Merenungi keberadaan sains di dunia manusia adalah ibarat tahap awal dari upaya mengenal diri manusia secara utuh.Bila sains tidak bisa mengungkap manusia secara seutuhnya kecuali aspek biologisnya maka kita mesti mencari jalan lain diluar itu.Bila kita berhenti hanya pada sains maka kita akan mengenali diri kita sebatas tak beda jauh dengan benda benda alam lain atau hewan hewan disekitar kita,Apalagi ada teori sains yang menempatkan manusia sebagai seketurunan dengan hewan
Coba saja anda dalami dengan kebijakan akal budi ; manusia sanggup melahirkan peradaban tinggi yang tidak dapat digapai oleh hewan manapun,tentu melalui ilmu pengetahuan yang dimiliki nya,baik fisik maupun metafisik.Sekarang dengan prestasi seperti itu mengapa manusia tidak berupaya untuk memahami dirinya secara lebih utuh atau berupaya mengangkat derajat nya ke level tertinggi sehingga bisa berbeda jauh dengan para hewan bukan saja secara fisik tapi juga secara metafisik
Tapi seperti sudah saya paparkan ; Itu tidak akan pernah bisa dilakukan hanya dengan melalui sains. Untuk mengungkap dan memahami hakikat dirinya secara lebih utuh manusia perlu disiplin keilmuan lain yang bisa mengakomodasi berbagai pertanyaan metafisis yang tidak pernah bisa dijawab oleh sains.Dan itu sudah biasa manusia lakukan melalui filsafat dan agama
Tapi sayang dewasa ini sudah banyak orang terpapar ideologi materialisme yang menyamakan nilai-derajat manusia tak lebih beda dengan benda benda material alam lain,mereka dengan bangga memproklamirkan "filsafat telah mati" dan mereka menilai rendah pertanyaan pertanyaan metafisis semisal pertanyaan apa hakikat hidup atau hakikat manusia
Padahal bila kita mengacu pada level-tahapan kualitas kesadaran maka kesadaran akan hal hal mendalam yang melampaui dunia kebendaan yang digumuli oleh sains sebenarnya level kesadaran tertinggi yang dapat digapai oleh manusia,disana terdapat keagungan dan ketinggian manusia yang membedakan nilai manusia dengan hewan
Bayangkan,kalau kita memakai acuan sains dalam menilai apa itu "kesadaran" maka kesadaran yang dapat diungkap oleh sains tak lebih jauh dari kesadaran biologis yang berkaitan dengan tubuh.Tapi manusia bukan hanya tubuh,ia memiliki unsur selain tubuh yaitu ruhani yang menjelma dari unsur ruh-bukan materi.Karena manusia punya ruhani itulah manusia memikirkan hal hal yang ruhaniah yang bukan berdimensi materi
Tapi kesadaran ruhaniah itu kan sesuatu yang tidak pernah bisa diungkap oleh sains sehingga filsafat dan agama sebagai institusi keilmuan lain yang berupaya menggali identitas nya
Yang kita kuatirkan adalah sebuah dunia dimana penghuninya kebanyakan sudah tidak lagi mengenal kesadaran ruhaniah-mengenal manusia lebih sebagai makhluk dengan kesadaran dan hasrat biologis.Dan mereka tidak peduli soal hakikat diri maupun kehidupan karena terlanjur terpukau pada pencapaian sains yang bersifat materi
Padahal ketinggian manusia bila dinilai secara kualitas kesadaran itu terdapat pada hal yang bersifat ruhaniah,karena disitu sekali lagi ; letak perbedaan signifikan manusia dengan golongan hewan.Maka menemukan atau menyadari adanya kesadaran ruhaniah adalah seperti menemukan hakekat terdalam dari diri manusia yang sains pun tak bisa menjangkaunya karena alam ruhani bukan bagian dari dimensi material yang biasa digumuli oleh sains
Dewasa ini hakekat manusia sebagai makhluk yang berkesadaran ruhaniah memang sangat urgent untuk didalami mengingat gelombang materialisme efek makin majunya teknologi kemudian munculnya upaya ilmiah untuk mendeskripsikan manusia sebagai semata "makhluk otak"-produk materi otak melalui neurosains mulai di propagandakan.Padahal itu bukanlah metode sains yang dapat mengungkap rahasia dunia alam ruhani manusia.Karena alam ruhani,jiwa manusia terlalu dalam dan terlalu kompleks bila sekedar mau digali oleh infrastruktur ilmu saraf
Saraf manusia adalah infrastruktur sarana tempat berlalu lalangnya vibrasi gelombang pikiran di dunia sadar biologis tapi apa isi pikiran,kemana mengarah nya itu tidak ditentukan oleh fungsi saraf tapi oleh hasrat hasrat dalam jiwa yang tidak akan bisa dideteksi manusia ahli neurosains sekalipun.
...........
Manusia sudah biasa mengamati alam dan seisinya dan memahaminya sebagai himpunan benda benda material,ini saintifik tentunya,semua tentang benda ada dalam sains
Tapi ketika ia diminta mengamati kedalam dirinya sendiri untuk menjelaskan APA dirinya,Apakah seperti benda benda alam lain ? ...Maka ia mendapati sesuatu dalam dirinya yang lain yang bukan materi karena ia memiliki kesadaran dan berkehendak bebas, Apapum bisa diperbuat manusia,mau yang baik ataupun yang buruk,mau yang benar ataupun yang salah,Dan itu suatu yang tak bisa dilakukan oleh benda benda yang berbahan materi yang ada di alam yang seperti tunduk pada satu hukum yaitu hukum alam atau hukum fisika sebagai turunannya
Mengapa manusia memiliki kehendak bebas sedang benda benda alam tidak ? Jawaban sederhananya tentu adalah karena ia makhluk hidup yang bukan hanya terdiri dari materi karena kalau dirinya hanya himpunan materi lalu mengapa harus memiliki kehendak bebas untuk melakukan apapun ?
Ketika manusia mengamati dirinya sendiri ia mendapati manusia sebagai makhluk berkesadaran yang bisa berkehendak bebas membuat apapun yang diingininya.Lalu terciptalah beragam benda teknologi sebagai pengejawantahan adanya sifat kehendak bebas manusia
Tubuh manusia memang terikat dengan hukum fisika yang paralel dengan mekanisme biologis tubuh.Tubuh manusia pada awalnya lahir sebagai bayi bertumbuh menjadi dewasa lalu menjadi tua dan akhirnya mati.Tapi pikiran manusia seperti tak terikat dengan hukum fisika bahkan ketika tubuhnya secara biologis perlu makan pikirannya bisa menahannya bila bermaksud puasa.
Itulah,manusia mendapati pikiran dan kesadarannya tidak terikat hukum fisika sebagaimana seluruh materi di alam
Kemudian manusia berpikir lebih jauh lagi tentang sang pencipta alam,berbekal pengetahuan tentang dirinya yang berkesadaran dan memiliki kehendak bebas tidak sebagai mana benda benda.Ia berpikir mengapa tidak boleh disebut pantas-ideal kalau ada entitas yang memiliki kesadaran dan kehendak bebas untuk menciptakan benda benda alam sesuai kehendaknya sebagaimana manusia memperbuatnya terhadap benda benda teknologi (?)
Apalagi bila melihat beragam hewan yang bentuknya beraneka rupa,desain desain unik yang secara logika hanya mungkin dibuat oleh entitas berkesadaran.Mustahil materi maupun energi yang menciptakannya sendiri karena materi maupun energi adalah bahan pembentuk benda benda,Mungkinkah bahan bisa membentuk wujud dan desain dirinya sendiri
Di zaman dulu narasi seperti yang saya sampaikan diatas mungkin akan dianggap hal biasa yang sudah biasa publik dengar melalui ceramah,Tapi di zaman milenial ini dimana pengaruh perkembangan teknologi berimbas ke merambahnya pandangan materialistik maka narasi diatas memiliki makna mendalam dan memiliki relevansi nya tersendiri dengan kenyataan
Bayangkan narasi evolusionis yang mensejajarkan manusia dengan hewan tanpa mempedulikan perbedaan unsur ruhaniahnya, Terus indoktrinasi materialist melalui disiplin neurosains yang hendak menggambarkan fenomena jiwa manusia sebagai hanya hasil kerja materi daging otak tanpa ada peran ruhani (non materi) yang otonom seperti yang dilakukan Ryu hasan C.s sungguh melukai harkat ruhaniah sekaligus kemanusiaan kita yang dalam agama wahyu demikian dimuliakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H