Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berfikir Dulu atau Ada Dulu?

8 Desember 2018   07:39 Diperbarui: 8 Desember 2018   10:31 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang orang yang mati kita sebut sebagai 'telah tiada',lantas bagaimana kalau mereka itu sebenarnya tetap Ada tapi kita tak bisa menangkap keber Ada annya ?

..........

Descartes berkata 'aku berfikir maka-karena itu aku Ada',tetapi harus saya katakan bahwa andai Descartes tidak pernah memikirkan atau menyadari keberAda annya sekalipun ia tetaplah Ada-tak bisa lantas disebut sebagai menjadi tidak Ada.jangankan andaikan Descartes tidak berfikir,orang gila pun tak bisa kita sebut wujud tidak Ada hanya karena mereka tidak menyadari keber Ada an dirinya

Disini saya hendak memposisikan fikiran-kesadaran dihadapan Ada, bahwasanya fikiran-kesadaran itu sama sekali bukan penentu Ada tetapi hanya sekedar penangkap Ada itupun apabila ia tengah betul betul menyadari atau menangkapnya.sangat beda substansinya antara PENANGKAP dengan PENENTU.atau dengan kata lain hakikat Ada itu bukan berada ditangan para penangkapnya

Kalau manusia penentu Ada maka segala suatu harus ditangkap-disadari oleh manusia baru disebut Ada dan yang tidak bisa ditangkap serta disadari disebut sebagai tidak Ada,ini fikiran yang salah sekaligus berbahaya secara hakikat keilmuan sebab menempatka Ada-persoalan hakikat mutlak berada di tangan manusia

Karena teramat banyak realitas yang tidak bisa kita tangkap dan kita sadari dan hanya sedikit sekali yang  bisa kita tangkap dan kita sadari sehingga kita harus menyadari bahwa manusia adalah makhluk penangkap Ada yang terbatas dan sama sekali bukan pencipta atau penentu Ada,oleh sebab itu jangan pernah menggantungkan persoalan hakikat Ada kepada manusia

Karena manusia adalah penangkap Ada yang terbatas maka dalam diri manusia terdapat yang disebut 'keyakinan',manusia meyakini sesuatu sebagai Ada karena sesuatu itu tak bisa ditangkap serta disadari secara utuh.panca indera maupun pengalaman manusia sangat terbatas sehingga mustahil semua realitas dapat masuk kedalam pengalamannya.

Nah kelemahan serta kekurangan itu ditutup atau diatasi oleh ilmu pengetahuan akali.kita tak bisa masuk ke dunia pengalaman alam akhirat tetapi kita meyakini keberadaannya karena rasionalitas meniscayakan kepantasan-ke idealan adanya alam akhirat serta pengadilan Tuhan

........

Kesalahan Descartes adalah terlalu menjadikan kesadaran sebagai parameter Ada,segala suatu seolah harus masuk kedalam alam kesadaran dulu untuk difahami sebagai bangunan Ada padahal kita harus menempatkan fikiran-kesadaran secara proporsional sesuai kapasitas nya yang hanya bisa menangkap sebagian kecil saja dari Ada-realitas.kesadaran cukup dijadikan penanda Ada bukan parameter Ada.adanya kesadaran saya adalah tanda Ada hal hal yang harus saya tandai atau fahami sebagai Ada

Aku berfikir maka aku Ada,demikian menurut Descartes,bila dibalik akan menghasilkan pernyataan 'aku tidak berfikir tentang diriku maka aku tidak Ada'.padahal andai Descartes tidak memikirkan serta menyadari dirinya Ada sekalipun maka ia tetaplah Ada,keberAda an Descartes tidak ditentukan oleh karena ia telah menyadari keberAda an diriNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun