Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bisa apa otak tanpa sesuatu diluar otak ?

1 September 2024   05:50 Diperbarui: 1 September 2024   06:03 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Himadikmia.unimus.ac.id

Apa-siapa yang mengendalikan jalan pikiran manusia apakah system saraf atau hal personal seperti kehendak ?

Nah disini kita harus bedakan antara sesuatu yang dijalankan oleh system dan sesuatu yang dijalankan oleh niat,hasrat, kehendak

Sesuatu-pikiran-input-informasik yang masuk kedalam system saraf otak maka akan mengikuti system tersebut,misal ia akan melekat sebagai memori ingatan

Tapi apakah manusia dikendali begitu saja oleh memori memori ingatan yang masuk dan tersimpan di otaknya seperti robot AI dikendali data programmer tanpa ada peran niat,hasrat dan kehendak ?

Justru hasrat dan kehendak bebas kita kadang memilah milah mana memori yang baik untuk dikerjakan dan mana yang tidak baik atau mana yang harus dikerjakan saat ini dan mana yang untuk nanti.Ini seperti pengguna komputer yang bisa memilih mana yang akan dikerjakannya dari semua data yang tersimpan di komputer karena mustahil semua dikerjakan secara sekaligus

Jadi bahwa memori tersimpan secara terorganisir di bagian saraf otak itu suatu yang systemik-mengikuti system saraf tapi tindakan apa yang mesti dibuat,ke arah mana melangkah atau mengarahkan pikiran maka itu memerlukan peran niat dan hasrat hati yang sifatnya personal-bukan systemik

Jadi perbedaan antara hati dengan otak adalah ; hati itu karakteristiknya personal-individual-tidak sama antara semua manusia.Sedang otak itu systemik-systemnya berjalan sama pada otak semua orang

Maka menurut al hadits hati itu disebut "raja dalam jiwa" karena ia mengendalikan bahkan apapun yang tersimpan sebagai memori di wilayah otaknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun