Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Absurdisme mengacak acak tatanan Ilahi

30 Januari 2025   09:08 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AGAMA VS ABSURDISME

Dalam menyikapi persoalan dualisme nilai nilai fundamental dalam kehidupan seperti nilai benar - salah,baik - buruk,kebaikan - kejahatan maka agama wahyu menginginkan supaya manusia melihat dan memahaminya secara jelas-terang benderang-konstruktif, Bisa membedakan benar dari salah,baik dari buruk seperti kita melihat perbedaan antara warna hitam dengan putih.Dengan kata lain,memahami secara "hitam-putih"

Dan alat untuk memahaminya tentu saja sudah diberikan Tuhan pada manusia dan melekat alami dalam jiwanya yaitu akal budi serta nurani.Jadi aneh kalau klaim ber akal budi tapi misal tidak mau terima adanya nilai benar dan salah,baik dan buruk yang perbedaannya jelas, hitam-putih,Kalau begitu fungsi akal budinya untuk apa ?

Artinya dalam pandangan agama ada benar-salah,baik-buruk yang jelas dan terang benderang di dunia ini.Dan agama tak ingin manusia menyikapinya secara absurd,skeptis atau membuatnya nampak relatif.Maka agar benar-salah,baik-buruk itu nampak jelas-terang benderang maka agama menyertai atau mem back up nya dengan mengkonsep hukum,termasuk ancaman,hukuman,termasuk konsep balasan amal perbuatan di akhirat

Dan dualisme tersebut muaranya akan melahirkan pemahaman terhadap konsep "Kebenaran" (dengan K besar).Artinya, kebenaran adalah sebuah konsep besar yang didalamnya kita akan menemukan  rangkaian penjelasan benar-salah, baik- buruk,kejahatan-kebaikan,untung -rugi dlsb.Orang yang tidak faham adanya nilai benar-salah, baik-buruk tentu tidak akan faham konsep kebenaran dalam artian menyeluruh

Adanya nilai benar-salah,baik-buruk yang diberitahukan Tuhan juga menyiratkan bahwa kehidupan tidaklah absurd tapi memiliki makna atau maksud tujuan Ilahiah. Dengan pengetahuan akan nilai nilai mendasar itu manusia dibawa Tuhan menuju adanya kebahagiaan abadi di akhirat kelak.Jadi yang namanya hidup tidaklah sekedar makan minum beranak pinak lalu menunggu mati tapi ada tujuan yang lebih besar dari itu

Artinya benar-salah,baik-buruk sebagai nilai dasar dalam kehidupan adalah penopang hadirnya apa yang disebut "makna kehidupan",Bahwa kehidupan memiliki makna dan cirinya adalah adanya nilai benar-salah,baik-buruk yang kelak menentukan nasib manusia di akhirnya

ABSURDISME,SKEPTISISME,RELATIVISME SEBAGAI VIRUS

Tapi apakah tiap orang suka dengan konsep dualisme benar-salah,baik-buruk yang hitam-putih atau cara berpikir-cara pandang-filosofi hitam-putih dalam memahami persoalan kebenaran ? Ternyata tidak,Ada orang yang lebih suka prinsip atau filosofi absurdisme, skeptisisme, realitivisme.

Dalam pandangan mereka persoalan kebenaran bukan suatu yang serba jelas apalagi hitam putih.Ketika dijelaskan kepada mereka hal yang sifatnya hitam-putih maka mereka akan membawa persoalan tsb ke arah tertentu hingga ujungnya seolah menjadi abu abu-tak jelas benar salahnya,baik-buruknya

Contoh mereka menganggap persoalan kebenaran dan kebaikan itu relatif karena bergantung situasi dan kondisi tertentu,bergantung pada kesepakatan terus dikaitkan dengan budaya atau lingkungan,sehingga suatu yang awalnya benar misal oleh budaya tertentu dapat dipandang salah,begitupun sebaliknya dengan yang dianggap salah atau buruk bisa berbalik dianggap baik

Absurdisme lebih suka melihat semua dalam kehidupan seolah serba abu abu,Dan tak perlu difahami hitam putih karena mereka menganggap terlalu banyak bias nya.Dan pada akhirnya ini berujung pada melihat hidup seolah tanpa makna apalagi makna agung seperti dideskripsikan agama,hidup dipandang sekedar melakukan rutinitas berulang sambil "menunggu mati" (?)

Dengan lari atau melarikan masalah kepada hal yang bersifat absurd kaum absurdis mungkin merasa "merdeka" dari keterikatan dengan nilai benar-salah, baik-buruk,Mereka seolah punya alasan untuk mengelak dari pengadilan agama yang mempersoalkan benar-salah secara hitam putih

Dengan kata lain, ketika kebenaran dengan benar dan salah yang hitam putih di dakwahkan agama sebagian ada yang berupaya mencari cari dalih atau alasan agar hal yang hitam putih itu seolah tak harus berlaku karena bersifat relatif,Atau supaya tidak jelas hitam putihnya,Dan itu digunakan sebagai cara orang tertentu misal mengingkari hukuman Tuhan atau menolak konsep hukum yang ditetapkan Tuhan

Tapi itulah dunia,disini orang seolah bebas untuk memiliki filosofi apapun bahkan berbuat apapun termasuk memandang hidup tidak memiliki makna Ilahiah,Tapi dalam konsep Ilahi telah dipersiapkan pengadilan universal dimana benar dan salah,baik dan buruk kelak akan dipersoalkan

Makna Ilahiah yang bicara soal kehidupan adalah pemandu agar kehidupan difahami sesuai visi misi Ilahi dalam menciptakan manusia dan menempatkannya di dunia

Relativisme tidak menyukai hal yang serba pasti dan mutlak,Termasuk menganggap tak ada yang mutlak pasti benar atau mutlak pasti salah,Skeptisisme melihat bahwa ketika orang mempermasalahkan persoalan kebenaran maka ujungnya yang ditemukan selalu hanyalah ketidak jelasan tanpa ada jawaban pasti.

Itu sebab semua filosofi tersebut oleh agama di sikapi seperti virus dalam komputer yang mesti dijauhkan dari alam pikiran manusia

Nah,Bagaimana cara Tuhan supaya benar-salah yang hitam putih itu selalu nampak jelas adanya dan bersifat tetap-tidak relatif-tidak runtuh di tiap zaman manapun ?

Maka itulah Tuhan membuat konstruksi dibalik kehidupan manusia di dunia, Konstruksi itu disebut sunnatullah atau ketentuan Tuhan.Sunnatullah itu ada yang nampak dan ada yang bersifat abstrak-gaib.Yang nampak misal mekanisme alam semesta,mekanisme kehidupan manusia seperti yang hidup pasti mati,yang muda akan tua kalau dipanjangkan umur dlsb

Yang abstrak-gaib misal hukum sebab akibat,dimana tiap sebab akan menimbulkan akibat,Atau konsep balasan akhirat bahwa tiap orang akan dibalas sesuai amal perbuatannya

Nah diatas konstruksi ketetapan ketetapan Ilahi itulah nilai kebenaran (dengan benar-salah yang hitam putih) itu ditegakkan dan tetap tidak berubah oleh perubahan zaman maupun peradaban.Dengan kata lain sunnatullah adalah back up tegaknya nilai benar-salah yang hitam putih

Peradaban boleh maju,sains berkembang pesat tapi nilai benar-salah,baik-buruk, kebaikan- kejahatan tetap ada,sesuatu yang dinilai amal baik atau buruk tetap ada, Dan konsep balasan akhirat tidak dihapus karena amal baik amal buruk itu selalu ada di setiap zaman

Jadi kenapa mesti dipandang  absurd tuan Camus ? Kalau didalamnya ada cahaya yang menerangi manusia hingga sampai ke kehidupannya yang abadi kelak

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun