuan peraturan, sedangkan hitam diberikan pada perusahaan yang melanggar peraturan, melakukan pencemaran tanpa ada upaya pengelolaan lingkungan. Weiss, kok tahu banyak sih? Hahaha…gini-gini saya pernah bertugas di Instansi Lingkungan Hidup lumayan lama.
Sebagai mantan aparatur lingkungan hidup (halah……) yang sering mendampingi tim Kementerian dalam melakukan verifikasi Proper ke perusahaan-perusahaan peserta Proper, saya bisa tahu persis betapa sulit untuk sekedar mendapat label biru saja. Variabel serta cek data administrasi dan lapangan yang dilakukan tim proper begitu detail. Raihan predikat biru sudah merupakan prestasi besar bagi industri-industri yang masuk dalam penilaian Proper.
Apapun itu, rasanya menarik untuk disimak bagaimana upaya mereka ke depannya dalam pengelolaan lingkungannya. Tentu saja bukan hanya sebatas meraih peringkat emas dalam Proper atau penghargaan lingkungan lainnya, lebih dari itu yang terpenting adalah bagaimana mereka bisa menjaga lingkungannya ke depan. Bukan hanya demi masyarakat disekitar lokasi industri saja, tapi juga demi menjaga dunia ini untuk tetap nyaman ditinggali.
Bukan begitu?
sumber foto: semenpadang.co.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H