Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa yang Menggerakkan Pikiran?

31 Desember 2023   06:35 Diperbarui: 31 Desember 2023   09:45 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : Fokus jabar

Kalau pikiran adalah sebentuk atom atau sebentuk partikel elementer maka berpikir berarti bergeraknya atom atau partikel elementer dan kemungkinan masih akan bisa dibaca oleh mikroskop elektron tercanggih atau MRI,EEG atau alat scan medis

Misal ketika manusia tengah berpikir apakah mikroskop elektron dapat menangkap gerak partikel yang masih dapat diamati ?

Kalau pikiran adalah suatu yang berbentuk partikel maka ISI pikiran bentuknya bagaimana-seperti apa dan cara mengetahuinya bagaimana ?

Nah otak dan system saraf adalah bahan yang berbentuk MATERI, keduanya dapat direkam atau di scan alat,bisa dilihat,masih bisa diamati mata walau saraf sangat halus.Tapi PIKIRAN yang bergerak atau berlalu lintas didalam system saraf tidak bisa di scan alat medis,karena pikiran bukan berbentuk partikel

Ini seperti jaringan properti PLN,kita dapat melihat bentuk fisiknya (kabel trafo dlsb),tapi arus listriknya tidak bisa kita lihat secara langsung.Tapi pikiran bukan semacam energi listrik yang dapat diukur,diatur dan dikelola manusia karena dalam pikiran terdapat suatu yang bersifat ruhaniah,yang hidup,yang memiliki sifat personal

PIKIRAN,adalah sebuah rahasia besar dalam realitas yang belum tergali secara lebih jauh dan lebih dalam.Sains lebih fokus mengelaborasi materi dan energi tapi sains tidak bisa menjangkau PIKIRAN. Padahal didalamnya terdapat rahasia besar yang mewujudkan realitas

Saya orang yang ingin mengelaborasi soal PIKIRAN sebagai unsur lain pembentuk realitas setelah materi dan energi,Dan merevolusi pemahaman manusia terhadap realitas yang selama ini seolah lebih banyak didominasi oleh cara sains

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun