Dalam dunia sains yang namanya proses material bahkan hingga ke level kuantum itu selalu dijelaskan secara material dengan menyebut unsur material yang terlibat terus bentuk proses material yang terjadi.Misal yang terlibat adalah unsur atom atau partikel elementer tertentu
Demikian pula dalam dunia teknologi-semua full selalu dijelaskan secara material misal memakai penjelasan hukum fisika atau secara kimiawi-element materi apa yang terlibat sampai bentuk proses materialnya
Nah pertanyaannya ;
Sekarang bagaimana menjelaskan SELURUH element material yang ada pada diri manusia serta proses material yang terjadi,Misal dalam menjelaskan bagaimana proses berpikir terjadi,terus menjelaskan hasil berpikir secara material
Karena aneh kalau menganggap manusia full makhluk material tanpa ada unsur non materi tapi ketika menjelaskan manusia tidak memakai penjelasan ilmu material yang konstruktif kecuali klaim klaim yang tidak berdasar ilmu pengetahuan (?) Atau yang sulit difahami secara keilmuan
Materialist memang sangat berupaya ingin menjelaskan manusia full secara materi misal via neurosains atau penjelasan kimiawi-hormonal,Tapi apakah bisa dan penjelasan dijamin konstruktif tanpa ada penjelasan yang janggal dan irrasional ? Materialist yang bertanggung jawab menjelaskan
..........
Selama ini penjelasan tentang manusia memang masih warisan peradaban lama yang diantaranya mengambil dasar penjelasan agama serta filsafat,Dimana prinsip dualisme jiwa-raga mendominasi penjelasan
Istilah istilah seperti "akal budi,nurani, nafsu,kesadaran,kebahagiaan,rasionalitas,dlsb merupakan istilah istilah warisan dari peradaban lama yang bukan dari dunia sains
Tapi seiring majunya ilmu pengetahuan fisika-materi bahkan sudah sampai level AI-kuantum maka materialist berpandangan bahwa sudah saatnya penjelasan manusia full mesti penjelasan material dan penjelasan lama mesti mulai digeser
Dan mereka tengah merintis utamanya melalui neurosains,dimana semua tentang manusia berupaya dijelaskan melulu berdasar fungsi saraf,kemudian istilah seperti "akal budi"-"hati nurani" mereka berupaya ganti dengan penjelasan yang mengacu pada fungsi saraf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H