Contoh metafisika yang berangkat dari manusia sebagai subyek yang menyadari adalah filosofi Descartes,tetapi bila kita melihat dari persfectif Ada atau realitas menyeluruh yang terdiri dari keterbatasan dan ketakterbatasan tersebut maka kesadaran manusia ibarat satu ember kosong yang berhadapan dengan air samudera raya nan luas.
Dalam artian seluas apapun kesadaran manusia berupaya dibukakan se lebar lebarnya untuk mewadahi serta lalu memetakan persoalan persoalan metafisika nan kompleks maka itu ibarat upaya menyiapkan sebuah ember untuk mewadahi air samudera raya nan luas,dalam arti lain teramat banyak obyek-persoalan metafisika yang tidak dapat terwadahi atau tertampung atau tercover oleh kesadaran manusia walau telah berupaya dibukakan selebar lebarnya oleh Descartes atau relah dipetakan kapasitasnya oleh Immanuel kant
Dan artinya landasan prinsipil yang dapat saya tarik dari melibatkan ketakterbatasan atau ranah Ilahiah dalam mendalami metafisika adalah dengan membandingkan seluruh ide ide metafisis yang pernah ada dalam dunia filsafat dengan ide ketakterbatasan atau ide Ilahiah tersebut,saya lalu membandingkan bagaimana menurut manusia dan bagaimana menurut Tuhan,bagaimana penyelesaian ala manusia dan bagaimana penyelesaian menurut Tuhan
Karena seluruh konsep metafisis yang pernah lahir di dunia filsafat dengan beragam bingkai serta kacamata sudut pandangnya adalah upaya mengekpresikan wilayah atau dimensi ketakterbatasan kedalam keterbatasan-kedalam konsep konsep yang tentu saja dibatasi oleh kata kata,definisi, metodologi,kategori,terminologi dlsb.
Artinya metafisika berbeda dengan ranah ilmu fisik, sumbernya berasal dari ketakterbatasan dan akan bermuara kembali kesana,bukan semata pada keterbatasan atau pada konsep konsep yang membatasi walau manusia telah berupayaÂ
Betapapun misal Immanuel kant ingin membuat siatem metafisika yang serba sistematis dan menolak system metafisika yang dianggapnya tidak ilmiah tetapi persoalan metafisika toh tidak selesai ditangan Kant,ia seperti seorang yang berhasil mengantongi seember air samudera tetapi persoalan metafisis yang ditinggalkannya tetap se abreg abreg
Masalahnya,setelah ide ide metafisis dengan beragam problematikanya yang berasal dari wilayah ketakterbatasan itu dituangkan kedalam beragam konsep konsep maka apakah ketakterbatasan itu tuntas atau habis sehingga tak ada lagi yang perlu didalami atau dibahas ?
Itulah uniknya membahas ketakterbatasan analoginya ibarat banyak orang membawa ember untuk mengambil air samudera tetapi samudera seperti tak pernah habis.beda misal dengan membahas ilmu fisik semisak teknologi yang ada batasnya setelah seluruh aspeknya tuntas dibahas
Itu sebab dari ranah metafisika selalu mengalir intuisi intuisi tanpa batas,artinya intuisi intuisi baru selalu hadir tanpa manusia dapat membatasinya,intuisi adalah simbol pikiran yang berasal dari ketakterbatasan-wilayah Ilahiah beda dengan logika sebagai fikiran yang telah dibatasi oleh manusia dengan batasan batasan untuk lalu dimainkan oleh manusia sendiri untuk bermain logika
Itu sebab dalam mencari ilmu saya lebih suka lebih bergantung pada intuisi ketimbang memainkan fikiran yang telah dibatasi oleh batasan batasan aturan logika atau lebih suka mengandalkan intuisi ketimbang bermain logika,karena intuidi mengalir dari ketakterbatasan sedang logika bermain di wilayah yang telah dibatasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H