Benalu dalam sains misal adalah ideologi materialisme ilmiah,faham saintisme, termasuk kultus ilmiah terhadap positivisme.atau pandangan yang melekatkan sains misal dengan faham nihilisme atau ateisme.disebut benalu apabila sudah pada taraf memparalelkan atau mengidentikkan sains dengan semua yang disebut itu.atau membingkai sains hanya dengan yang telah disebut diatas tadi
Padahal semua yang disebut diatas itu adalah hanya sudut pandang atau filosofi manusia dalam menyikapi sains atau tafsir filosofis atas sains dan bukan merupakan bagian dari essensi sains karena essensi sains adalah murni prinsip empirisme-prinsip yang murni mengacu pada pembuktian empiris demi mencari kebenaran empirik bukan kebenaran filosofistik
Dengan kata lain, kebenaran murni sainstifik yang sesuai essensi atau hakikat sains adalah kebenaran empiristik bukan kebenaran filosofistik hasil penafsiran filosofis.walau bukan berarti tiap filosofi menyangkut sains itu harus dipandang salah tetapi harus dibedakan antara essensi sains yang otonom dari tiap penafsiran dan penafsiran penafsiran yang bukan essensi sains
Kebenaran essensial tentang api adalah bahwa api itu dzat panas, nah apapun pandangan yang melekatkan api dengan segala suatu dalam kehidupan misal dengan analogi tentang semangat yang membara atau menghubungkan dengan dewa anu dewa anu maka itu adalah bentuk pandangan filosofistik bukan pandangan sainstifistik.Â
Keliru misal kalau memparalelkan pandangan pandangan filosofistik Steven hawking atau Richard dawkins dengan essensi sains karena itu hanya pandangan individu yang dapat kita tolak kalau kita pandang keliru. Kecuali pandangan Steven hawking yang memang murni masih empiristik tentunya
Nah sebab itu essensi sains harus dibedakan dengan tafsir tafsir yang mengelilinginya termasuk seperti ideologi materialisme ilmiah, faham saintisme, faham skeptisisme hingga ateisme atau dengan filosofi filosofi individu masing masing saintis
Faham saintisme misal hanya tafsiran manusiawi atas sains yang ingin menempatkan sains sebagai satu satunya parameter keilmuan serta parameter kebenaran. Dan disebut sebagai pandangan keliru karena ada ranah keilmuan yang sudah tidak bisa ditelusuri serta tidak bisa dikelola dengan menggunakan metodologi sainstifik semisal ranah metafisis dimana di ranah metafisis ini metodologi rasionalistik yang harus mulai lebih banyak digunakan. menggunakan metode sainstifik untuk menelusur persoalan metafisik itu juga dapat membuat banyak kesalah fahaman terhadap agama. Agama dianggap tidak ilmiah karena dianggap tidak empirik padahal itu karena kesalahan penggunaan metodologi karena metode ilmiah itu tentu bukan hanya metode empiris semata
........
Bisakah agama dan sains di 'kawinkan' ?Â
Makna dikawinkan disini adalah disatu padukan-dipertautkan untuk memperoleh pemahaman keilmuan yang lebih tinggi yang level nya bukan lagi semata kebenaran empiristik tapi level kebenaran Ilahiah yang metafisis.atau untuk dilihat dengan persfective lain yang bersifat Ilahiah
Jawabnya adalah : bisa.itu bisa terjadi andai baik agama maupun sains telah dibersihkan atau telah dikarantina kan atau telah dipilah lalu di pisah dari benalu benalu yang melekat pada diri masing masing
Andai misal masih ada pandangan yang melekatkan agama hanya dengan hal mistik dan menganggap agama sebagai suatu yang diluar wilayah ilmu tentu saja hal demikian akan membuat agama menjadi sulit atau tidak bisa dipertautkan dengan sains. Karena agama itu memiliki banyak sisi dan satu sisi nya bersangkutan dengan dunia sainstifik yaitu sisi yang berbicara tentang realitas lahiriah. dari sisi inilah kita akan melihat pertautan agama-sains