Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah Penjelasan Sains Sudah Bisa Menggantikan Metafisika?

28 November 2024   11:10 Diperbarui: 28 November 2024   11:19 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ; SMA Muhammadiyyah 5 Yogyakarta

Ini sama dengan penjelasan tentang manusia,bila kita bicara sifat personal manusia seperti niat,hasrat, kehendak,cita cita atau sifat kasih sayang nya atau sifat munafik nya atau sifat takabbur nya atau filosofi nya atau idealisme nya dlsb.itu semua tak bisa memakai penjelasan berbasis AI,neurosains atau ilmu biologi tapi murni harus memakai pemahaman metafisis-psikologis dengan metode kesadaran.

AI tak akan bisa mematematika kan misal bagaimana struktur cara berpikir seseorang hingga misal menjadi beriman atau menjadi munafik atau menjadi seorang yang tulus ikhlas,pengasih dan penyayang dlsb.JIWA -RUHANI TAK AKAN BISA DI ALGORITMAKAN seperti data data komputer yang langkah langkahnya beroperasi sesuai hukum algoritma

Sama halnya hanya dengan mengamati fungsi seluruh bagan dari sistem saraf manusia seorang neurosaintis paling profesional pun tetep tidak akan tahu pikiran yang berada dalam jiwa manusia atau pergumulan pemikiran apa yang sedang terjadi dalam jiwa seorang individu.Karena otak fisik dan fungsi saraf semua manusia pada dasarnya sama tapi pikiran apa dan yang bagaimana yang berlalu lalang didalam otak fisik tak ada yang tahu bahkan andai menggunakan alat teknologi untuk memindai nya

Saintisme berambisi menjelaskan seluruh fenomena dengan penjelasan saintifik,Dan hadirnya fisika kuantum,AI,neurosains menambah rasa percaya diri penganut saintism seolah sains telah memiliki infrastruktur-peralatan komplit untuk menjelaskan hal yang semula hanya bisa dijelaskan oleh psikologi-metafisika- filsafat-agama. Tapi setelah di praktekkan para saintis sendiri malah dapat menyadari sampai batas atau sejauh mana infrastruktur sains bila digunakan menelusuri obyek-persoalan yang sudah biasa jadi bahasan psikologi-metafisika- filsafat-agama itu

Maka seperti sering saya tulis wajar-ideal bila dibalik sains fisika ada disiplin psikologi-filsafat-metafisika-agama untuk menjelaskan hal-persoalan-fenomena yang infrastruktur sains sudah tak bisa menjelaskannya lagi secara komprehensif

Sains dan metafisika ibarat 2 kereta yang berjalan pada dua rel berbeda,ketika keduanya bersua masing masing bisa saling melihat bahkan saling mempelajari tapi keduanya tetep tak bisa masuk menjadi satu rel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun