Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis, Sebenarnya Untuk Apa dan Untuk Siapa?

13 Februari 2019   17:29 Diperbarui: 13 Februari 2019   19:13 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : Kompasiana.com

Beda dengan  buku catatan harian dimana sang penulis hanya berdialog dengan diri sendiri maka di Kompasiana seseorang berdialog dengan fikiran publik dalam berbagai topik tulisan di mana prinsip prinsip pribadi yang saya sebut diatas itu sadar tak sadar akan ikut bermain atau ikut dimainkan.

Artinya, di Kompasiana kita bisa 'ber eksperiment' memainkan idealisme-filosofi hingga unsur keyakinan pribadi termasuk membiarkannya bertarung secara terbuka dengan berbagai pandangan publik yang berbeda beda dan itulah kepuasan spiritual tersendiri dari menulis di ruang publik bagi seorang 'idealist' yang tengah menguji prinsip prinsip pribadinya mungkin melebihi kenikmatan andai suatu tulisan antri dibaca banyak orang.

Artinya 'kepuasan spiritual' itu bisa terjadi karena di Kompasiana fikiran publik bisa bersentuhan-bergesekan atau bahkan berbenturan dengan fikiran pribadi dan itu akan ber efek kepada pembentukan identitas diri.

Itulah, saya sebut menulis di Kompasiana bermakna bagi pengembangan diri karena disitu kita bergumul dengan fikiran orang lain yang berbeda. dari ruang Kompasiana kita bisa menjelma menjadi individu dengan atribut spiritual yang dapat kita kenali karena terbiasa bercermin pada fikiran orang lain yang berbeda.

Itulah salah satu kenikmatan idealisme dan itu dapat dicapai asal prinsip kita tidak sekedar menjadi pelayan publik misal yang terlalu orientasi pada mengejar jumlah pembaca

Artinya, menulis di Kompasiana tak selalu harus memposisikan diri sebagai pelayan yang melayani selera publik-melayani apa yang diingini publik sebab bila demikian maka konsep pengembangan diri atau pembentukan jati diri tidak akan ada.tetapi bila kelewat orientasi kepada konsep pembentukan-pengembangan diri dimana didalamnya kita mengolah prinsip prinsip pribadi seperti yang saya sebut itu maka bersiaplah kalau tulisan kita tidak diminati banyak orang.

Beda dengan bila ingin membuat tulisan yang dilirik banyak pembaca maka ya tulislah apa yang kira kira menjadi selera mereka, tak perlu terlalu dalam berdialog dengan ideologi-filosofi-prinsip-kacamata sudut pandang yang semua bersifat pribadi itu

Faktor pembaca

Nah ini yang sering jadi masalah bagi sebagian penulis.ada yang sangat memperhatikan kuantitas-jumlah pembaca misal sehingga demi untuk kepentingan itu ia mendesain tulisannya sedemikian rupa termasuk tema pun dipilih sedemikian rupa hanya agar bisa memperoleh respon pembaca yang melimpah.

Baginya tulisan yang sukses adalah yang bisa meraih banyak pembaca artinya secara prinsipil tanpa sadar ia telah memposisikan diri sebagai 'pelayan publik.'

Sedang di sisi lain,tidak seperti wartawan berita yang hanya menulis apa yang ada dalam realitas maka menulis di Kompasiana berbagai macam ide tulisan sangat mungkin akan bermunculan.dan ide ide yang datang sebagian mungkin merupakan ide pribadi yang tidak populer di masyarakat sehingga kemungkinan tidak diminati pembaca sangat besar tapi bila ide itu dikeluarkan maka kita telah mengeluarkan dari alam fikiran kita sesuatu yang mungkin akan berarti bagi diri kita-bagi pengembangan diri kita-bagi pembentukan identitas kita ke depan walau mungki08n tidak begitu berarti bagi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun