Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Tahun Baru bagi Kehidupan dan Kematian

28 Desember 2018   08:32 Diperbarui: 28 Desember 2018   10:44 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imahes : Kompas.com

Ya,kehidupan serta apa yang ada atau terjadi didalamnya selalu harus kita lihat dari dua sisi-dari dua sudut pandang sehingga pandangan kita menjadi menyeluruh dan utamanya BERIMBANG.dua sisi yang berbeda atau yang nampak berlawanan itu lalu kita rajut atau kita harmonisasikan agar dapat menjadi sebuah kesatuan

Tahun baru adalah sebuah realitas dalam kehidupan umat manusia yang terjadi secara ber ulang ulang tiap awal tahun.realitas tahun baru selalu demikian-selalu sama setiap tahun sama seperti hari hari lain,matahari yang tetap terbit di pagi hari dan terbenam di sore hari nya lalu aktifitas keseharian kita pun mungkin sama atau tidak jauh berbeda. 

Tetapi biasanya manusia melihat pergantian tahun sebagai moment tersendiri yang berbeda walau cara manusia menyikapi serta memaknai nya bisa berbeda beda  

Ada yang melihat tahun baru hanya dari satu sisi hanya sebagai saat untuk berpesta,bersukaria dan ber hura hura dan di sisi lain ada yang menggunakan moment tahun baru sebagai saat untuk introspeksi diri,menyempatkan diri menepi ke kesunyian misal untuk merenungi makna kehidupan atau makna dari bertambahnya usia serta semakin dekatnya diri kepada kematian

Tetapi sebenarnya,secara garis besar bila ingin memaknai pergantian tahun baru maka itu harus dihubungkan dengan dua hal yang sama sama akan kita alami sebagai manusia yaitu antara kehidupan dan kematian.

Makna tahun baru bagi kehidupan adalah bahwa dengan pergantian tahun dan karenanya kita bertambah dalam segala hal termasuk umur-ilmu pengetahuan-kedewasaan serta tanggung jawab yang di pikul,maka kita harus mengkonsep bagaimana agar tahun berikutnya kita memiliki kehidupan dunia yang lebih baik.

Bagaimana agar umur kita-pengetahuan kita dapat kita manfaatkan semaksimal mungkin misal untuk membentuk pribadi yang lebih berkualitas secara lahir batin termasuk untuk membahagiakan serta membimbing orang orang yang kini telah menjadi tanggung jawab kita misal bagi yang telah di amanati tanggung jawab.dan untuk membangun hal demikian itu kita dapat introspeksi diri apa kesalahan serta kekurangan yang kita miliki yang terjadi atau kita alami pada tahun tahun sebelumnya

Sedang makna tahun baru bagi kematian adalah bahwasanya dengan bertambahnya umur kita saat menapak ke tahun baru nanti maka berarti pulsa umur kita akan makin berkurang dan artinya kita semakin dekat dengan kematian. Karena umur itu tidak statis melainkan persis seperti pulsa dimana makin dipakai maka otomatis akan makin menipis atau seperti lilin yang dinyalakan yang makin lama akan makin habis dimakan api.

Maka yang harus kita lakukan tentu adalah bagaimana mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah kematian kelak karena dalam hal itu kita tak boleh berprinsip 'bagaimana nanti' tetapi harus berprinsip 'nanti bagaimana' (?) ..

Nah setelah dua sisi yang berbeda itu kita konsepsikan maka bagaimana agar dalam realitas kehidupan kita dua konsep antara konsep menghadapi kehidupan dengan konsep menghadapi kematian itu bisa berpadu secara harmonis.secara sederhana, bagaimana memadukan dua konsep yang berbeda arah itu adalah misal dengan meniatkan setiap aktifitas kehidupan kita demi karena Allah sehingga kita bisa beroleh pahala dari apapun aktifitas kehidupan duniawi kita disamping secara formal adalah tetap tidak melupakan kewajiban ibadat secara ritual ditengah apapun kesibukan duniawi kita

Tetapi perlu mentalitas yang dewasa-matang serta stabil untuk bisa menjalankan dua konsep itu secara berimbang dalam praktek kehidupan sehari hari. Nah sedang membangun mentalitas itu sendiri bukan hal yang mudah tentunya sebab disamping memerlukan latihan juga harus selalu siap dalam menghadapi ujian serta cobaan hidup dalam berbagai bentuk nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun