Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

R.I.P ; Ketika kebenaran sekarat lalu mati

28 Januari 2025   08:18 Diperbarui: 28 Januari 2025   08:18 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia memang memperoleh input-data via inderawinya,memiliki data-memori hasil pengalaman baik yang bersifat pribadi maupun dari lingkungan atau dari indoktrinasi-pendidikan.Tapi bagaimana semua itu di olah serta mempengaruhi perilaku maka OS jiwa itu tadi yang akan lebih menentukan

Contoh ; Betapapun seseorang ada di suatu lingkungan tapi bila misal suasana lingkungan tersebut tidak sesuai nurani nya maka lingkungan tersebut tidak akan berpengaruh banyak pada kepribadiannya. Orang yang punya nurani kuat biasanya tidak mudah larut dengan atau terbawa oleh hal yang sifatnya negative

Kemudian betapapun massive nya suatu indoktrinasi termasuk melalui pendidikan tapi bila seseorang memiliki karakter akal yang kuat maka ia akan bersikap kritis-memilih dan memilah milah  apapun yang di doktrinkan kepadanya,Banyak yang ujungnya mengkritisi atau bahkan menolak doktrin doktrin tertentu karena selain nuraninya tidak menerima juga akal pikirannya kritis

Kemudian betapapun kuatnya pengaruh pendidikan bahkan agama tapi bila nafsu tengah menguasai diri maka dapat terjadi misal hal yang sifatnya kriminal,Karena nafsu itu ibarat api yang bisa mengalahkan semuanya termasuk pertimbangan akal.Ketika nafsu menguasai diri maka pertimbangan benar-salah,baik-buruk seperti tidak lagi berjalan

Jadi menjelaskan perilaku manusia melalui atau dengan menyertakan penjelasan dari 3 karakter unsur jiwa ini nampak konstruktif dan sesuai kenyataan.Lain bila menjelaskan karakter-perilaku manusia via neurosains maka yang dihadirkan biasanya hanya penjelasan penjelasan teoritis yang belum tentu sesuai kenyataannya

Materialist saat ini tidak terima penjelasan manusia dengan memakai konstruksi 3 unsur jiwa karena dianggapnya sudah "kuno" dan tidak sejalan dengan perkembangan neurosains.Mereka ingin penjelasan manusia yang memakai istilah istilah baru yang dipandangnya saintifik- sesuai perkembangan kekinian

Sebenarnya andai-bila banyak hadir istilah istilah baru apakah itu dalam ilmu psikologi maupun neurosains tapi HAKIKAT MANUSIA TETAP TIDAK AKAN BERUBAH ! (Dengan memakai model penjelasan seperti apapun)

Sampai saat ini walau sains atau neurosains telah berkembang pesat tapi kebaikan maupun kejahatan tetap ada sama seperti ribuan tahun lalu.Walaupun sains maupun neurosain atau ilmu biologi atau ilmu kedokteran berkembang pesat tapi karakter akal budi tetaplah baku-tetap-permanen tanpa perubahan.Karakter manusia yang memiliki akal budi yang kuat tetap selalu mencari cari kebenaran

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun