Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Struktur Kebenaran, Apakah Bisa Diruntuhkan?

2 Juli 2024   17:49 Diperbarui: 2 Juli 2024   18:04 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : Aesthetic of Photografi

KEBENARAN adalah konsep besar dan abadi yang senantiasa ada dan dibicarakan di sepanjang zaman hingga saat ini

Apa itu kebenaran,mungkin tidak banyak orang yang mendalami apalagi menghayatinya secara sungguh hati atau tidak semua mendalaminya kecuali mereka yang mencarinya secara sungguh hati.Apalagi di zaman yang sering disebut era post truth dimana manusia tidak tertarik lagi bicara hal mendalam seperti konsepsi kebenaran dan apalagi yang dikaitkan dengan Tuhan.Sebagian orang di era post truth lebih tertarik membicarakan fenomena fenomena yang terjadi di dunia nampak atau yang tengah menjadi opini dan pembicaraan dunia atau tengah viral di medsos

Yang pasti kebenaran adalah suatu yang memiliki struktur,konstruksi,dimana di dalamnya berjalan suatu system- mekanisme yang memiliki sifat deterministik,baku,permanen-selalu tetap dari zaman ke zaman.Maka kebenaran dalam konsep agama wahyu selalu dikaitkan dengan sesuatu yang tetap,baku dan biasa dimaknai sebagai "hakiki" atau "kebenaran hakiki"

Dengan kata lain kebenaran bukanlah suatu yang essensinya berubah ubah,tak pasti,relatif,probabilistik,chaotik,serba kebetulan (non struktural).Dalam arti lain kebenaran bukan konsep yang identik dengan hal hal non struktural seperti saya sebut dibawah.Hal hal yang serba tak pasti-nampak chaos-berubah ubah itu memang fenomena yang ada dan terjadi dalam kehidupan tapi itu bukan suatu yang bisa meruntuhkan mekanisme kepastian atau konstruksi yang membentuk realitas deterministik. Betapapun nampak kacau kehidupan tapi hukum kehidupan pasti seperti tua,sakit dan mati atau mekanisme  malam ke siang dan sebaliknya tetap tak berubah dan demikian pula dengan hukum alam serta hukum fisika

Maka kebenaran disebut sebagai konsep abadi-selalu ada dan tak pernah berubah dari zaman ke zaman karena ia ditopang oleh struktur-konstruksi- system- mekanisme yang deterministik serta permanen

Dan struktur atau konstruksi yang membangun kebenaran itu terbentang mulai dari dunia nampak hingga dunia gaib (tak nampak).Artinya, kebenaran bukan hanya bicara soal dunia fisik-material semata melainkan realitas secara keseluruhan.System-mekanisme yang membangun apa yang kita kenal sebagai "kebenaran" meliputi keseluruhan yang ada dalam realitas

Sebab itu bagan struktur kebenaran itu dapat manusia temukan baik di dunia fisika maupun metafisika.Dan alat penangkap serta pengelola kebenaran itupun sudah melekat dalam diri manusia ;  dunia indera,akal,hati nurani.Indera menangkap kebenaran fisik-empirik sedang akal menangkap mekanisme-struktur-konstruksi nya dan hati mendalami dan menghayati essensi nya

Contoh ; Dalam sains manusia menemukannya misal dalam hukum alam dan turunannya hukum fisika.Dan keduanya bersifat abadi dan deterministik karena ia adalah penopang kebenaran dalam dimensi fisik

Dalam dunia filsafat manusia menemukan  dan mengkonsep apa yang disebut hukum logika,ini seperti hukum fisika nya dalam dunia fisika.Hukum logika pun bersifat abadi,selalu tetap tanpa perubahan karena ia salah satu penopang struktur kebenaran di dunia metafisika

Dalam agama wahyu manusia menemukan apa yang disebut sunnatullah atau ketetapan Tuhan-hal yang ditetapkan Tuhan untuk ada,itu adalah struktur Ilahiah yang didesain Tuhan untuk mengatur kehidupan secara fisika maupun metafisik.Dan sunnatullah itupun bersifat tetap-abadi.Contoh, dari awal pertama manusia ada hingga saat ini tetap ada tua,sakit dan mati.Tetap ada pergantian siang-malam,musim hujan-musim kemarau,bahagia-derita dlsb.

Nah manusia dapat memahami apa itu "kebenaran" sebagai konsep besar dan universal selama bagan bagan yang menjadi struktur-konstruksinya bisa ditangkap dan difahami

Lalu bagaimana ketika struktur yang membangun kebenaran itu sudah tidak difahami lagi ?

Bagaimana ketika pikiran manusia lebih suka atau lebih fokus atau orientasi pada hal hal seperti kebetulan, relatifisme, prinsip acak,ketakpastian,hal probabilistik, skeptisisme ? (Hal hal non struktural ini ada diwacanakan dalam dunia filsafat maupun sains)

Hal non struktural yang saya himpun diatas memang ada sebagai fenomena dalam kehidupan TAPI itu bukan essensi atau benang merah kebenaran tapi sebenarnya bagian dari mekanisme yang membangun kebenaran itu sendiri.Jadi hal non struktural tersebut bukan suatu yang fungsinya meruntuhkan struktur

BISAKAH KEBENARAN DI DEKONSTRUKSI OLEH PEMIKIRAN MANUSIA (?)

Betapapun misal Derrida semangat melakukan dekonstruksi besar besaran dalam dunia filsafat,Atau betapapun semangatnya kaum skeptis memproklamirkan skeptisisme tapi HUKUM LOGIKA,HUKUM FISIKA, DETERMINISME, SUNNATULLAH TETAP TIDAK RUNTUH (!) ..
Jadi yang di pikirkan Derrida termasuk ide dekonstruksinya hanya kecamuk yang ada dalam alam pikirannya,Tapi realitas kan otonom dari apa yang dipikirkan manusia

Betapapun saat ini orang begitu antusias bicara prinsip ketakpastian,prinsip acak- probabilistik,superposisi kuantum, Schrodinger cat,dark matter-dark energi tapi HUKUM FISIKA TIDAK RUNTUH !

Betapapun saat ini orang menghujat agama,mengolok olok ayat kitab suci dan membuat beragam narasi ateistik bahkan dengan memakai bingkai atas nama filsafat serta sains tapi SUNNATULLAH TETAP TIDAK RUNTUH !

Maka keruntuhan struktur yang membangun kebenaran di berbagai lini-dimensi seperti hukum fisika,hukum logika maupun sunnatullah itu sebenarnya hanya ada dalam ilusi,Ilusi yang orang wacanakan dalam sains,filsafat maupun agama.Ilusi nya hanya bermain dalam alam pikiran manusia tapi tak ada ilusi yang bisa meruntuhkan kenyataan. Kenyataan nya hal hal yang membangun struktur kebenaran disegala lini itu tetap ada dan manusia tetap tak bisa keluar dari padanya

Atau bahkan ketika di dunia kuantum realitas di reduksi pada suatu yang memiliki karakter serba tak pasti, probabilistik,ambigu,tapi itu tak meruntuhkan hukum fisika di dunia klasik.Deskripsi saintifik yang lahir dari pengamatan manusia di dunia kuantum hanyalah laporan pandangan mata para pengamat dan bukan laporan tentang ditemukannya realitas yang dasarnya ambigu,chaos dan tak pasti,semua itu hanya pengamatan manusia dan bukan berarti itulah hakikat realitas

Keluar dari struktur kebenaran ? Pastinya hanya ilusi ...Mr.Derrida pun tetap tua,sakit dan mati meninggalkan pemikirannya  .. ia mewacanakan dekonstruksi tapi ia tak bisa mendekonstruksi sunnatullah yang telah ditetapkan sang pencipta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun