Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bila Seseorang Mencuri Maka Apakah Agamanya yang Harus Divonis Bersalah?

4 Januari 2019   19:45 Diperbarui: 4 Januari 2019   20:03 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : campusnancy.blogspot.com

Contoh 4 ; banyak terjadi perang antar sekte,antar sesama pemeluk agama atau antara satu agama dengan agama lain lalu agama tertentu di vonis sebagai 'agama perang'.padahal andaipun pernah ada perintah perang dalam kitab suci maka itu bukan tanpa alasan yang masuk akal.misal bila ada kaum yang melakukan agresi terhadap kaum yang lain dan melakukan tindakan aniaya terhadap rakyat yang tak berdaya maka suatu keharusan untuk balik memerangi mereka-tidak diam. 

Coba bayangkan tindakan terhadap warga Bosnia-Rohingya-Palestina-Uighur dlsb. dan bayangkan andai mereka tak mampu melakukan perlawanan maka kerusakan akan meniadi semakin massif.Rasul dulu mengangkat pedang karena bila hal itu tidak dilakukan maka agama akan lenyap-misi Tuhan akan gagal karena para pemeluk agama saat itu di kejar kejar untuk dihabisi.maka saat itu perang untuk mempertahankan diri serta memperjuangkan misi Ilahi menjadi kewajiban. atau bayangkan bila Nazi-Jepang serta kolonial Belanda tidak dihentikan dengan perang ?

Jadi di dunia ini ada perang itu karena ada fihak yang salah,ada fihak yang lalim-aniaya,ada fihak yang melakukan kejahatan terhadap sesam dan bila tak balik diperangi maka mereka akan makin merajalela.coba berapa juta orang yang jadi korban kebiadaban Nazi saat PD II dan tanpa balik diperangi apakah kekuatan Nazi bisa lenyap ? .. sehingga melihat perilaku jahat manusia  terhadap sesamanya itu tidak wajarkah apabila suatu saat Tuhan pernah memerintahkan umatNya untuk berperang demi untuk melawan kejahatan ?

Lalu mengapa agama tertentu di vonis sebagai 'agama perang' atau 'agama pedang' dan bahkan Tuhannya pernah di vonis sebagai 'Tuhan pembunuh' ? apakah tidak melihat kepada realitas yang melatar belakanginya ?

Memang ada juga orang yang melakukan perang dengan mengatas namakan agama tetapi bukan untuk menegakkan agama atau menegakkan keadilan tetapi untuk tujuan agar ia bisa menggenggam kekuasaan,hal itu banyak terjadi dalam sejarah dan untuk hal demikian sekali lagi agama tidak boleh dipersalahkan sebab yang harus dipersalahkan tetaplah manusia yang memiliki sifat haus akan kekuasaan

Contoh 5; agama dipersalahkan karena dibawa ke panggung politik.

Sebenarnya tak ada larangan membawa agama ke panggung politik-tak ada ayat yang melarang untuk itu bila tujuannya adalah murni demi untuk menegakkan agama-kebenaran-keadilan-dimasyarakat. tetapi masalahnya banyak yang membawa agama ke panggung politik tetapi bukan untuk kepentingan agama-bukan demi ber amar makruf nahi munkar (menegakkan kebenaran dan melenyapkan kebatilan) tetapi hanya demi untuk kepentingan duniawi semata-untuk memperoleh kekuasaan dan harta duniawi.agama sering disalahkan karena dijadikan jargon politik padahal yang bersalah bukan agama tapi pelaku politiknya,itupun bila tujuannya semata adalah kekuasaan semata
.........

Itu adalah beberapa contoh dimana agama tidak ditempatkan secara otonom dari manusia sehingga selalu diparalelkan dengan perilaku para penganutnya atau ikut di vonis sebagai pihak yang bersalah-di stigmakan secara negatif-di pandang miring karena ulah para pemeluknya.padahal agama harus ditempatkan secara otonom bahkan dari para pemeluknya.apa yang dilakukan para pemeluk agama belum tentu merupakan representasi dari agama yang ia peluk.jangan pernah menilai agama semata dari pemeluknya sebab, bagaimana kalau ia melakukan suatu yang berlawanan dengan agama nya misal ?

Atau bila para pemeluk agama tertentu banyak yang miskin serta kudisan, maka apakah agama tertentu itu layak disebut agama orang miskin atau agama orang kudisan misal ? Tentu tidak sebab itu cuma faktor kebetulan semata dan tak berhubungan sama sekali dengan substansi agama

Atau dengan kata lain,jangan pernah memparalelkan agama dengan perilaku para penganutnya,bahkan dengan pandangan para penganutnya,sebab pandangan atau tafsiran para penganutnya itu dapat berbeda beda dan dapat salah

Itu sebab bagi saya sampai kapanpun ada stigma stigma negatif terhadap agama akibat perilaku para penganutnya maka penilaian saya terhap Tuhan-agama tidak akan pernah bergeming atau berubah karena saya memiliki filosofi cara pandang terhadap Tuhan-agama tersendiri yang tidak diparalelkan atau dicampur adukkan atau disandarkan pada perilaku penganut nya yang bisa salah atau bahkan bisa bertentangan dengan agama yang dipeluknya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun