Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Teori Sains vs Obyek Sains

2 Mei 2024   09:02 Diperbarui: 2 Mei 2024   09:20 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya kadang jengkel selalu saja ada tuduhan "tak faham teori" ketika saya mengkritisi suatu teori tertentu.Mereka adalah kaum yang beranggapan "karena teori sains konsepnya dibikin canggih-dengan metode ilmiah ketat maka hasilnya seolah pasti selalu valid"

(BULLSHIT.ini sebenarnya  anggapan orang awam).Mereka tak melihat pada OBYEK apa yang tengah dihadapi teori tsb

Ada konsep teori dalam artian konsep baku yang telah dibuat secara khusus dalam dunia sains sebagai alat sains mengamati beragam obyek yang ada di alam.Dan ada "teori sains" dalam artian ketika sudah bicara obyek tertentu.Itu dua hal yang mesti dibedakan

Konsep teori formal itu ibarat mesin yang belum dipake, masih bersih masih belum diketahui kelebihan atau kekurangannya. Nah ketika sudah dipakai mengelola beragam obyek barulah kita akan mengetahui kelebihan maupun kekurangannya

Artinya kualitas konsep teori sains yang sudah di konsep sistematik-metodologic itu akan terlihat ketika ia sudah berhadapan dengan mlti ragam obyek. Orang awam tidak melihat pada multi ragam obyeknya tapi lebih terpesona pada konsep sains yang  memang dibikin sangat metodologis tsb

Padahal kalau yang namanya teori sains dalam artian konsep formalnya itu mau tak faham gimana karena penjelasan formalnya ada di Wiki

Masalahnya adalah ketika konsep teori itu mau digunakan atau di praktekkan sains untuk mengelola beragam obyek yang sangat plural apakah konsep teori sains itu selalu cocok,Apakah tidak mengalami kendala.Atau apa kekurangan dan kelemahan teori sains ketika berhadapan dengan obyek tertentu.

Maka disitulah kita mesti menguji pemahaman kita yang sesungguhnya terhadap teori sains tsb jangan sekedar hafalan formal via Wiki.Jadi kita harus faham teori sains itu justru ketika ia sudah diuji coba oleh berbagai obyek yang diselidiki sains.Kita akan tahu dimana kelemahan teori sains yang langkah metodologisnya demikian ketat itu justru ketika berhadapan dengan beragam obyek sulit

Artinya,kita harus melihat teori sains itu dari berbagai sisi dan sudut pandang,dari kelebihan sekaligus dari kekurangannya. Awam cenderung melihat dari satu sisi yaitu sisi kelebihannya melulu

Karena saintis sejati yang ada dilapangan pasti mengakui bahwa dalam sains ada yang dikategori obyek mudah dan ada obyek sulit,obyek sederhana dan rumit-komplek.Saintis sejati pasti tak akan ada yang berkata "teori sains paralel dengan fakta".Karena mereka tahu sains juga berhadapan dengan obyek yang faktanya tidak se utuhnya diketahui bahkan tidak diketahui sama sekali !

(Maka terhadap obyek yang variabel utamanya tak bisa diketahui paling sains menarik hipotesa dari bukti tak langsung yang tentu saja derajatnya beda dengan fakta sesungguhnya)

Konsep teori dalam sains memang dibuat dengan langkah ilmiah se canggih mungkin bahkan mungkin superketat. Metodenya dibuat berjenjang sehingga tahapan per tahapan dipraktekkan secara sistematik. Masalahnya adalah ; Apakah tiap langkah superketat dalam teori sains itu selalu dapat dipraktekkan ketika berhadapan dengan obyek sulit (?)

Disini masalah teori sains yang sesungguhnya bakal ditemukan,justru ketika ia berhadapan dengan obyek sulit.Ini yang orang awam sering tidak fahami.Bagi orang awam karena teori sains itu konsepnya atau metode nya dibikin canggih seolah "hasilnya dijamin valid" ... Itu sebenarnya cuma ilusi

Yang namanya teori sains secanggih apapun itu produk manusia maka penerapannya dilapangan ketika berhadapan dengan beragam obyek yang plural-kompleks akan mencerminkan kelebihan sekaligus kekurangan manusiawi.Karena sains itu sejauh manapun ia melangkah dan di praktekkan tak akan lepas dari kapasitas manusiawi dan mustahil melampaui kapasitas manusiawi.

Sekarang coba bayangkan bila sains mau bicara teori multiverse atau teori of everything atau asal usul semesta apa itu semudah teori tentang kentang atau kelinci yang barangnya bisa dibawa ke laboratorium ? Itu analogi sederhananya

Saya itu kalau lihat teori sains BUKAN LIHAT KONSEP TEORI SAINS NYA tapi lebih melihat ke OBYEK APA YANG SEDANG DI BICARAKANNYA.Dan apa kendala yang ditemukan saat berhadapan dengan obyek sulit.(Kalau obyek mudah tak perlu dibicarakan)

Konsep teori sains itu sudah di buat baku-di formal kan tapi masalahnya tidak selalu semua langkahnya dapat dilakukan ketika berhadapan dengan beragam obyek yang tidak sama karakteristiknya

Coba pikir ketika sains mau ikut bicara NDE, coba pikir ketika sains mau ikutan bicara orang kesurupan atau ketika sains mau ikutan bicara soal kejiwaan,Apakah teori yang dibuatnya selalu kompatibel dengan obyek ? Selalu cocok dengan semua obyek apapun ?

Karena tipikal saintis itu mereka seolah mau masuk bicara obyek apapun yang ada dalam kehidupan ini.Padahal tak semua obyek yang ditemukan oleh sains cocok dengan konsep teori yang dibuat

Mau tahu kapan teori sains membentur cadas karena seluruh langkah ilmiah super canggihnya sudah tak bisa di praktekkan ? Itu bisa saja terjadi misal ketika berhadapan dengan obyek yang bersifat mistis-gaib

Coba ujicoba oleh anda; hadapkan teori sains dengan obyek yang anda mau uji coba kan,...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun