Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memanen Energi Surya di Negeri Nusantara

29 Desember 2015   13:56 Diperbarui: 29 Desember 2015   16:48 1540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="PJU Jalan Tol Berbasis Energi Surya (Sumber: republika.co.id)"]

[/caption]

Ternyata, instalasi energi surya bisa menjadi jalan setiap orang untuk mampu mandiri dalam hal penyediaan kebutuhan energi mereka. Bukankah ini menunjukan prospek cerah menuju kemandirian energi nasional? Aha, dengan pemanfaatan energi matahari kini setiap orang punya potensi untuk mensuplai kebutuha listriknya sendiri.

[caption caption="Ladang Panel Surya Skala Komunal (sumber: solarnovus.com)"]

[/caption]

Pikiran saya kemudian menerawang, Indonesia dengan sebaran wilayah yang sangat luas dan memiliki  pulau-pulau kecil ataupun desa-desa terpencil, sampai kini kerap dirundung masalah soal listrik. Kalau dikota kita berkutat dengan urusan byar pet, mereka yang tinggal di pulau atau daerah terpencil malahan masih belum tersentuh aliran listrik. Mata saya kerap membaca bagaimana anak-anak kecil di sudut desa masih harus belajar di rumah dengan berteman lampu templok saja. Alasannya, jaringan listrik PLN belum mampu menjangkau daerah mereka. Kenyataannya memang begitu, menurut data pemerintah rasio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 persen saja dari total seluruh wilayahnya. Sekedar  merujuk angka detail, pada tahun 2011 ada 66 juta orang atau sekitar 27 persen dari total populasi yang tidak (belum?) memiliki akses listrik. Sedih kan?

Instalasi energi matahari ini bisa menjadi jawaban permasalahan pasokan energi listrik tersebut. Untuk pulau ataupun daerah terpencil, pemerintah bisa memasang instalasi panel surya demi mencukupi kebutuhan energi listrik mereka, baik itu dalam skala permukiman maupun skala rumah tangga.

Tantangan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pengembangan Instalasi listrik tenaga matahari di Indonesia bukan tanpa kendala. Setidaknya terdapat beberapa tantangan yang ada terkait hal ini. Pertama, sampai saat ini tingkat efisiensinya masih rendah. Armi Susandi, dosen jurusan Meteorologi ITB menyebut efisiensi teknologi energi surya masih berkisar diangka 25%. Kedua, harga serta pemasangan instalasi energi matahari ini tergolong mahal akibat sel surya yang dibutuhkan dalam instalasi pembangkit listrik masih perlu diimpor. Hal Inilah yang menyebabkan banyak pihak enggan berinvestasi pada sektor ini.

Persoalan berikutnya adalah soal sumber daya manusia. Kita masih kekurangan orang yang ahli dalam hal pengembangan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan ini. Saat ini belum begitu banyak orang yang mengerti soal instalasi listrik energi surya ini. selain untuk mendukung ekstensifitasi penyebaran instalasi tenaga surya di berbagai pelosok negeri, Indonesia juga perlu bersiap menghadapi booming industri energi baru dan terbarukan di masa depan. Pasalnya, panel surya skala besar membutuhkan 3 hingga 10 kali lipat tenaga kerja dibandingkan dengan industri minyak bumi dan batu bara.

Apa yang harus dilakukan?

Kita boleh lega, pemerintah sudah mulai menerapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa daerah. Yang terbaru, presiden Jokowi baru saja meresmikan proyek PLTS di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Instalasi PLTS ini memiliki kapasitas sekitar 5 MW.  Arah menuju target 23 Persen energi baru dan terbarukan bisa tercapai bila proyek sejenis banyak digenjot.

Lalu bagaimana dengan Pertamina? Yang pertama, tentu saja Pertamina bisa terjun langsung berinvestasi menjadi pihak penyedia energi listrik berbasis energi matahari ini. kabarnya pertamina sendiri telah menyiapkan dana sebesar US$1,5 miliar untuk berinvestasi di bisnis hulu energi baru dan terbarukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun