Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Grand Konstruksi Ilmu Pengetahuan sebagai Antitesis "World View" ala Barat

16 Agustus 2018   10:57 Diperbarui: 16 Agustus 2018   11:56 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images: sciartmet.com

Adanya faham skeptisisme dalam ranah filsafat itu terjadi oleh karena dalam ranah pemikiran-berfilsafat manusia tidak mau bekerjasama dengan Tuhan-hanya ingin menyelesaikannya sendiri secara manusiawi maka akhirnya rasa putus asa yang didapat-putus asa dari mengenal kebenaran yang sesungguhnya

Dengan menguasai ke empat ilmu ini maka wawasan keilmuan kita bisa lebih luas-tidak cupek-tidak picik-tidak sempit serta tidak terjajah world view ciptaan Barat yang menyodorkan positivisme sebagai gagasan puncak keilmuan mereka dan post modernisme dalam filsafat sebagai muara perjalanan filsafatnya.

yang mana sebagaimana kita ketahui dalam ranah post mo konsep kebenaran-rasionalitas-konsep ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan sebagai entitas yang memiliki wujud konstruktif-terstruktur itu cenderung di bongkar kembali lebih untuk dihancurkan sehingga post mo dikenal sebagai filsafat yang tidak memiliki struktur konstruktif yang mapan lagi dan lebih merupakan wacana pemikiran bebas spekulatuf individual.disebut 'spekulatif' karena tidak mengikuti pola konstruksi tertentu yang baku seperti konstruksi logika formal

Dengan mengenal-memahami hingga menghayati struktur hierarki ilmu pengetahuan kita juga dapat memahami posisi masing masing institusi keilmuan; sains-filsafat-agama sehingga bisa bersikap fleksibel terhadap keberadaan semua itu.

kapan kita harus masuk ranah filsafat untuk mencari fakta fakta dan kebenaran kebenaran empirik,kapan kita masuk ke dunia filsafat untuk menemukan sejauh mana problem keilmuan yang sudah dapat dijangkau akal fikiran manusia serta melihat bagaimana serta sejauh mana mereka mencari jalan keluarnya dengan kekuatan akalnya.

dan lalu kapan masuk ke wilayah agama ketika kekuatan sains serta logika sudah menemukan jalan buntu atau ketika persoalan keilmuan sudah masuk ke wilayah yang tidak bisa dijangkau metode empirisme serta metode rasionalisme.

Dengan kata lain,dengan mengenal serta memahami hierarki 4 jenis ilmu pengetahuan itu kita akan melihat-memperlakukan serta mengelola sains-filsafat serta agama secara menyatu padu-harmonis-tidak kaku-tidak sempit fikiran.juga kita akan melihat serta memperlakukan realitas fisik serta metafisik secara keseluruhannya sebagai wilayah ilmu pengetahuan yang dikelola secara bergantian-estafet oleh sains-filsafat serta agama

Tetapi dengan memakai kacamata 'Barat' dalam melihat serta mengelola persoalan ilmu pengetahuan maka kita hanya akan melihat sains-filsafat serta agama secara parsialistik serta terkotak kotak dimana hanya sains yang dianggap institusi yang relevan dengan persoalan ilmu pengetahuan sedang filsafat dianggap sekedar wacana pemikiran bebas yang tidak berkompeten atau tidak memiliki validitas dalam menetapkan 'kebenaran berdasar ilmu' karena validitas di ukur hanya berdasar metode empirik.dan lalu agama terpisah atau terkotak lebih jauh lagi masuk ke wilayah mistik-transedental hingga hanya dianggap wilayah moral.

Sehingga dengan menggunakan kacamata Barat sulit melihat sains-filsafat serta agama sebagai suatu yang dapat menyatu padu dalam mengelola persoalan ilmu pengetahuan.dan artinya bila melihat dengan sudut pandang barat maka ilmu pengetahuan itu terhenti dan berputar putar hanya di wilayah fisik-material dan wilayah metafisik menjadi ter eliminasi-dianggap bukan wilayah ilmu dan pembicaraan tentang itu dianggap hanya wacana yang tidak melahirkan konsep ilmu pengetahuan atau tidak melahirkan rumusan yang kebenarannya diakui secara ilmiah sebagai bagian dari ilmu pengetahuan secara keseluruhan

Dan itu adalah sebagai efek pengaruh materialisme-positivisme-saintisme yang menguasai alam fikiran barat yang sepertu sulit dilepas dan yang saya kuatirkan menjadi kacamata yang dipakaikan secara indoktriner di wilayah akademik sehingga lulusan akademisi dikuatirka otomatis 'ber kacamata barat' dan lalu pandangan stigmatisnya terhadap agama menjadi seragam

Padahal dengan menguasai ke 4 ilmu ini kita juga bisa melihat polarisasi 'Barat-Timur' dalam komposisi yang berimbang.artinya setelah kita melihat keunggulan Barat di satu sisi di bidang ilmu fisik-material di sisi lain kita bisa melihat keunggulan Timur dalam bidang ilmu ilmu metafisik yang terkonsep dalam agama.dan artinya pada satu sisi di bidang ilmu pengetahuan Barat dapat belajar ke Timur sebagaimana di sisi lain Timur belajar ilmu teknologi pada barat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun