Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menuliskan Intuisi

27 Januari 2019   07:35 Diperbarui: 27 Januari 2019   22:02 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menulis saya sudah terbiasa lebih mengandalkan intuisi. bisa disebut 70 persen intuisi dan 30 persen olah fikiran-olah nalar-olah rasa. dan itu bukan tanpa sejarah sebagai sebab.pada masa remaja saya pernah mengalami sakit yang membuat kepala saya banyak disetrum. setelah itu kepala malah terasa cacat karena menjadi pelupa,sulit konsentrasi serta sulit mencerna pelajaran yang rumit rumit semisal matematika.singkat kata kerusakan di bagian syaraf kepala membuat proses berfikir pun menjadi terhambat

Tapi kekurangan itu terbantu dengan sering hadirnya intuisi intuisi kedalam jiwa.intuisi adalah fikiran fikiran yang seolah bisa datang tanpa diundang-tanpa di desain-tanpa rekayasa nalar.ia dapat datang secara tiba tiba tanpa kita duga bahkan tanpa sebelumnya kita memikir mikirkannya.tiba tiba kita bisa mendapai intuisi tentang sesuatu.bisa tiba tiba datang kala tengah diperjalanan atau kala tengah melakukan aktifitas tertentu.tetapi bila tidak segera dituliskan maka intuisi itu dapat hilang kembali oleh lupa.itu sebab dulu kala belum zaman HP saya suka membawa buku tulis kemana pun pergi sampai berpuluh buku bertumpuk tumpuk

Nah bagaimana menuliskan intuisi menjadi sebuah artikel atau tulisan tersusun maka itu bukan suatu proses yang mudah.karena intuisi hadir kedalam kesadaran tidak dalam bentuk kalimat demi kalimat yang sudah tersusun rapi selayaknya sebuah tulisan atau artikel tetapi biasanya dalam bentuk kalimat singkat yang terpotong potong.kadang kata katanya tidak jelas tapi saya dapat menangkap substansi nya. sehingga saya harus mengolah nalar bagaimana supaya dapat menata serta lalu merangkainya menjadi rangkaian kalimat yang tersusun komplit dalam bentuk sebuah tulisan atau artikel

Bandingkan dengan wahyu dimana wahyu diturunkan dengan kalimat yang sudah tersusun komplit dari A-Z sehingga seorang nabi tinggal mengatakannya kepada umatnya

Tetapi intuisi itu tak hadir secara 'gratis'-tanpa sebuah sebab sebagai latar belakang, melainkan sebelumnya kita harus memiliki semacam 'idealisme' tersendiri. misal kalau kita memiliki spirit-semangat untuk mencari cari kebenaran dalam berbagai hal-aspek yang kita temui dalam kehidupan maka intuisi intuisi yang berkaitan dengan hal itu akan datang dengan sendirinya ibarat benih yang bermunculan. ya,intuisi ibarat benih yang harus kita kelola-kita sirami agar tumbuh menjadi ilmu pengetahuan.keistimewaan intuisi adalah ia dapat menghadirkan hal hal baru-aktual, yang belum ada,beda dengan pendidikan di sekolah misal yang memasukkan kedalam fikiran siswa hal hal yang telah ada atau telah terkonsep sebelumnya

Dan bila kita berhasil membuat artikel-tulisan dari benih intuisi yang kita tangkap-kita susun maka itu artinya kita telah membuat benih itu menjadi ibarat pohon yang berakar-berdaun hingga berbuah

Bila saya membaca sebuah buku atau suatu artikel maka disamping berupaya mengolah nalar sebisanya untuk bisa menangkap sesuatu yang dapat dituliskan maka biasanya intuisi intuisi hadir mendampingi baik pemahaman atau sebagai jawaban atas apa yang menjadi masalah atau pertanyaan dari apa yang saya baca.dan bukan hanya melalui bacaan sebagai perantaranya tetapi intuisi pun bisa datang kala kita berhadapan dengan suatu masalah-problematika tertentu yang untuk pemecahannya kita memikir mukirkan nya. maka intuisi intuisi dapat datang yang bila kita susun maka bisa merupakan solusi atau jawaban dari masalah yang kita hadapi

Dengan kata lain intuisi datang kedalam alam fikiran itu seperti potongan potongan puzzle yang terserak sehingga kita harus menyusunnya untuk menampakkan gambar puzzle yang seutuhnya atau seperti beragam material bangunan yang terserak dan bagaimana lalu kita harus menyusunnya menjadi sebuah wujud bangunan yang utuh-dapat berdiri tegak.dengan kata lain intuisi intuisi yang datang itu harus kita analisis,kita rekonstruksi lalu kita bangun sebagai suatu tulisan yang dapat melukiskan suatu gambaran atau maksud tujuan tertentu misal yang substansinya adalah ilmu pengetahuan.

Dengan kata lain,dalam kaitannya dengan intuisi itu maka kegiatan menulis bisa merupakan aktifitas untuk menata, merangkai, menyusun,membangun intuisi intuisi yang terserak menjadi bangunan tulisan yang dapat melukiskan suatu makna-maksud tujuan tersendiri

Dan intuisi yang datang pada tiap orang tentu tidak akan sama melainkan bergantung pada idealisme atau bidang ilmu pengetahuan yang digeluti seseorang atau terhadap masalah apa seseorang itu perhatian.orang yang perhatiannya terhadap sains maka wajar kalau yang datang adalah intuisi intuisi saintifik,yang bergumul dengan problem filsafati maka yang muncul adapah intuisi intuisi filsafati dan yang bergumul dengan masalah keagamaan maka yang hadir adalah intuisi intuisi yang berkaitan dengan masalah itu

Keberadaan intuisi juga menunjukkan bahwa kita-manusia tidak hadir sendirian di dunia ini melainkan ada entitas lain yang diluar kita-yang mendampingi fikiran kita dan mengikuti kemana arah fikiran kita berjalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun