Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Fahami makna obyektif secara fleksibel

16 Juni 2024   20:41 Diperbarui: 16 Juni 2024   20:47 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : YOURDICTIONARY

Terus misal kalau ada pernyataan "kebenaran itu harus obyektif-tidak boleh subyektif" katanya,Nah kalimat obyektif yang dimaksud itu apakah "harus sesuai dengan obyeknya" seperti contoh diatas ataukah "harus diterima oleh umum " -tidak boleh diketahui hanya oleh pribadi pribadi ?

Kalau mengacu pada contoh diatas justru terbalik karena ada kemungkinan kebenaran obyektif itu hanya bisa diketahui oleh beberapa orang atau bahkan oleh seorang saja seperti kasus dokter yang memeriksa pasien

Oke mari kita perlebar permasalahan ;

Yang paling tahu secara obyektif persoalan agama kira kira siapa sih ? Ya tentu tidak semua orang atau umumnya karena belum tentu semua orang mempelajari dan mendalami.Maka kalau yang tahu secara obyektif persoalan agama hanya sebagian maka itu wajar

Tapi ketika yang sebagian itu menyampaikan agama ke khalayak malah sebagian berkata "itu kan ranah subyektif" katanya hanya karena tidak semua orang memahami dan menerima agama

Terus apa agama harus obyektif dalam arti diterima dan difahami semua orang ? Kan yang mendalami juga tidak semuanya.Ini sama dengan kasus diatas bahwa yang bisa tahu secara obyektif (sesuai essensi-definisi-kenyataan) suatu obyek adalah tidak semua orang secara umum tapi terbatas hanya yang betul betul tahu dan mendalami obyeknya

Ada orang yang selalu menilai agama sebagai subyektif karena penjelasannya tidak pernah final katanya sehingga sering menimbulkan multitafsir dan pertentangan diantara para pemeluknya sendiri

Dianggap se subyektif apapun agama tapi penjelasan paling obyektif tentang agama tetaplah yang berupaya mengacu pada essensi-substansi dan definisinya-bukan penangkapan umum yang misal tidak mendalami.Apalagi penjelasan tentang agama yang berasal dari fihak luar agama seperti penjelasan ala evolusionis atau antropologis atau orientalis yang selalu memberi penjelasan yang bukan mengambil dari substansinya

Betapapun dalam internal agama di stigma sering menimbulkan pertentangan tapi unsur kesepakatannya toh tetap ada terutama terhadap hal hal yang bersifat essensial

...........

Jadi bagaimana menilai sesuatu termasuk misal agama secara obyektif ? Secara obyektif artinya ya sesuai essensi atau definisi atau atribut yang melekat pada obyek tersebut dan bukan menilai dengan mengacu pada pandangan umum karena tidak semua tahu,faham dan mengenal obyek

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun