Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mewaspadai Statement Akal Sakit

16 Agustus 2024   16:56 Diperbarui: 16 Agustus 2024   16:57 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Pin page (dokpri)

Karena Tuhan memberi manusia akal itu bukan semata untuk mengelola dunia fisik-materi tapi juga hal hal non fisik-non materi yang biasa ada di ranah metafisika.Artinya akal itu harus digunakan untuk mengelola dunia fisika sekaligus metafisika.

Maka dalam peradaban ilmu pengetahuan manusia mengenal ilmu fisika dan ilmu metafisika.Walau materialist berupaya menanamkan faham seolah ilmu pengetahuan hanya tentang dunia fisika yang dapat diamati dan dibuktikan secara empiris (ini adalah prinsip sains atau konsep ilmu pengetahuan versi materialist yang tidak dipakai dalam dunia metafisika termasuk agama)

ADAKAH JEMBATAN BAGI AKAL UNTUK MENYEBERANG DARI DUNIA FISIKA KE DUNIA METAFISIKA ?

Nah kesulitan bagi beberapa orang yang sudah terbiasa bergumul dengan dunia fisika dan menggunakan akal sepenuhnya untuk mengelolanya adalah kesulitan ketika berhadapan dengan persoalan persoalan metafisika-termasuk agama. Mereka seolah tidak punya jembatan untuk menyeberanginya lalu sebagian menganggap dunia fisika sebagai hanya dunia imajinasi dan bahasan metafisika dianggap sekedar wacana-bukan konsep ilmu pengetahuan

Nah dalam dunia filsafat-agama ada banyak konsep ilmu metafisika yang bisa menjadi jembatan bagi orang yang hendak menggumuli persoalan metafisika-termasuk persoalan agama

Ilmu ilmu bercorak metafisis tersebut seperti ilmu realitas-ilmu kausalitas-ilmu logika-ilmu hakikat-ilmu hikmat (yang terakhir ini utamanya diajarkan dalam dunia agama)

Jadi untuk menyeberang ke dunia metafisika dan bergumul dengan beragam persoalan metafisika itu tak bisa dengan "pikiran kosong" tidak juga dengan pikiran pikiran acak atau spekulatif tanpa ilmu pendamping seperti deretan ilmu yang saya sebut diatas karena bisa tersesat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun