Itu pertama karena data yg masuk kedalam system saraf manusia pasti berbeda beda sesuai pengalaman dari tiap orang yg pasti berbeda beda,Dan kedua,bagaimana seseorang mengolah data yang masuk,kemana mengarahkannya,dengan memakai kacamata cara pandang apa ia mengolahnya itu tidak akan sama
Walau misal data yang masuk pd banyak orang memiliki kesamaan tapi karena cara mengolah,kemana arahnya serta memakai  filosofi kacamata cara pandang apa itu berbeda beda maka menghasilkan output yang berbeda beda
Maka beberapa orang walau memiliki pengalaman yang sama,walau di doktrin secara sama atau memiliki ilmu pengetahuan yg sama tetap belum tentu akan melahirkan manusia dengan kepribadian yang sama atau perilaku yang sama
Itulah kompleksitas jiwa manusia bukan semata terletak dlm system sarafnya tapi utamanya dalam isi jiwanya.Para neurosaintis bisa mem pola kan-merekonstruksi bagaimana system saraf bekerja tapi itu tidak akan membuat mereka mengetahui rahasia isi jiwa tiap orang karena bagaimana isi jiwa itu lebih ditentukan oleh niat,hasrat,kehendak yg pada tiap orang tidaklah sama alias berbeda beda
Maka menyandarkan pengetahuan tentang jiwa manusia semata pada fungsi system sarafnya itu tidaklah tepat karena system saraf tidak paralel dengan isi jiwa.Dan tidak bisa disebut bahwa jiwa adalah produk system saraf karena sebuah system operasi spt system saraf itu berjalan secara mekanis dan mekanismenya sama pd tiap manusia maka ia tidak melahirkan niat,hasrat serta kehendak yang bisa berbeda beda.
Niat dan hasrat yg berlainan hanya bisa lahir dari sesuatu yang karakternya non systemik yaitu sesuatu yang memiliki sifat personal dan itu adalah hati.Bahkan akal pun adalah sesuatu yg systemik dan tidak memiliki sifat personal seperti hati.Hati bukan bagian mekanis dari cara kerja system operasional saraf,Maka hasrat hati itu bisa bersifat misteri walau kedlm otak (system saraf) seseorang misal masuk data yg persis sama
Dengan kata lain manusia memiliki hasrat hati yang bebas dan karenanya lebih bersifat mysteri maka hasrat hatinya itu tidak mekanis mengikuti mekanisme system tertentu,ia murni berkarakter personal-bukan berkarakter systemik
.............
Saat ini ada gagasan teoritis yang menyatakan seolah jiwa yang otonom (dari tubuh) itu tidak ada, seolah jiwa itu murni produk system saraf,maka dengan argumentasi diatas saya membantah teori tsb karena faktanya jiwa tidaklah berjalan secara systemik sebagaimana yang dapat dipolakan dlm system saraf
Maka dari jiwa bisa lahir hal hal yang tidak terpola kan sebelumnya mengikuti pola yang melukiskan bagaimana mekanisme system saraf bekerja
Maka jiwa,kepribadian,perilaku seseorang tak bisa di tentukan atau di prediksi berdasar pengetahuan akan mekanisme system saraf karena spt sy gambarkan diatas system operasi yg terpasang dan hasrat hati itu dua hal yang tidak paralel atau tidak satu garis mekanistik walau tentu saling berinteraksi