Apa otak fisik otomatis memberi kita niat,hasrat dlsb seperti saya sebut diatas ?
Ya kalau otomatis mah maka semua orang yang punya otak otomatis akan memiliki semua yang saya sebut.Faktanya banyak yang punya otak tapi tak punya niat,semangat,tekad dlsb seperti saya sebut diatas
Ada kalimat "si fulan otaknya cerdas",nah yang cerdas itu otaknya atau pikirannya ? Karena otak tanpa pikiran dan hasrat dari pemilik pikiran cuma benda fisik yang tidak bisa berbuat apa apa
Jadi materialist itu kadang berlebihan menempatkan otak pada posisi yang tidak wajar,seolah semua fenomena jiwa adalah "produk otak" lha otak kalau tidak didukung oleh input dari luar,pendidikan,pengalaman,niat hasrat,tekad dlsb lalu bisa apa .. TOH IA HANYA BENDA-MATERI BERBENTUK DAGING DENGAN BANYAK MILIARAN SARAF
Yang ideal adalah "pikiran produk jiwa" karena jiwa bukan materi seperti otak fisik,dimana dalam jiwa itu ada niat hasrat,kehendak yang mengendalikan kemana arah pikiran menuju.Artinya kemana arah pikiran menuju maka bukan system saraf yang mengarahkan tapi hasrat hasrat yang ada pada jiwa tiap individu
...........................
BENCANA KEMANUSIAAN TERBESAR
Sesungguhnya bencana kemanusiaan terbesar saat ini bukan hanya yang diakibatkan oleh peperangan atau kemiskinan atau virus covid tapi juga oleh yang orang klaim sebagai "ilmu pengetahuan" tapi telah di format oleh ideologi tertentu yang dikenal sebagai "materialisme ilmiah" yaitu ideologi materialisme yang masuk merasuk kedalam dunia sains dan mengkonsepsikan sesuatu berdasar cara pandang materialisme tapi mengatas namakan sains walaupun sains yang di praktekkan cenderung karakter "pseudosains"
Pencapaian terkini-era milenial dari materialisme ilmiah adalah mengkonsep manusia berdasar cara pandang materialisme ilmiah.Instrument keilmuan yang di peralat adalah semisal neurosains atau juga biopsikologi
Neurosains itu orisinilnya adalah pengetahuan tentang system saraf dan termasuk fungsi dari tiap bagan saraf yang ada di otak.Tapi materialisme ilmiah mengolahnya secara lebih jauh sehingga menghasilkan teori teori yang intinya menolak dualisme jiwa-raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H