Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mari Bermain Logika

14 September 2024   00:12 Diperbarui: 14 September 2024   00:16 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermain logika itu cakupannya sangat luas tidak melulu hanya di wilayah fisika tapi juga metafisika-hal hal non fisik.Siapa yang membatasi berlogika hanya harus seputar wilayah fisik-hal yang sifatnya empirik maka ia telah membatasi wilayah jelajah akal nya sendiri menjadi sesempit pengalaman dunia inderawi yang adalah tetep terbatas walau telah banyak dibantu oleh peralatan sains

Karena persoalan keilmuan sampai persoalan kebenaran yang di temukan dan dihadapi oleh umat manusia itu sangat kompleks tidak hanya menyangkut aspek fisik tetapi juga metafisik maka otomatis bermain logika pun harus diarahkan ke berbagai dimensi.

Contoh ; logika digunakan dalam dunia sains dan lahir konsep saintifik semisal teknologi,konsep hukum fisika,konsep ruang waktu,konsep gravitasi,konsep teori sains dlsb.Tapi logika juga digunakan manusia untuk mengelola banyak persoalan metafisik sehingga sebagai contoh dalam dunia filsafat banyak lahir system metafisika yang berbeda beda

Dalam dunia agama logika di gunakan untuk merekonstruksi persoalan ketuhanan secara tertata-terstruktur- konstruktif sehingga lahir konsep ilmu teologi atau ilmu tauhid atau hukum fikih dalam agama islam

..........

Empiris dalam artian "apa yang ditangkap indera" itu hampir selalu benar kecuali dalam beberapa hal,Atau pengecualiannya dalam beberapa hal yang diakibatkan oleh keterbatasan indera juga.Sebagai contoh ; dalam pandangan mata sesuatu nampak bengkok padahal sebenarnya tidak,Atau nampak cantik padahal polesan kosmetik dlsb

Apakah logika selalu benar ? Tidak. Maka ada ilmu logika itu salah satu tujuannya adalah menetapkan sesuatu sebagai benar atau salah atau ideal atau tidak ideal secara logika.Menetapkan "benar" dalam ranah logika jauh lebih rumit ketimbang menetapkan benar dalam ranah empiris,salah satu sebabnya karena pandangan logika bisa begitu beragam

Orang bisa berlogika dengan dasar - prinsip-cara pandang yang berbeda beda,dengan kacamata yang berbeda beda,dari sudut pandang berbeda atau dengan tujuan yang berbeda beda

Maka sebagai contoh konsekuensi dari keadaan seperti itu adalah yang terjadi di dunia filsafat.Di dunia filsafat para pemikir bermain logika dengan cara dan dasar yang berbeda seperti saya sebutkan diatas maka lahir beragam pandangan filsafat yang berbeda beda bahkan berlawanan untuk satu hal yang sama,hingga muaranya filsafat melahirkan banyak mazhab berbeda

Dalam dunia agama pun idem,ketika manusia melibatkan akal-berlogika untuk menyikapi wahyu bisa lahir beragam mazhab keagamaan yang berbeda

Nah sampai disini artinya baik indera maupun akal itu sama sama memiliki keterbatasan dan bisa dipengaruhi oleh hal yang sifatnya manusiawi.Sesuatu yang  jelek bisa nampak elok karena pengaruh hal manusiawi demikian pula sesuatu dianggap logis bisa misal karena pertimbangan perasaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun