Tetapi itulah ciri khas RG adalah kukuh dengan pandangan akademiknya-steril dari pertimbangan lain.sebab dalam ranah kehidupan bermasyarakat-bernegara berbagai unsur lain semisal etika-moral-sosial kadang harus juga menjadi bahan pertimbangan. tetapi walau dari kasus 'fiksi' itu saya agak kecewa dengan kecerobohan nya tapi penampilan intelektualnya selalu saya nantikan,berharap mungkin saja ada remah remah kebenaran yang dapat saya ambil sebagai pengetahuan
Demikian juga terhadap panelis lain seperti Nusron wahid-Abu janda dan yang lain terkadang emosi-ketak sukaan mesti di pinggirkan demi barang kali ada sedikit saja remah remah kebenaran yang bisa saya ambil dari mereka sebab yang salahnya jelas,benci atau tidak benci harus saya tolak bahkan andai orang terkasih saya yang mengatakannya
Dan itulah, salah satu strategi ilmiah saya mengikuti acara ILC yang utama-mendasar-fundamental adalah mengambil yang benar nya dan membuang yang salah nya. dan karena itu adalah strategi klasik yang telah diajarkan oleh para utusan Allah sejak dahulu kala.tapi untuk keperluan strategi demikian itu maka hal pertama yang saya lakukan adalah bersikap netral-tak boleh terjerumus pada kutub atau kepentingan politik tertentu misal,dan kedua harus meminggirkan faktor emosi andai itu muncul kala ada panelis yang memancing emosi untuk keluar.
Karena bila dua hal ini tidak saya lakukan maka mencari kebenaran di ILC dipastikan  akan sulit.fikiran yang panas terbakar emosi misal akan sulit menangkap hal hal yang benar nya yang diungkap seseorang dan apa yang dikatakannya akan cenderung dipandang salah,padahal belum tentu semuanya salah sebagaimana belum tentu semua benar
Dan bila sudah terbawa kepada satu kutub atau satu kubu tertentu misal kutub politik maka semua pandangan yang berasal dari kubu kita akan cenderung dipandang benar dan yang berasal dari kubu lawan akan cenderung dipandang salah
Ada juga Fadly zon yang cerdas-memiliki kualitas intelektual yang sangat baik dan saya menyukai tuturan intelektualnya tetapi tentu tidak saya kultuskan sebagai 'selalu benar' karena saya tahu ia berada pada kutub politik tertentu dan kadang kepintarannya di abdikan atau dimuarakan demi kepentingan kubu politiknya,itu yang saya sayangkan dan saya sebut sebagai 'kecerdasan yang tersandera' tetapi gak apa apa itu adalah hak masing masing sebagaimana hak saya adalah hanya mencari kebenaran,siapapun yang mengatakannya termasuk yang pernah memancing emosi kemanusiaan saya
Itulah,di ILC kita jangan pernah mengkultuskan pandangan seseorang sebagai 'selalu benar' sebagaimana juga jangan pernah mengkultuskannya sebagai 'selalu salah'.dan jangan pernah terpukau oleh kecerdasan-kepintaran-intelektualitas- gelar-kedudukan-jabatan dlsb. karena semua itu sama sekali bukan simbol kebenaran serta tidak paralel dengan kebenaran,cuma sekedar alat atau peralatan yang bisa digunakan ke kiri atau kanan bergantung niat dan tujuan masing masing
Seorang cerdas-intelek yang tidak memiliki niat mencari kebenaran ya pasti tidak akan menemukannya,tetapi orang bodoh dengan niat kuat bisa saja meraihnya.jangan pernah menyangka orang intelek akan selalu menyuarakan kebenaran karena kadang seorang menggadaikan intelektualitas atau bahkan gelar akademisnya lebih kepada demi untuk kepentingan duniawi
Itulah,sampai saat ini saya belum bosan sengan ILC,menyukai pendapat orang orang cerdas-berilmu tinggi-berkedudukan terhormat di masyarakat walau kadang merasa demikian sulitnya mencari kebenaran disana.tetapi masih tetap berharap mudah mudahan ada remah remah kebenaran yang terserak-berceceran walau ia dibuang-tidak diambil oleh para pesertanya tapi insya Allah saya akan berupaya memungutinya
.....
Bukankah fakta fakta yang benar banyak di ungkap di ILC ? Betul,faktor itu saya akui dan itu 100 persen saya ambil tanpa kompromi. tetapi di ILC yang bermain bukan cuma fakta fakta tetapi yang lebih banyak bermain justru terkadang adalah opini opini.