Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa yang mengarahkan berpikir ?

23 Desember 2024   21:42 Diperbarui: 23 Desember 2024   21:42 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mudahnya kita buat analogi dulu ;
Kalau kita berada di rental komputer maka kita akan menemukan komputer dengan merk yang sama,spek yang sama,dialiri oleh listrik yang voltasenya sama,Tapi kenapa tampilan di layar monitor bisa berbeda beda ?

Itu karena tampilan di monitor tidak ditentukan oleh listrik,tidak oleh hardware,tidak oleh OS yang dipasang di sofware bawaan bahkan tidak juga oleh data data yang tersimpan dalam memori penyimpanan.Tampilan di layar komputer ditentukan oleh apa maunya sang pengguna komputer,ialah causa prima dari seluruh kegiatan komputasi dimana perannya adalah paling sentral.Bahkan apapun data yang dimasukkan ke dalam komputer itu hanya bahan olahan untuk di olah menurut maunya sang pengguna. Data data tidak bekerja secara otomatis menurut maunya sendiri

Begitu pula dengan infrastruktur fisik otak,Apapun yang digambarkan oleh neurosains perihal infrastruktur fisik otak serta fungsi dari seluruh komponen material otak termasuk energi kelistrikan yang bekerja di otak yang membuat neuron ber vibrasi,ada aktifitas hormonal bahkan data-memori yang tersimpan di otak, itu semua seolah hanya sarana pendukung karena yang menjadi pengendali utama atau causa prima atau triggernya adalah hal personal seperti niat,hasrat,kehendak,tekad,idealisme,cita cita dlsb hal yang bersifat pribadi yang berbeda antara seseorang dengan yang lain

Jadi infrastruktur fisik otak semua manusia itu pada dasarnya sama,system sarafnya sama, memori yang mengisinya berbeda beda tapi bisa juga ada yang sama,Nah perbedaan yang paling menentukan adalah hal personal itu tadi, dan itulah yang membuat manusia berbeda pikiran,kepribadian- karakter,pandangan,ideologi,filosofi, dlsb

Darimana asalnya hal paling essensial-mendasar yang bersifat personal yang mengarahkan arah berpikir sehingga bisa berbeda beda itu ?

Apakah berasal dari system saraf,dari fungsi neuron,dari aktifitas kelistrikan otak atau dari data-menori yang tersimpan ? Mungkin sudah sulit dijelaskan,karena tidak bisa arah berpikir diketahui misal hanya dengan mengetahui fungsi tiap bagian sarafnya,Tidak juga bisa diketahui dengan mengetahui data-memori yang tersimpan di otaknya,tidak juga bisa diketahui dengan mengerahkan alat teknologi apakah itu EEG,fMRI, BCI,Neuralink

dll.Yang bisa mengetahui kemana pikiran diarahkan adalah diri pribadi masing masing individu

Nah bila sudah bicara hal personal maka biasanya penjelasan yang dipake adalah psikologis atau ruhaniah atau spiritual dan bukan lagi penjelasan neurosains yang mengandalkan penjelasan mode material

Mengapa seorang jadi teis atau ateis,atau menjadi seorang munafik atau menjadi seorang yang bertobat atau psikopat dlsb.maka biasanya penjelasannya sudah tak bisa bersandar pada penjelasan mode material yang menggunakan neurosains yang bicara fungsi tiap bagan dari system saraf,Penjelasan yang dipake biasanya penjelasan yang bersifat psikologis, ruhaniah

Jadi obsesi menjelaskan manusia full secara mode material (karena neurosains dipandang berkembang) tanpa melibatkan hal psikologis,ruhaniah,spiritual,hal pribadi itu seperti sebuah utopia ilmiah,Atau seperti sebuah ilusi (?)

Ada yang menekankan unsur memori yang tersimpan di otak sebagai penentu arah berpikir,Tapi bahkan data-memori itupun tidak pula 100 persen menentukan.Orang yang dididik secara sama atau hidup di lingkungan yang sama pun (sehingga memiliki suatu memori tertentu yang sama) itu kalau kehendaknya berbeda akan melahirkan hal atau tujuan yang berbeda atau karakter yang berbeda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun