Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Fahami makna obyektif secara fleksibel

16 Juni 2024   20:41 Diperbarui: 16 Juni 2024   20:47 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah terkait agama maka untuk menilai agama secara obyektif tentu harus mengacu pada substansi atau essensinya.Dan essensi-substansi dari ajaran agama wahyu adalah apa yang diajarkan oleh firman Ilahi.Dan bukan misal menilai agama dari perilaku orang orang yang klaim beragama karena belum tentu semua perilakunya sesuai dengan ajaran agamanya

Bayangkan misal kalau mendengar ada ustadz terlibat kasus pelecehan seks,Ada bom bunuh diri,ada yang berpakaian serba hitam dan bercadar lalu bikin narasi "itulah islam" ..Nah apakah itu berdasar penilaian obyektif ? Kan itu semua tidak sesuai dengan essensi dan substansi dari ajaran agama itu sendiri.Maka narasi diatas hanya penilaian yang tidak obyektif alias tidak berdasar substansi serta essensinya

Jadi intinya fahami makna obyektif itu secara fleksibel jangan misal secara kaku memahami makna obyektif sebatas hanya  sebagai suatu yang mesti bisa ditangkap dan diterima secara umum lalu dilawankan dengan istilah subyektif

Terus bagaimana kalau yang memahami sesuatu secara obyektif itu justru individu individu tertentu yang tahu,faham, mengerti atau mengenal obyek tersebut dan bukan orang orang pada umumnya ?

Terus yang tahu lebih banyak itu kita nilai sebagai "subyektif" (dalam artian negatif-dianggap bukan kebenaran) karena umum tidak menerimana ? ...paradox sekali bukan ..

Jadi nilai dan fahami sesuatu itu secara obyektif dan makna obyektif disini bukan menurut ukuran penangkapan serta pemahaman umum tapi sesuai hal sebenarnya atau sesuai essensi-substansi dan definisi obyek tesebut

.........

Pendapat seorang komentator atas artikel saya diatas.Dari @bryan try anugerah ;

"Dalam konteks yang Anda jelaskan, memahami makna "obyektif" secara fleksibel sangat relevan. Berikut adalah beberapa poin penting yang bisa diperhatikan:

1. **Dua Makna Obyektif**: Seperti yang Anda tunjukkan, ada dua makna yang berbeda dari kata "obyektif":
   - **Obyektif dalam Konteks Esensial**: Ini merujuk pada pemahaman yang sesuai dengan esensi, substansi, atau atribut yang melekat pada obyek itu sendiri. Contohnya adalah pengetahuan dokter terhadap penyakit pasien atau pengetahuan mendalam beberapa individu terhadap suatu agama.
   - **Obyektif dalam Konteks Umum**: Makna ini sering kali diinterpretasikan sebagai sesuatu yang bisa diterima atau dimengerti oleh semua orang, tidak terbatas pada segelintir individu yang memiliki pengetahuan khusus.

2. **Pandangan Umum vs. Khusus**: Dalam beberapa kasus, penilaian obyektif sering kali dikaitkan dengan pendapat atau pengetahuan yang berlaku umum. Namun, seperti yang Anda contohkan, kebenaran atau pemahaman yang lebih mendalam terkadang hanya dimiliki oleh segelintir orang yang memiliki keahlian atau pengalaman khusus terhadap obyek tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun