Jadi bisa disebut hati adalah pusat dari merasa sedang otak adalah pusat organisasi informasi yang terstruktur perihal semua apapun yang kita alami.Tapi niat- hasrat-kehendak- keinginan kita itu tidak secara langsung dikendali atau dipicu secara otomatis  oleh informasi yang terkumpul di otak karena dalam diri manusia ada unsur unsur jiwa yang mengolah semua informasi yang ada di otak tersebut (3 unsur jiwa ; nurani-akal-nafsu,seperti pernah saya jelaskan di artikel terdahulu)
Apakah pernyataan saya soal perasaan hati ini adalah hasil pemeriksaan laboratorium? Atau pernyataan dokter? Atau hasil observasi neurosains? Atau hasil penyelidikan sains? Atau berdasar teori psikologi?
Bukan,Tapi hasil pengalaman berdasar  KESADARAN DIRI.Karena soal apa pun yang kita pikirkan serta apa pun yang kita rasakan serta apapun yang kita alami dalam kehidupan maka tidak ada yang lebih mengetahui kecuali diri sendiri
Maka saya sering menyebut bahwa metode kesadaran diri adalah cara yang paling tepat untuk melahirkan simpulan paling valid dalam urusan mengetahui apapun yang terjadi dalam diri kita sebagai manusia.Sains,neurosains,ilmu psikologi,teori teori psikologi semua hanya bisa meneropong dari luar dan tidak akan lebih tahu ketbang diri kita sendiri
Demikian pula dalam urusan perasaan hati maka yang dapat menangkap dan merasakannya adalah kesadaran kita sendiri
Sekarang bayangkan kalau ada  materialist dengan mengatas namakan neurosains menyebut hati dengan beragam perasaannya itu "tidak ada" dan yang ada hanya otak(??) .. Lalu mereka menyebut yang ada itu organ hati fisik yang salah satu fungsi biologisnya membantu proses metabolisme tubuh serta menghasilkan cairan empedu yang membantu proses pencernaan.
Neurosains memang ilmu yang mengutak atik system saraf dan semua penjelasan tentang kejiwaan bila memakai kacamata neurosains maka itu akan disandarkan pada penjelasan tentang fungsi neuron sebagai bagian dari system saraf.Tapi itu kan teoritis sifatnya atau penjelasan teoritis sedang yang kita alami dengan perasaan hati kita adalah pengalaman nyata yang dapat kita saksikan kebenarannya
Maka bila saya menjelaskan perasaan perasaan saya,pergumulan pikiran yang terjadi dalam jiwa saya itu artinya saya bukan sedang berteori memakai teori psikologi atau teori neurosains tapi sedang menjelaskan kenyataan yang saya alami berdasar kesadaran diri
Apakah dengan mengamati satu demi satu bagian dari saraf kita neurosaintis bakal bisa mengetahui apapun yang kita rasakan?
Apakah saat merasakan perasaan tertentu semisal perasaan sedih atau gembira maka neurosaintis dapat menangkapnya secara langsung secara empiris dengan cara mengamati secara fisik neuron kita dengan alat?
Atau,Apakah neurosaintis dengan alat teknologi canggih yang bisa memindai secara fisik citra neuron terhalus bisa mengetahui pergumulan apa yang sedang terjadi dalam jiwa kita?