Tapi sampai ke taraf itu pun atheis tidak bergeming untuk tetap tidak percaya, bahkan sebagian menganggap peristiwa mukjizat seperti itu hanya 'dongeng' (?),sebuah sikap yang sebenarnya jauh dari ilmiah,karena mengingkari suatu fakta dengan menyebutnya sebagai dongeng.padahal peristiwa mukjizat adalah instrument pembuktian ilmiah yang sangat vital dan sangat penting dalam wilayah teistik yang sayangnya sering diabaikan oleh para pemikir ketuhanan kontemporer seperti Karen armatrong.dan padahal peristiwa mukjizat besar itu salah satu poin utama yang bisa membedakan antara agama Ilahiah dengan agama agama buatan manusia yang dalam dunia filsafat cenderung disama rata kan.dan ini efek dari masalah ketuhanan yang terlalu di fokuskan ke verifikasi empiris !
Padahal para teolog selalu mengatakan dan menekankan bahwa Tuhan sebenarnya dapat dibuktikan baik melalui bukti rasional atau bukti eksistensi atau bukti pengalaman per individu tapi tak akan pernah dapat dibuktikan secara objektif empirik sebagaimana halnya obyek sains lain (!)
Artinya,tulisan ini bukan hendak membahas bukti rasional yang telah banyak ditulis para teolog dan bukan pula bukti eksistensi yang telah banyak diperlihatkan melalui para nabi-rasul tapi hendak mempermasalahkan seputar bukti empirik langsung keberadaan Tuhan yang dipermasalahkan kaum atheis utamanya lewat ranah filsafat
(bersambung ke bagian dua)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H