Ya,kehidupan serta apa yang ada atau terjadi didalamnya selalu harus kita lihat dari dua sisi-dari dua sudut pandang sehingga pandangan kita menjadi menyeluruh dan utamanya BERIMBANG.dua sisi yang berbeda atau yang nampak berlawanan itu lalu kita rajut atau kita harmonisasikan agar dapat menjadi sebuah kesatuan
Tahun baru adalah sebuah realitas dalam kehidupan umat manusia yang terjadi secara ber ulang ulang tiap awal tahun.realitas tahun baru selalu demikian-selalu sama setiap tahun sama seperti hari hari lain,matahari yang tetap terbit di pagi hari dan terbenam di sore hari nya lalu aktifitas keseharian kita pun mungkin sama atau tidak jauh berbeda.Â
Tetapi biasanya manusia melihat pergantian tahun sebagai moment tersendiri yang berbeda walau cara manusia menyikapi serta memaknai nya bisa berbeda beda Â
Ada yang melihat tahun baru hanya dari satu sisi hanya sebagai saat untuk berpesta,bersukaria dan ber hura hura dan di sisi lain ada yang menggunakan moment tahun baru sebagai saat untuk introspeksi diri,menyempatkan diri menepi ke kesunyian misal untuk merenungi makna kehidupan atau makna dari bertambahnya usia serta semakin dekatnya diri kepada kematian
Tetapi sebenarnya,secara garis besar bila ingin memaknai pergantian tahun baru maka itu harus dihubungkan dengan dua hal yang sama sama akan kita alami sebagai manusia yaitu antara kehidupan dan kematian.
Makna tahun baru bagi kehidupan adalah bahwa dengan pergantian tahun dan karenanya kita bertambah dalam segala hal termasuk umur-ilmu pengetahuan-kedewasaan serta tanggung jawab yang di pikul,maka kita harus mengkonsep bagaimana agar tahun berikutnya kita memiliki kehidupan dunia yang lebih baik.
Bagaimana agar umur kita-pengetahuan kita dapat kita manfaatkan semaksimal mungkin misal untuk membentuk pribadi yang lebih berkualitas secara lahir batin termasuk untuk membahagiakan serta membimbing orang orang yang kini telah menjadi tanggung jawab kita misal bagi yang telah di amanati tanggung jawab.dan untuk membangun hal demikian itu kita dapat introspeksi diri apa kesalahan serta kekurangan yang kita miliki yang terjadi atau kita alami pada tahun tahun sebelumnya
Sedang makna tahun baru bagi kematian adalah bahwasanya dengan bertambahnya umur kita saat menapak ke tahun baru nanti maka berarti pulsa umur kita akan makin berkurang dan artinya kita semakin dekat dengan kematian. Karena umur itu tidak statis melainkan persis seperti pulsa dimana makin dipakai maka otomatis akan makin menipis atau seperti lilin yang dinyalakan yang makin lama akan makin habis dimakan api.
Maka yang harus kita lakukan tentu adalah bagaimana mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah kematian kelak karena dalam hal itu kita tak boleh berprinsip 'bagaimana nanti' tetapi harus berprinsip 'nanti bagaimana' (?) ..
Nah setelah dua sisi yang berbeda itu kita konsepsikan maka bagaimana agar dalam realitas kehidupan kita dua konsep antara konsep menghadapi kehidupan dengan konsep menghadapi kematian itu bisa berpadu secara harmonis.secara sederhana, bagaimana memadukan dua konsep yang berbeda arah itu adalah misal dengan meniatkan setiap aktifitas kehidupan kita demi karena Allah sehingga kita bisa beroleh pahala dari apapun aktifitas kehidupan duniawi kita disamping secara formal adalah tetap tidak melupakan kewajiban ibadat secara ritual ditengah apapun kesibukan duniawi kita
Tetapi perlu mentalitas yang dewasa-matang serta stabil untuk bisa menjalankan dua konsep itu secara berimbang dalam praktek kehidupan sehari hari. Nah sedang membangun mentalitas itu sendiri bukan hal yang mudah tentunya sebab disamping memerlukan latihan juga harus selalu siap dalam menghadapi ujian serta cobaan hidup dalam berbagai bentuk nya.
Kalau dalam menghadapi ujian-cobaan kita hanya terbiasa menggerutu misal maka mentalitas yang dewasa-kuat tidak akan pernah terbangun
Maka menurut saya hindari pergantian tahun dengan berpesta pora dan ber hura hura yang berlebihan karena itu hanya akan membuat kita kehilangan moment untuk perubahan kearah yang lebih baik secara spiritual atau hanya akan membuat mentalitas menjadi gamang atau tidak memiliki kesiapan menghadapi tantangan hidup yang akan terjadi di tahun depan.
Bukan tidak boleh merayakan dengan rasa gembira tetapi di sisi lain kegembiraan itu jangan melarut kepada lupa diri dalam arti lupa meng introspeksi diri termasuk introspeksi bahwa dengan bertambahnya tahun sebenarnya pulsa umur kita makin berkurang bukan makin bertambah
Melihat fenomena tahun baru selalu dari dua sisi yang berbeda antara kehidupan dan kematian artinya juga disamping sebagai persiapan secara mental juga melatih kita berfikir realistis serta konstruktif-berfikir benar menurut konsep logika.
Tetapi membiasakan diri hanya berpesta dan berhura hura tiap pergantian tahun maka mentalitas-spiritualitas serta fikiran fikiran konstruktif itu tidak akan pernah terbangun dengan baik dan ujungnya tahun baru akan lewat begitu saja tanpa makna apapun.
Saat ini mungkin tidak atau belum kita rasakan tetapi suatu saat kelak nanti penyesalan yang tak berujung akan kita rasakan
......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H