Untuk mudahnya kita buat analogi dulu ;
Kalau kita berada di rental komputer maka kita akan menemukan komputer dengan merk yang sama,spek yang sama,dialiri oleh listrik yang voltasenya sama,Tapi kenapa tampilan di layar monitor bisa berbeda beda ?
Itu karena tampilan di monitor tidak ditentukan oleh listrik,tidak oleh hardware,tidak oleh OS yang dipasang di sofware bawaan bahkan tidak juga oleh data data yang tersimpan dalam memori penyimpanan.Tampilan di layar komputer ditentukan oleh apa maunya sang pengguna komputer,ialah causa prima dari seluruh kegiatan komputasi dimana perannya adalah paling sentral.Bahkan apapun data yang dimasukkan ke dalam komputer itu hanya bahan olahan untuk di olah menurut maunya sang pengguna. Data data tidak bekerja secara otomatis menurut maunya sendiri
Begitu pula dengan infrastruktur fisik otak,Apapun yang digambarkan oleh neurosains perihal infrastruktur fisik otak serta fungsi dari seluruh komponen material otak termasuk energi kelistrikan yang bekerja di otak yang membuat neuron ber vibrasi,ada aktifitas hormonal bahkan data-memori yang tersimpan di otak, itu semua seolah hanya sarana pendukung karena yang menjadi pengendali utama atau causa prima atau triggernya adalah hal personal seperti niat,hasrat,kehendak,tekad,idealisme,cita cita dlsb hal yang bersifat pribadi yang berbeda antara seseorang dengan yang lain
Jadi infrastruktur fisik otak semua manusia itu pada dasarnya sama,system sarafnya sama, memori yang mengisinya berbeda beda tapi bisa juga ada yang sama,Nah perbedaan yang paling menentukan adalah hal personal itu tadi, dan itulah yang membuat manusia berbeda pikiran,kepribadian- karakter,pandangan,ideologi,filosofi, dlsb
Darimana asalnya hal paling essensial-mendasar yang bersifat personal yang mengarahkan arah berpikir sehingga bisa berbeda beda itu ?
Apakah berasal dari system saraf,dari fungsi neuron,dari aktifitas kelistrikan otak atau dari data-menori yang tersimpan ? Mungkin sudah sulit dijelaskan,karena tidak bisa arah berpikir diketahui misal hanya dengan mengetahui fungsi tiap bagian sarafnya,Tidak juga bisa diketahui dengan mengetahui data-memori yang tersimpan di otaknya,tidak juga bisa diketahui dengan mengerahkan alat teknologi apakah itu EEG,fMRI, BCI,Neuralink
dll.Yang bisa mengetahui kemana pikiran diarahkan adalah diri pribadi masing masing individu
Nah bila sudah bicara hal personal maka biasanya penjelasan yang dipake adalah psikologis atau ruhaniah atau spiritual dan bukan lagi penjelasan neurosains yang mengandalkan penjelasan mode material
Mengapa seorang jadi teis atau ateis,atau menjadi seorang munafik atau menjadi seorang yang bertobat atau psikopat dlsb.maka biasanya penjelasannya sudah tak bisa bersandar pada penjelasan mode material yang menggunakan neurosains yang bicara fungsi tiap bagan dari system saraf,Penjelasan yang dipake biasanya penjelasan yang bersifat psikologis, ruhaniah
Jadi obsesi menjelaskan manusia full secara mode material (karena neurosains dipandang berkembang) tanpa melibatkan hal psikologis,ruhaniah,spiritual,hal pribadi itu seperti sebuah utopia ilmiah,Atau seperti sebuah ilusi (?)
Ada yang menekankan unsur memori yang tersimpan di otak sebagai penentu arah berpikir,Tapi bahkan data-memori itupun tidak pula 100 persen menentukan.Orang yang dididik secara sama atau hidup di lingkungan yang sama pun (sehingga memiliki suatu memori tertentu yang sama) itu kalau kehendaknya berbeda akan melahirkan hal atau tujuan yang berbeda atau karakter yang berbeda