Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mempertanyakan Yuval Noah dalam Nexus

24 September 2024   09:35 Diperbarui: 24 September 2024   09:38 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiran pada dasarnya tidak memiliki karakter material (karena bersifat ruhani),karena itu pikiran tidak dapat se utuhnya di teknologikan seperti data data dalam komputer.Sedang data data dapat secara utuh di teknologikan itu karena dalam dirinya melekat karakter material. Data data adalah bentuk energi yang di kuantisasi sedang pikiran tidak bisa dikuantisasi karena tidak melekat dlm dirinya sifat material.Pikiran-jiwa dengan energi (yang dikenal oleh sains) itu substansinya berbeda,satu memiliki karakter materi dan satu tidak

3.Singularitas AI

Sebagaimana kita tahu AI dikendali mekanismenya oleh hukum matematika yang sumber awal atau dasarnya dirancang sang programmer dan bukan oleh singularitas yang secara hukum matematika tidak bisa diketahui. Artinya,karena dasarnya di rancang sang programner maka gerak AI akan tak jauh atau melenceng dari mekanisme rancangan sang programmer karena ia berjalan mengikuti prinsip matematika berdasar mekanisme dasar yang diletakkan programmer

Apakah gerak data data dalam AI bisa melenceng dari mekanisme matematis yang semula disusun sang programmer lalu jatuh pada atau berubah menjadi singularitas (keluar dari alur hukum matematika yang dirancang dan bisa diketahui manusia) ?

Terus dari singularitas yang telah keluar dari mekanisme awal itu bisa terbentuk suatu struktur-tatanan sendiri yang diluar kehendak sang programmer ?
Menurut saya itu seperti lebih dekat ke imajinasi ala hollywood

AI yang didesain manusia apa akan bisa mendesain sendiri sesuatu yang lalu dikonsepsikan sebagai "singularitas" (keluar dari hukum fisika atau matematika yg bisa diketahui untuk membuat struktur sendiri) ?  Karena untuk keluar dari alur algoritma sang perancang dan bikin struktur sendiri itu dasarnya perlu memiliki kehendak sendiri yang sifatnya personal

Contohnya begini ;
Pikiran manusia bisa keluar dari program sang doktriner karena kita punya sifat personal.Misal kita di doktrin komunisme atau isme tertentu maka kita bisa berontak karena kita punya kehendak sendiri berdasar pandangan sendiri.

Tapi bagaimana AI bisa merancang sendiri sesuatu yang berlainan sama sekali dengan rancangan semula sang programmer nya bila dalam dirinya tidak melekat sesuatu yang sifatnya personal ?

Istilah "dapat kehilangan kendali atas AI" perlu dipertanyakan dasarnya secara teknologi juga kalau AI adalah produk teknologi manusia

Itulah,publik perlu kritis dengan ide-gagasan-pemikiran apapun yang disodorkan siapapun pemikir di era terkini termasuk Harari.Dan kritis itu bukan berarti langsung menyalahkan tapi setidaknya selalu mempertanyakan serta mempersoalkannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun