Maka kalau masih ada yang berpendapat bahwa sesuatu itu tidak logic hanya karena tidak dapat di indera (tidak empirik) itu artinya ia tidak faham dasar ilmu logika.Orang yang memvonis agama sebagai "tidak logis" harus diperiksa pemahamannya terhadap kaidah ilmu logika.
Karena justru agama hanya bisa difahami bila orang memakai akal serta cara berpikir logic tapi akal yang bagaimana yang bisa memahami agama ? Tentu saja akal yang pure reason-bukan akal yang terikat secara mutlak pada prinsip empirisme.Akal yang jalannya memakai rel logika dialektika materialist (kebergantungan mutlak pada input inderawi) sampai kapanpun tidak akan pernah memahami agama
Banyak yang vonis konsep agama "tidak logic" hanya karena tidak bisa dibuktikan secara empirik,padahal tanpa sadar itu sudah keluar dari prinsip berlogika secara murni
Karena akal yang luas dan cara berlogika yang universal itu tidak bisa melulu bergantung pada input dunia inderawi yang teramat sangat terbatas.Akal yang luas adalah akal yang bisa dinamis ketika berhadapan dengan beragam persoalan keilmuan baik fisika maupun metafisika
Sedang akal serta cara berlogika yang sempit itu bila jalannya dibatasi oleh prinsip empirisme atau keharusan ada bukti empiris yang mana prinsip ini berlaku dalam sains tapi tidak berlaku dalam ranah metafisika karena visi misi metafisika termasuk agama itu bukan mencari bentuk kebenaran empirik tapi bentuk kebenaran yang dapat difahami oleh cara berpikir akal yang sistematik
Jadi mesti waspada kalau ada yang mencoba menyandingkan logika sains dengan logika metafisika itu adalah dua bentuk logika yang prinsip dasar serta strukturnya sudah berbeda.Logika sains mengacu pada prinsip empirisme sedang logika dalam metafisika mengacu pada prinsip pure reason atau akal murni
Maka menelusuri persoalan metafisika termasuk keagamaan dengan memakai logika sains itu sama tidak tepatnya dengan menelusuri persoalan sains dengan logika metafisika
Artinya yang namanya logika itu mesti difahami secara benar dan digunakan secara tepat pada tempat semestinya
.................
Artikel ke 2
LOGIKA ITU INDEPENDENT DAN PROFESIONAL