Lalu apa misal fungsi intuisi dalam proses mempersepsi ? Â ..Kant mengatakan 'persepsi adalah intuisi yang telah disadari'
Tetapi yang menjadi misteri adalah ; apa kaitan antara substansi dengan intuisi, mengingat intuisi adalah pikiran yang bukan lahir dari upaya atau desain berfikir sang subyek.ia bisa tiba tiba datang sebagai pemahaman bahkan tanpa kita mendesain atau merekayasa nya
Betulkah intuisi adalah 'utusan sang substansi ' Â atau 'substansi yang menampakkan diri' atau noumena yang hadir menjelma sebagai 'fenomena' ?
.......
Sekarang kita meloncat ke pemikiran yang dianggap paling awal yang dapat menjelaskan persepsi yaitu pandangan Protagoras  (490-420 SM) yang menyatakan "Manusia Ukuran Segala Sesuatu".  Manusia yang dimaksudkan adalah Individu yang melakukan aktivitas pemahaman melalui persepsi.
Ada yang ganjil dengan pernyataannya ?
Sebab bila manusia di posisikan sebagai parameter ilmu pengetahuan atau parameter kebenaran karena dianggap 'ukuran segala suatu' maka lalu ; bagaimana dengan persepsi yang melahirkan pendapat atau pandangan yang berbeda beda bahkan yang berlawanan satu sama lain apakah semua harus dipandang sebagai 'benar' ? Bagaimana kalau yang satu mengatakan jeruk itu manis dan yang lain mengatakan asam karena yang bersangkutan sedang demam misal ?Â
Ini adalah suatu dilema; Â andai di satu sisi manusia dapat disebut makhluk yang dapat menangkap substansi tetapi di sisi lain substansi itu adalah suatu yang tidak dapat (selalu) di tentukan atau dipastikan oleh manusia. atau dengan kata lain kemampuan manusia menangkap substansi itu terbatas walau bukan berarti tidak bisa sama sekali tentunya
Disinilah perlunya Tuhan bagi manusia yang meluruskan pemahaman pemahaman manusia yang dapat berbeda beda dalam hal menangkap serta memahami substansi.apa itu substansi manusia-substansi roh,substansi hukum alam .. maka manusia dapat berbeda beda pandangan tetapi Tuhan dapat menunjukkan pada satu substansi yang 'hakiki' atau sesungguh nya
Walau deskripsi yang terakhir tentang Tuhan itu mungkin sudah diluar bahasan tentang persepsi yang dibicarakan para failosof diatas yang tidak menyertakan Tuhan dalam bahasan ini
......
Sehingga yang menjadi pertanyaan :
Siapa (diantara para failosof itu) yang paling bertanggung jawab dalam menjelaskan persoalan persepsi (apabila itu tidak menyelesaikan persoalan metafisis terkait eksistensi manusia sebagai makhluk yang memiliki peralatan persepsi yang bersifat lahiriah dan batiniah ?)