Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menakar Hak Pesepeda di Jalan Raya

4 Agustus 2015   09:44 Diperbarui: 4 Agustus 2015   09:44 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan tetapi, tentu saja hal ini tidak bisa menjadi alasan untuk mengabaikan sepeda sebagai alat transportasi harian. Mari hitung, berapa banyak dari kita yang bepergian jauh terus setiap harinya? Merujuk pada hasil survey yang dirilis League of America Bicyclists, 40% jarak perjalanan harian masyarakat di Amerika Serikat hanya sekitar 7 Km saja. Saya yakin kondisi ini kurang lebih juga sama dengan di negara kita, bahkan mungkin lebih besar lagi. Ini berarti banyak orang yang sebenarnya bepergian tidak begitu jauh setiap harinya, masih dibawah jarak tempuh normal yang bisa dicapai dengan bersepeda. Kenapa juga tidak mulai beralih menggunakan sepeda?

Padahal, banyak orang yang sudah menyadari bahwa sepeda ini memiliki banyak manfaatnya. Sepeda bisa menghemat pengeluaran untuk konsumsi bahan bakar motor (BBM), mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas, dan tentu berkontribusi pada pengurangan polusi udara. Sayangnya, sampai kini banyak orang yang memiliki sepeda, namun hanya digunakan untuk olahraga saja atau sekedar hobi. Tapi, jika saja pemerintah mau menyediakan berbagai fasilitas bersepeda di jalan, bisa jadi makin banyak orang yang beralih pada penggunaan sepeda sebagai moda transportasi harian mereka?

Sebaliknya, apabila kita menengok ke beberapa negara maju kondisinya justru bertolak belakang. Mereka menyadari akan berbagai manfaat sepeda ini sehingga banyak menelurkan kebijakan yang pro sepeda. Mereka menempatkan sepeda dan pejalan kaki sebagai top priority dalam sistem transportasi mereka, baru kemudian diikuti oleh kendaraan bermotor. Belanda dikenal sebagai negara surganya pesepeda. Disana telah terinstal ribuan kilometer jalur sepeda. Jumlah sepeda disana bahkan 1,5 kali lebih besar dibanding jumlah penduduknya. Demikian juga dengan Perancis, Denmark, maupun Jepang. Sepeda telah melekat dalam budaya kehidupan warganya.

Jalur Sepeda di Jepang (foto: Dokpri) 

Kembali pada soal hak pesepeda di negara kita, mungkin inilah saatnya pemerintah harus mulai memberikan perhatian lebih pada hak-hak pesepeda. Liputan mengenai gowes mudik selama ramadhan kemarin seharusnya bisa membuka mata pemerintah bahwa ternyata banyak juga anggota masyarakat yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi mereka. Coba tengok, kini di berbagai kota banyak ditemui kelompok Bike to Work, atau Bike to Campus yang bersepeda setiap hari. Walaupun persentasenya masih kecil dibanding pengguna kendaraan bermotor, mereka juga memiliki hak yang sama di jalan raya seperti pengguna mobil atau sepeda motor. Tentu saja hak-hak mereka juga harus diperhatikan.

Jika dirasa butuh waktu lama untuk membangun lajur sepeda, maka prioritas pertama yang harus diberikan pada pesepeda adalah dengan memberikan rasa aman di jalan. Mereka butuh garansi untuk bisa selamat bersepeda di jalan raya. Bukan rahasia lagi bahwa menggunakan sepeda di jalan raya di Indonesia seperti harus menghadapi perang besar. Butuh nyali tinggi untuk menghadapi kondisi yang membahayakan mereka. Soal mobil yang dijalankan terlalu dekat dengan pesepeda, soal motor yang sering mengebut dan menyerempet pesepeda, atau angkutan umum yang sering berhenti secara mendadak adalah beberapa kondisi yang bisa membahayakan pesepeda di jalan raya. Ini pula mungkin yang membuat orang enggan menggunakan sepeda di jalan raya. Resiko kecelakaannya terlalu tinggi.

Tentu, dengan membuat kebijakan berupa pengadaan fasilitas-fasilitas bersepeda serta jaminan rasa aman untuk bersepeda di jalan raya, siapa tahu ke depannya akan banyak orang yang tertarik untuk menggunakan sepeda sebagai moda transportasi harian mereka. Ini tentu akan berkontribusi positif bagi kehidupan masyarakat kota. Setidaknya, tingkat kemacetan di jalan raya bisa dikurangi, polusi udara bisa sedikit berkurang dan orangnya akan lebih sehat. Siapa tahu?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun