Nah manusia dapat memahami apa itu "kebenaran" sebagai konsep besar dan universal selama bagan bagan yang menjadi struktur-konstruksinya bisa ditangkap dan difahami
Lalu bagaimana ketika struktur yang membangun kebenaran itu sudah tidak difahami lagi ?
Bagaimana ketika pikiran manusia lebih suka atau lebih fokus atau orientasi pada hal hal seperti kebetulan, relatifisme, prinsip acak,ketakpastian,hal probabilistik, skeptisisme ? (Hal hal non struktural ini ada diwacanakan dalam dunia filsafat maupun sains)
Hal non struktural yang saya himpun diatas memang ada sebagai fenomena dalam kehidupan TAPI itu bukan essensi atau benang merah kebenaran tapi sebenarnya bagian dari mekanisme yang membangun kebenaran itu sendiri.Jadi hal non struktural tersebut bukan suatu yang fungsinya meruntuhkan struktur
BISAKAH KEBENARAN DI DEKONSTRUKSI OLEH PEMIKIRAN MANUSIA (?)
Betapapun misal Derrida semangat melakukan dekonstruksi besar besaran dalam dunia filsafat,Atau betapapun semangatnya kaum skeptis memproklamirkan skeptisisme tapi HUKUM LOGIKA,HUKUM FISIKA, DETERMINISME, SUNNATULLAH TETAP TIDAK RUNTUH (!) ..
Jadi yang di pikirkan Derrida termasuk ide dekonstruksinya hanya kecamuk yang ada dalam alam pikirannya,Tapi realitas kan otonom dari apa yang dipikirkan manusia
Betapapun saat ini orang begitu antusias bicara prinsip ketakpastian,prinsip acak- probabilistik,superposisi kuantum, Schrodinger cat,dark matter-dark energi tapi HUKUM FISIKA TIDAK RUNTUH !
Betapapun saat ini orang menghujat agama,mengolok olok ayat kitab suci dan membuat beragam narasi ateistik bahkan dengan memakai bingkai atas nama filsafat serta sains tapi SUNNATULLAH TETAP TIDAK RUNTUH !
Maka keruntuhan struktur yang membangun kebenaran di berbagai lini-dimensi seperti hukum fisika,hukum logika maupun sunnatullah itu sebenarnya hanya ada dalam ilusi,Ilusi yang orang wacanakan dalam sains,filsafat maupun agama.Ilusi nya hanya bermain dalam alam pikiran manusia tapi tak ada ilusi yang bisa meruntuhkan kenyataan. Kenyataan nya hal hal yang membangun struktur kebenaran disegala lini itu tetap ada dan manusia tetap tak bisa keluar dari padanya
Atau bahkan ketika di dunia kuantum realitas di reduksi pada suatu yang memiliki karakter serba tak pasti, probabilistik,ambigu,tapi itu tak meruntuhkan hukum fisika di dunia klasik.Deskripsi saintifik yang lahir dari pengamatan manusia di dunia kuantum hanyalah laporan pandangan mata para pengamat dan bukan laporan tentang ditemukannya realitas yang dasarnya ambigu,chaos dan tak pasti,semua itu hanya pengamatan manusia dan bukan berarti itulah hakikat realitas
Keluar dari struktur kebenaran ? Pastinya hanya ilusi ...Mr.Derrida pun tetap tua,sakit dan mati meninggalkan pemikirannya  .. ia mewacanakan dekonstruksi tapi ia tak bisa mendekonstruksi sunnatullah yang telah ditetapkan sang pencipta