Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jiwa otonom, Ada atau tidak ?

21 Juli 2024   21:18 Diperbarui: 21 Juli 2024   21:20 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Dreamstine

itu sendiri

Kalian sadar tidak bahwa kalian memiliki pikiran,perasaan,akal,hati nurani,hayalan,angan angan,imajinasi, intuisi,kebahagiaan atau penderitaan dlsb.Lalu mengapa hendak mengandalkan alat teknologi untuk menyelidiki semua itu ?

Alat teknologi sejauh menyelidiki manusia hanya bisa merekam gerak material-biologis-kimiawi tubuh atau menangkap sinyal adanya aktifitas otak tapi apa isi jiwa maka hanya kesadaranmulah yang dapat menyadari keberadaannya dan apa serta bagaimana bentuknya

Artinya,gerak jiwa-gerak pikiran-hasrat jiwa itu dimulai dari dalam-tidak dari material tubuh.Trigger fenomena kejiwaan adalah dari dalam jiwa itu sendiri betapapun ada pengaruh dari luar atau dari lingkungan

Dan di era kuantum semua gerak yang dimulai dari materi saat ini konon dapat di amati alat teknologi canggih

Pertanyaannya adalah ; materi tubuh yang "menciptakan jiwa" atau jiwa yang menggerakkan material tubuh termasuk menggerakkan neuron untuk beraktifitas ?

Yang jelas materialist dan dualis punya pandangan saling berlawanan.Materialist beranggapan jiwa otonom itu tidak ada dan seluruh fenomena jiwa dianggap eksistensi material tubuh (tapi pandangan ini kalau benar kan mesti bisa diamati serta di verifikasi alat teknologi)

Sedang dualist memandang material tubuh sebagai alat bagi jiwa untuk eksist di dunia sadar biologis serta tentu di dunia fisik

Sekali lagi,untuk menguji otonomi jiwa latihlah kesadaranmu sebdiri untuk mendalaminya (!) Karena kesadaran adalah alat terbaik untuk mendalami persoalan kejiwaan melebihi peralatan paling canggih sekalipun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun