LOGIKA SAINS VS LOGIKA METAFISIKA. CARA MEMAHAMI LOGIKA SECARA BENAR.
Banyak orang klaim berdasar logika lalu menghakimi fihak lain sebagai tidak pake logika.Dan perang dengan memakai klaim logika sudah biasa terjadi
Nah untuk tidak terjebak pada pemahaman, opini serta persepsi yang keliru perihal logika baiknya memahami konsep logika dari dasar
Logika pastinya berkaitan dengan akal karena logika adalah cara berpikir akal,Masalahnya tidak semua orang selalu memakai cara berpikir akal dalam tiap persoalan yang ia hadapi,misal ketika seseorang lebih di kuasai oleh nafsu maka cara berpikir akal yang tertata-penuh perhitungan dan pertimbangan bisa berantakan
...............................
Logika adalah prinsip-mekanisme- tatacara berpikir tertata-terstruktur- sistematik-matematis-konstruktif.Dan metode dasar yang umum dipakai adalah prinsip sebab-akibat walau dalam ranah filsafat serta ilmu logika prinsip kausalitas itu di modifikasi atau rekonstruksi kedalam beragam bentuk kaidah tatacara berpikir yang lebih variatif tapi intinya-benang merahnya tetep memakai prinsip sebab-akibat.Logika tanpa prinsip sebab akibat sebagai rel nya bakal macet
Salah satu konsepsi dasar hasil cara berpikir logic yang fundamental dan universal-berlaku umum yang ditarik dari prinsip kausalitas adalah prinsip nilai benar-salah.Orang menilai sesuatu sebagai benar atau salah dengan logika memakai alur sebab-akibat
Karena prinsip logika adalah seperti itu maka logika bisa digunakan orang di semua institusi baik sains,filsafat serta agama tentu dengan metodologi penggunaan yang berlainan.
Dalam sains penggunaan logika mengacu pada prinsip empirisme karena visi misi sains adalah mencari kebenaran empirik sedang dalam filsafat dan agama penggunaan logika tidak terikat secara mutlak dengan input inderawi maka karakter logika dalam metafisika dikategori "pure reason" atau logika murni-logika yang jalannya tidak di konstruks prinsip empirisme
Sedangkan prinsip empirisme adalah prinsip penggunaan indera sebagai acuan dalam menetapkan sesuatu sebagai kebenaran.Nah berpikir empirik dan berpikir logic adalah dua hal berbeda baik struktur maupun karakternya.Berpikir empirik acuannya bukti atau input indera sedang berpikir logic acuannya berpikir sistematik dengan berpatokan utamanya pada prinsip sebab akibat
Maka kalau masih ada yang berpendapat bahwa sesuatu itu tidak logic hanya karena tidak dapat di indera (tidak empirik) itu artinya ia tidak faham dasar ilmu logika.Orang yang memvonis agama sebagai "tidak logis" harus diperiksa pemahamannya terhadap kaidah ilmu logika.
Karena justru agama hanya bisa difahami bila orang memakai akal serta cara berpikir logic tapi akal yang bagaimana yang bisa memahami agama ? Tentu saja akal yang pure reason-bukan akal yang terikat secara mutlak pada prinsip empirisme.Akal yang jalannya memakai rel logika dialektika materialist (kebergantungan mutlak pada input inderawi) sampai kapanpun tidak akan pernah memahami agama
Banyak yang vonis konsep agama "tidak logic" hanya karena tidak bisa dibuktikan secara empirik,padahal tanpa sadar itu sudah keluar dari prinsip berlogika secara murni
Karena akal yang luas dan cara berlogika yang universal itu tidak bisa melulu bergantung pada input dunia inderawi yang teramat sangat terbatas.Akal yang luas adalah akal yang bisa dinamis ketika berhadapan dengan beragam persoalan keilmuan baik fisika maupun metafisika
Sedang akal serta cara berlogika yang sempit itu bila jalannya dibatasi oleh prinsip empirisme atau keharusan ada bukti empiris yang mana prinsip ini berlaku dalam sains tapi tidak berlaku dalam ranah metafisika karena visi misi metafisika termasuk agama itu bukan mencari bentuk kebenaran empirik tapi bentuk kebenaran yang dapat difahami oleh cara berpikir akal yang sistematik
Jadi mesti waspada kalau ada yang mencoba menyandingkan logika sains dengan logika metafisika itu adalah dua bentuk logika yang prinsip dasar serta strukturnya sudah berbeda.Logika sains mengacu pada prinsip empirisme sedang logika dalam metafisika mengacu pada prinsip pure reason atau akal murni
Maka menelusuri persoalan metafisika termasuk keagamaan dengan memakai logika sains itu sama tidak tepatnya dengan menelusuri persoalan sains dengan logika metafisika
Artinya yang namanya logika itu mesti difahami secara benar dan digunakan secara tepat pada tempat semestinya
.................
Artikel ke 2
LOGIKA ITU INDEPENDENT DAN PROFESIONAL
Anda pernah mendengar pemain sepak bola profesional yang suka pindah pindah klub ? Nah si pemain bola ini walau berhadapan dengan mantan klub yang pernah memujanya sekalipun maka ia tetap bermain profesional-sesuai profesi nya dan tidak memakai prinsip perasaan.Maka ia bisa bermain secara normal tanpa misal dibebani unsur perasaan
Nah tahukah anda bahwa akal dan logika yang melekat dalam akal itu ketika digunakan dalam berpikir ia akan bekerja secara profesional-bukan misal bekerja berdasar perasaan atau berdasar keyakinan.Perasaan atau keyakinan hanyalah faktor pendorong atau pemicu tapi dalam bekerjanya acuan logika bukan perasaan maupun keyakinan tapi kaidah kaidah atau aturan atau prinsip logika
Jadi profesionalitas dalam logika artinya ia bekerja hanya berdasar prinsip-kaidah logika.Dan independentnya logika adalah bahwa ia tidak berfihak langsung misal pada perasaan atau fihak tertentu tapi pada apa yang menjadi kaidahnya
Kecuali logika dikalahkan misal oleh perasaan atau emosi maka ia akan terhenti.Atau yang bisa menghentikan logika adalah hilangnya jembatan sebab akibat,disini manusia menemukan hal irrasional yang sudah sulit di observasi secara logika.Batas logika adalah bila sesuatu sudah sulit ditelusuri unsur sebab akibatnya
Dalam kasus nabi Musa dan Khidir maka nabi Musa yang biasa terampil bermain logika benar-salah,baik-buruk ketika berhadapan dengan Khidir seolah kehilangan keterampilan bermain logika,Ya karena Khidir mendemonstrasikan bentuk ilmu yang levelnya sudah diatas logika dan lebih bersifat teka teki karena sebab-akibatnya sulit ditemukan
.................
Misal saat orang beriman memakai logika  dalam berpikir maka logika akalnya akan profesional -akan mengacu pada prinsip logika dan bukan semata prinsip iman. Maka iman dan logika itu beda secara prinsip serta substansi.Logika itu prinsip berpikir sistematis sedang iman adalah cara manusia menyikapi semua apa yang telah diterimanya sebagai informasi termasuk dari logika
Demikian pula ketika logika digunakan oleh yang tak beriman atau yañg beragama apapun ia akan berjalan dalam akal siapapun selama kaidah logika nya masih dipakai dan akan terhenti saat kaidah logika sudah tidak dipakai
Jadi yang logis adalah = yang memakai prinsip prinsip logika dan tak bisa di klaim secara langsung yang punya keyakinan ini atau itu.Kalau seseorang ingin menilai apakah keyakinan seseorang itu logis atau tidak ya periksa argument dibalik keyakinannya,Apakah dalam argumentasinya ada bangunan yang dibangun berdasar kaidah logika tidak
Dan secara substansi logika itu beda dengan hati atau perasaan,hati atau perasaan itu memiliki sifat personal-memiliki kehendak-tujuan. Karena hati memiliki sifat personal maka ia bisa mengendalikan jalanya logika, apakah mau dibawa ke kiri atau kanan ke arah yang benar atau salah, baik atau buruk.Maka baik orang saleh maupun maling bisa sama sama memakai logika.Dengan pake logika maka si maling punya strategi jitu dalam menjalankan aksinya.Sedang si orang saleh dengan memakai logika nya bisa menunjang atau memperkuat keyakinan imannya
Sedang akal dengan logikanya itu tidak memiliki sifat personal.Tak ada yang namanya niat hasrat kehendak akal,yang ada adalah niat hasrat dan kehendak hati.Maka arah logika mengikuti niat dan hasrat hati.Tapi dalam bekerjanya selama manusia masih pake akal maka akal tetap mengikuti prinsip logika yaitu berpikir tertata-terstruktur-bukan mengikuti prinsip perasaan.Dan yang bisa merusak  cara berpikir akal adalah bila hawa nafsu ikut bermain maka cara berpikir akali berantakan
Jadi karena substansinya independent dan profesional maka dalam ruang debat ia tidak akan langsung berfihak pada fihak tertentu atau di klaim milik golongan tertentu melainkan ia akan berfihak pada fihak yang memakai kaidah kaidah akali.Yang logis adalah siapapun yang mempraktekkan kaidah tertentu bukan misal secara langsung yang punya keyakinan tertentu. Karena yang punya keyakinan tertentu pun kadang mempraktekkan berpikir logis dan kadang tidak.Saya sendiri dalam kehidupan kadang memakai logika kadang tidak,ya bergantung kebutuhan atau misal karena pengaruh perasaan maka pengaruh logika bisa lenyap.Tidak selalu dalam hidup kita selalu pake prinsip logika,kecuali bila itu kita perlukan.Sebagai manusia kita juga banyak mengikuti unsur perasaan dan itu manusiawi
Ini sama dengan sains,sains itu independent dan profesional.Sains hanya berfihak pada fihak yang mempraktekkan kaidah serta prinsip sains.Karena sifat sains seperti itu maka sains digumuli oleh semua golongan mau yang beragama atau tidak tanpa resiko ideologis maupun filosofis karena sains lebih merupakan ilmu dunia fisik-materi yang visi misinya mengungkap kebenaran empiris
Apakah sains berfihak langsung misal pada saintisme atau materialisme atau ateisme atau sebaliknya teisme ? Tentu saja semua itu sudah merupakan hal yang sifatnya pilihan pribadi-individual yang manusia dapat pilih secara bebas.Karena tak ada rumusan langsung sains yang sifatnya metafisis atau ideologis
Itu bila sains murni mau ditempatkan sebagai ilmu dunia fisik-materi yang prinsip dasarnya empirisme dan metode ilmiahnya prinsip empiris
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H