Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Manusia Jatuh pada Absurdisme

21 September 2023   09:46 Diperbarui: 21 September 2023   09:52 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan benar salah-dalam kebenaran berdasar logika itu bukan berdasar dan bukan bersandar pd prinsip inderawi-empirisme tapi berdasar prinsip kemasuk akalan-argument yang masuk akal.Maka menyebut "masuk akal" itu tak harus untuk hal hal yang melulu empiris atau memiliki bukti empirik langsung atau bisa dibuktikan langsung secara empiris

Maka bila ingin piawai bermain logika hal mendasar yang mesti difahami adalah ; MUSTAHIL SELURUH REALITAS ITU EMPIRIS DAN BISA DI EMPIRISKAN.Nah akal-logika bermain di wilayah empiris sekaligus non empiris,fisika sekaligus meta fisika.Maka memparalelkan logika hanya dengan prinsip empirisme-obyek empirik berarti yg bersangkutan tidak faham prinsip dasar bermain logika serta kebenaran berdasar logika

...........

Nah seperti saya ungkap di awal dlm ranah logika pencarian kebenaran bedasar logika itu mesti berujung pada pemahaman akan benar-salah yang jelas-terang benderang-tidak boleh absurd

Lalu mengapa dlm ranah filsafat malah ada pemikiran absurdisme ?

Itu adalah contoh bahwa dlm ranah filsafat tidak semua persoalan filosofis atau persoalan terkait kebenaran berakhir dengan pemahaman benar-salah yang jelas-terang benderang atau "hitam-putih" sebagian memuarakan persoalan itu pada prinsip relativisme,nihilisme,skeptisisme serta absurdisme.Walau tidak semua filosof memuarakan persoalan kebenaran pd prinsip seperti itu.Para filosof berkarakter religius misal,mereka menemukan jawaban atas beragam persoalan kebenaran itu pada ranah ketuhanan,Tuhanlah yang membuat persoalan kebenaran jadi terang benderang sehingga tidak harus terperosok pada filosofi yang dipandang negatif

............

Apa yg orang cari dan temukan dlm skeptisisme dan nihilisme tentu bukan kebenaran dengan dualisme benar-salah yg jelas-hitam putih.Maka jangan heran kalau orang yang ekstrims memproklamirkan prinsip nihilisme seperti Nietszhe malah ia harus kehilangan akal dalam hidupnya (?)

Maka agama wahyu menyelamatkan pencarian akan kebenaran yang dlm dunia filsafat oleh sebagian di muarakan pada kegelapan skeptisisme dan nihilisme,Karena dlm dunia agama wahyu cara berpikir akal sekaligus muara dari cara berpikir akal itu terus dijaga agar tetap berada dlm koridor dualisme benar-salah yang selalu jelas dan terang benderang-tidak absurd

*"waiting for godot" karya Samuel beckett memang unik,ia spt bisa di interpretasikan bermacam macam,tapi karya sastera tsb sering diparalelkan dengan absurdism atau ketakjelasan

Walau samuel beckett sendiri berkata "jika yang saya maksud dengan Godot adalah Tuhan, saya akan mengatakan Tuhan, dan bukan Godot." Tapi ..sebagian orang mungkin banyak yg menginterpretasikan godot dengan harapan yang diberikan agama atau harapan Ilahiah yang diberikan agama (?) .. entahlah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun