Ya tak akan ada dokter yang lari kesana karena dokter faham itu sudah diluar ranah medis
..............
Teis dan ateis sudah biasa debat soal materi-non materi.Teis tentu berpegang pada konsep serta cara pandang dualisme karena agama tak akan bisa berpijak diatas materialism sedang ateis berpegang pada filosofi dan cara pandang materialisme karena kalau ateisme berpijak diatas dualisme atau menerimanya maka itu = membunuh dirinya sendiri dari dalam.
Untuk tegak nya ateisme maka ontologi yang diambil mesti materialisme.Maka istilah ateisme sering di paralelkan atau disandingkan dengan materialism.Atau dengan kata lain, dualisme menopang agama-teisme sedang materialisme menopang ateisme
Dan kadang perlu fihak ketiga yang kita anggap netral dan profesional dengan ilmunya untuk menengahi perdebatan antara dua fihak berseberangan tersebut
Nah di lingkungan medis seorang dokter familiar dengan semua peralatan medis yang biasa mereka gunakan ďan mereka tahu sampai batas mana peralatan tersebut masih dapat digunakan dan mereka akan tahu kalau ada sesuatu yang sudah ada diluar bidang kedokteran.Misal ketika pasien bicara hal hal yang sifatnya psikologis maka dokter akan menyerahkan hal tersebut pada psikolog atau ahli agama karena hal tersebut diluar kewenangannya
Demikian juga ahli sains yang profesional dengan ilmunya tahu kalau ada hàl hal yang sudah ada yang diluar ranah sains. Ahli sains profesional tidak akan mau misal memaksa bicara soal Tuhan,roh,psikologi atas nama sains karena semua itu obyek yang sudah berada di luar ranah sains.Ahli sains profesional tidak akan berani menyimpulkan misal Tuhan ada atau tidak ada karena itu sudah bukan kewenangan sains
Artinya ahli medis maupun sainstis tahu bahwa ada sesuatu yang sudah bukan dimensi materi baik dalam diri manusia atau di alam,Karena kalau masih ranah materi maka ahli medis atau saintis otomatis akan masih dapat mengelola nya termasuk dengan menggunakan fasilitas alat medis
Maka ahli medis profesional tidak akan memaksakan misal memasukkan hal yang sifatnya ruhaniah-psikologis kedalam internal bidang kedokteran.Demikian pula saintis profesional tidak akan memaksakan hal hal yang sifatnya metafisis, mistis,psikologis masuk ranah sains karena kalau serba dipaksakan masuk ranah kedokteran atau ranah sains maka yang akan terjadi adalah fenomena "pseudosains"
Sekarang fihak yang berpandangan materialist kadang memaksa psikologi ataupun hal hal sifatnya mistik atau metafisik masuk ranah sains atau dinilai atau dihakimi dengan memakai kacamata sains atau atas nama sains,maka yang lahir cuma fenomena pseudosains
Artinya ilmuwan-saintis profesional itu bisa memilah mana yang masih sains dan mana yang sudah bukan ranah sains dan bukan menggunakan sains misal untuk ikut campur tangan persoalan ketuhanan,metafisika,psikologi atau hal hal ruhaniah