Ada beberapa narasi Harari dalam Nexus yang menurut saya perlu di kritisi,Dalam artian perlu di rekonstruksi ulang-di pertanyakan dan di analisis kembali dan artinya tak harus ditelan "mentah"
1.Tentang algoritma dan kebebasan
Menurut saya betapapun manusia telah sedemikian jauh memetakan struktur algoritma (AI khususnya),Tapi yang namanya fenomena manusia tetep tidak akan bisa dijelaskan secara algoritmatik se detail-se sempurna penjelasan struktur algoritma dalam AI
Unsur kesadaran manusia misal,siapa yang bisa merekonstruksi secara algoritmatik ? ..Tak akan ada yang bisa !
Mengapa ? Karena kita tidak tahu program dibalik eksistensi alam pikiran kita.Kalau kita bisa mengetahui program dibalik alam pikiran kita maka setidaknya algoritma jalan pikiran kita bisa kita ketahui
Algoritma dibalik AI bisa diketahui, direkonstruksi lalu  dipetakan-karena komputasi matematis program dasarnya diketahui (karena dirancang oleh manusia)
Maka itu unsur misteri akan selalu melekat pada manusia dan demikian pula unsur kehendak bebas,ia akan selalu melekat pada manusia karena kesadaran serta alam pikiran manusia tidak bisa di algoritma atau di peta kan secara matematis sebagaimana algoritma mekanisme gerak data dalam AI
2.Harari masih terobsesi oleh ide "menggugah pikiran kedalam cloud" (?)
Ini sebenarnya lebih merupakan imajinasi manusia di era teknologi terkini.Manusia menganggap pikiran dapat diperlakukan seperti manusia memperlakukan data data komputer (?).
Padahal substansi pikiran dengan data komputer itu jauh beda sehingga satu dapat di unggah kedalam cloud dan disimpan sebagai data "mati" dan satu mustahil bisa.Pikiran yang hidup dalam jiwa tak akan pernah bisa diperlakukan seperti data data "mati" yang bisa melekat dalam element material dan dikelola secara teknologi digital maupun teknologi berbasis internet
Pikiran pada dasarnya tidak memiliki karakter material (karena bersifat ruhani),karena itu pikiran tidak dapat se utuhnya di teknologikan seperti data data dalam komputer.Sedang data data dapat secara utuh di teknologikan itu karena dalam dirinya melekat karakter material. Data data adalah bentuk energi yang di kuantisasi sedang pikiran tidak bisa dikuantisasi karena tidak melekat dlm dirinya sifat material.Pikiran-jiwa dengan energi (yang dikenal oleh sains) itu substansinya berbeda,satu memiliki karakter materi dan satu tidak
3.Singularitas AI
Sebagaimana kita tahu AI dikendali mekanismenya oleh hukum matematika yang sumber awal atau dasarnya dirancang sang programmer dan bukan oleh singularitas yang secara hukum matematika tidak bisa diketahui. Artinya,karena dasarnya di rancang sang programner maka gerak AI akan tak jauh atau melenceng dari mekanisme rancangan sang programmer karena ia berjalan mengikuti prinsip matematika berdasar mekanisme dasar yang diletakkan programmer
Apakah gerak data data dalam AI bisa melenceng dari mekanisme matematis yang semula disusun sang programmer lalu jatuh pada atau berubah menjadi singularitas (keluar dari alur hukum matematika yang dirancang dan bisa diketahui manusia) ?
Terus dari singularitas yang telah keluar dari mekanisme awal itu bisa terbentuk suatu struktur-tatanan sendiri yang diluar kehendak sang programmer ?
Menurut saya itu seperti lebih dekat ke imajinasi ala hollywood
AI yang didesain manusia apa akan bisa mendesain sendiri sesuatu yang lalu dikonsepsikan sebagai "singularitas" (keluar dari hukum fisika atau matematika yg bisa diketahui untuk membuat struktur sendiri) ? Â Karena untuk keluar dari alur algoritma sang perancang dan bikin struktur sendiri itu dasarnya perlu memiliki kehendak sendiri yang sifatnya personal
Contohnya begini ;
Pikiran manusia bisa keluar dari program sang doktriner karena kita punya sifat personal.Misal kita di doktrin komunisme atau isme tertentu maka kita bisa berontak karena kita punya kehendak sendiri berdasar pandangan sendiri.
Tapi bagaimana AI bisa merancang sendiri sesuatu yang berlainan sama sekali dengan rancangan semula sang programmer nya bila dalam dirinya tidak melekat sesuatu yang sifatnya personal ?
Istilah "dapat kehilangan kendali atas AI" perlu dipertanyakan dasarnya secara teknologi juga kalau AI adalah produk teknologi manusia
Itulah,publik perlu kritis dengan ide-gagasan-pemikiran apapun yang disodorkan siapapun pemikir di era terkini termasuk Harari.Dan kritis itu bukan berarti langsung menyalahkan tapi setidaknya selalu mempertanyakan serta mempersoalkannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H