Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Merunut Realitas: Materi-Energi-Pikiran

10 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 10 Juni 2023   09:06 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MERUNUT REALITAS : MATERI,ENERGI,PIKIRAN

Apa yang ada dalam pikiran Tesla adalah cara melihat dan memahami alam dengan memakai level kuantum,Bukan lagi misal masih dengan persfective mekanika Newton.Sebuah cara membaca dan memahami realitas alam dengan persfective yang lebih kedalam tentunya.

Pada awal mulanya ada eksistensi energi yang pada frekuensi tertentu bervibrasi menjadi partikel elementer ber massa dan lalu menjelma menjadi materi padat sebagaimana yang nampak pada dunia kasat mata kita.Artinya, dibalik aktualitas dunia nampak maka di level kuantumnya adalah selalu proses serta komposisi seperti yang disebut Tesla ; Ada energi, frekuensi, vibrasi. Maka substansi realitas bukan hanya materi seperti anggapan kaum materialist.Karena di alam semesta materi berpasangan dengan energi (non materi) dalam membentuk realitas alam

Jadi di level kuantum energi itu membentuk materi sedang di level benda atau materi padat menggerakkan mekanisme alam

Dan itu (energi ber vibrasi) bukan saja terjadi dulu saat bigbang saat awal semesta tercipta,saat sekarangpun dibalik materi semesta komposisinya adalah tetap energi, frekuensi dan vibrasi yang membentuk mekanisme di level kuantum.Jadi eksistensi energi tsb bersifat aktual

Apakah semua (yang dinyatakan Tesla) itu akan menjadi batas akhir yang dapat di amati sains dari realitas alam semesta ?
Karena bila orang lalu bertanya ; lalu ada apa dibalik energi,frekuensi dan vibrasi ?

Maka itu akan menggiring orang keluar dari ranah sains dan menuju wilayah metafisik-sesuatu dibalik fisik.Karena bila bicara dibalik itu semua maka yang ada dibalik semua itu adalah PIKIRAN.Ya, PIKIRAN adalah suatu yang diamati dan didalami di ranah metafisika karena pikiran adalah sesuatu yang ada dibalik fisik-bukan lagi suatu yang mekanismenya bersifat fisik

Tapi itulah,saintis pasti familiar dengan obyek kuantum tapi mungkin masih asing dengan obyek pikiran.Dan selama ini kita beraktifitas termasuk berpikir dengan menggunakan pikiran,Tapi apa itu hakikat pikiran mungkin kita tak banyak mendalaminya,Padahal itu essensi terdalam dari semua gerak yang ada di dunia nampak.Itu sama dengan ada struktur komposisi data yang dimasukkan sang programmer dibalik gerak robot AI.Bila robot digerakkan oleh data maka manusia dan alam digerakkan oleh PIKIRAN

Saintis pasti berpikir seperti Tesla bahwa dibalik materi alam yang masih dapat diamati secara inderawi dengan bantuan peralatan sains adalah energi,frekuensi dan vibrasi,Tapi kaum metafisikus berpikiran bahwa itu bukan dasar dari dasar tapi masih permukaan karena dasar dari dasar adalah sebab pertama yang menggerakkan itu semua

Bagaimana memahami bahwa ada pikiran dibalik dunia fisik termasuk dibalik dunia kuantum ? Itu tentu tak bisa lagi diamati langsung secara kuantum.Bagi dunia sains bicara pikiran dibalik dunia fisik mungkin sama dengan bicara dark matter atau dark energi yang tak dapat diamati

Kita hanya bisa bercermin pada manusia sebagai miniatur gambaran realitas alam, bagaimana realitas alam bercerminlah pada manusia

Kita sebagai manusia bisa menyadari dan tahu pasti bahwa dibalik seluruh gerak fisik manusia yang nampak yang kita fahami sebagai "perilaku" itu ada pikiran pikiran,Atau dengan kata lain pikiranlah yang mengendalikan gerak fisik atau perilaku manusia.Lalu,mengapa tidak berpikiran seperti itupula dalam melihat dan memahami gerak alam,Bahwa ada pikiran dibalik gerak fisik alam ? Dan pikiran itu bukan lagi pikiran manusia tentunya

Dengan kata lain, realitas itu bila dirunut  secara menyeluruh maka akan terbentang mulai dari dunia fisik-dunia nampak hingga dunia alam pikiran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun