Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Beda Sains dengan Materialisme Ilmiah

4 Desember 2024   08:10 Diperbarui: 4 Desember 2024   08:21 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MELEPASKAN DIRI DARI JEBAKAN MATERIALISME

Materialisme di era milenial saat ini seperti sang penguasa yang tengah menguasai dunia,Ini sebenarnya efek tak langsung dari berkembangnya ilmu materi seperti teknologi,lalu hadir materialisme yang selalu ingin menjelaskan segala suatu yang ada dalam kenyataan berdasar cara pandang materialisme

Materialisme dulu hadir-eksist dalam ranah filsafat melahirkan filsafat materialisme (penamaan yang diberikan filsafat) dan ketika sains fisika berkembang pesat materialisme pun eksist didalamnya dan melahirkan ideologi materialisme ilmiah,yang bertujuan menjelaskan segala suatu berdasar penjelasan materialistik yang selalu mendompleng atau memakai cover sains,walau sains dan materialisme ilmiah sudah berbeda substansinya,satu merupakan institusi ilmu pengetahuan fisika-dunia materi,satu merupakan ideologi cara pandang-filosofi (perbedaan substansial ini perlu diketahui agar penjelasan materialisme ilmuah TIDAK SELALU DIANGGAP PENJELASAN SAINS)

Merupakan masalah di era saat ini karena bagi orang awam antara penjelasan berdasar ideologi cara pandang materialisme ilmiah dengan penjelasan yang murni berdasar penelitian saintifik itu sering tumpang tindih

Orang beragama di seluruh dunia tentu saja mempelajari dan mengadopsi sains murni (murni berkaitan dengan hanya obyek materi semisal teknologi,ilmu fisika,kimia,biologi,kedokteran dll.) tapi tentu saja mereka akan menolak dan kontra dengan ideologi materialisme ilmiah karena dasar ideologinya sudah berlawanan dengan agama (yang berdasar dualisme)

Masalah-konflik nyata terjadi ketika kaum materialist mengklaim suatu rumusan-pernyataan berdasar atau mengatasnamakan sains padahal itu berdasar cara pandang materialist.Maka siapapun yang hendak berkecimpung dalam dunia sains saat ini di wanti wanti AGAR BISA MEMBEDAKAN MANA SAINS DAN MANA PANDANGAN MATERIALISME ILMIAH.

Maka membersihkan sains dari filosofi-ideologi materialisme ilmiah menjadi P.R tambahan bagi siapapun yang hendak berkecimpung dalam sains. Ideologi materialisme ilmiah biasanya memberi pandangan pandangan yang sudah bersifat filosofis atas hal hal yang murni material atau murni sains.

Tokoh tokoh ber ideologi materialisme ilmiah biasa menulis buku buku yang isinya bukan cuma tentang sains tapi sudah dibingkai atau dihiasi oleh pemikiran berdasar filosofinya.Menyerang atau menyinggung agama atau institusi diluar sains termasuk filsafat sudah biasa mereka lakukan dalam tulisan tulisannya.Ini khas materialist yang akar ideologinya sangat kuat dan kental,karena dalam tulisan atau literatur akademik yang murni hanya membahas obyek sains maka penyerangan terhadap agama maupun filsafat-hal filsafati itu tidak akan ada

Publik pun dapat membedakan siapa tokoh yang murni saintis yang murni bicara sains - berkecimpung meneliti obyek sains-membuat temuan saintifik dan siapa tokoh yang sudah banyak bicara hal filosofis-ideologis seperti ateisme, positivisme,saintisme dan materialisme ilmiah

Materialist ekstrim kadang merasa seolah sains "miliknya" karena siapapun yang kontra atau berlawanan dengan filosofi cara pandangnya cenderung dianggap "melawan sains" "anti sains",padahal anti materialisme ilmiah bukan berarti anti sains dan melawan materialisme ilmiah bukan berarti melawan sains.Menggumuli sains tidak harus ber ideologi materialisme ilmiah !

Membabat benalu yang melekat pada satu pohon bukan berarti membunuh pohon tersebut bukan ?

Mereka sangat sangat ingin memparalelkan sains dengan cara pandang materialisme seolah sains = materialisme atau bermuara pada materialisme.Padahal orang bebas mau membawa atau memuarakan sains kepada cara pandang-ideologi ataupun keyakinan apapun karena SAINS TIDAK MEMILIKI MUARA FORMAL YANG BERSIFAT FILOSOFIS ATAU IDEOLOGIS.Itu kalau kita mau melihat dan menyikapi sains murni hanya sebagai institusi ilmu fisik-materi bersih tanpa label filosofi-metafisis.Artinya menempatkan sains secara "netral" dari ideologi-kepercayaan apapun.

Sains murni hanya mencari kebenaran empiris,maka bila orang mau mencari atau menegakkan hal metafisis,ideologis,filosofis atau mencari kebenaran non empiris-metafisis maka itu harus dilakukan diluar ranah sains murni.Dengan rumusan ini baik materialisme ilmiah maupun agama agama secara formal dipisah dari sains

Bila kita mempelajari serta mendalami sains dari ujung ke ujungnya dengan berbagai derivasinya, persoalan internalnya,konflik konflik yang terjadi didalamnya, kompleksitas pertanyaan serta permasalahannya, memang di ujung atau muaranya kita seperti akan berhadapan dengan beragam pilihan filosofis,ideologis,kepercayaan hingga keyakinan agama

Tapi apa dan bagaimana kita memilihnya itu sudah tak bisa memakai metode sains  lagi,metode sains formal sudah tak bisa dipraktekkan ketika kita memilih filosofi,ideologi hingga agama yang akan kita anut

Maka tak bisa ada ideologi,filosofi hingga kepercayaan agama yang murni full mengatas namakan sains,mengapa ? Karena sains tidak membuat rumusan formal yang sifatnya ideologis,filosofis atau metafisis.Sains bila mau diposisikan murni sebagai ilmu dunia fisik-materi maka tiap rumusan finalnya pun selalu harus bersifat fisik-materi pula

Bayangkan kalau rumusan formal sains yang dipelajari di lembaga lembaga akademik adalah ideologi materialisme atau ateisme maka kaum beragama akan menjauhi sains,Atau bayangkan sebaliknya bila rumusan formalnya teisme maka orang ateis akan menjauhi sains

Karena tidak ada rumusan formal sains yang metafisis-filosofis itulah maka orang bisa bebas memuarakan sains ke ideologi atau filosofi apapun yang mau ia anut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun