Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Belajar dari Metamorfosis Kota Bandung

25 September 2015   22:04 Diperbarui: 30 September 2015   06:06 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, soal bagaimana cara menarik masyarakat untuk mau datang ke ruang publik? Ini urusan bagaimana kota mengerti kemauan warga. Kerap ditemui di beberapa kota ruang publik hanya berupa sebuah area yang bersih, rapi namun minim aktifitas manusia. Banyak ruang publik yang dibangun hanya untuk enak dipandang tapi susah diakses warga. Pasti ada yang salah dalam designnya atau mungkin tidak sesuai dengan harapan warganya. Fenomena ini sempat disinggung William H. Whyte dalam tulisannya: What Makes Public Spaces Fail & What makes Them Succeed.

Saat akan membangun berbagai taman tematik, Walikota Bandung terlebih dahulu menanyakan seperti apa sih taman kota yang diharapkan oleh warganya? Dari sini masuk berbagai pendapat masyarakat yang kemudian diwujudkan menjadi taman kota sesuai gambaran taman kota ideal menurut versi masing-masing warga. Bagi mereka yang senang nonton film dan ingin mengenang sensasi nonton layar tancap, silahkan datang ke Taman Film. Hobi musik? Datanglah ke Taman Musik. Hobi makan? Silahkan datang ke Braga Cullinary Night, Cibadak Culinary Night atau Antapani Culinary Night setiap malam minggu. Di tempat tersebut, jalanan untuk sementara ditutup demi menyediakan ruang bagi penikmat kuliner untuk nongkrong bersama. komplit bukan?

[caption caption="Cara Ridwan Kamil Menyerap Harapan Warga Tentang Taman Kota (Sumber: FB Ridwan Kamil)"]

[/caption]

Metamorfosis Bandung dalam menata ruang publiknya kini telah merubah wajah kota ini. Dulu orang enggan datang ke taman. Taman lebih terkesan kusam dan menyeramkan, bahkan beberapa taman lebih dikenal dengan hal-hal negatif seperti tempat mangkal waria ataupun tempat anak muda bertukar narkoba. Kini wajah itu telah berubah, kini semakin banyak warga beraktifitas di taman-taman kota. Sedemikian atraktifnya taman-taman kota ini, bukan hanya warga Bandung saja yang tertarik datang kesana, warga luar kota pun banyak yang tertarik untuk menikmatinya. Mall menjadi kalah popular oleh taman.

Lebih jauh, indikator keberhasilan penataan ruang publik ini bisa dilihat dari nilai indeks kebahagiaan warga Bandung setahun terakhir. Survey yang dirilis BPS Kota Bandung tahun 2014 menunjukkan angka indeks kebahagiaan warga kota bandung adalah 68,90 yang berada pada kategori Bahagia (50-75). Terbayang jika pembangunan ruang publik ini semakin masif beberapa tahun ke depan, bukan tidak mungkin angkanya akan meningkat menjadi sangat bahagia (level 75-100). Ini menjadi pertanda bahwa ruang publik di kota ini telah berhasil mengembalikan salah satu kebutuhan dasar warga kota: tempat untuk berinteraksi sosial secara bebas. Rasanya tak salah jika kota ini menjadi media pembelajaran bagi kota lain dalam upaya menyediakan ruang publik yang nyaman bagi warga mereka.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun