Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kita Semua Tertunda dalam Bahasa (?)

1 Agustus 2018   10:01 Diperbarui: 1 Agustus 2018   10:20 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata 'hati nurani' tercipta karena dalam realitas manusia menangkap sesuatu yang ada dalam jiwa yang memiliki karakter tertentu,demikian juga kata 'akal budi' tercipta karena manusia secara bersama menangkap ada sesuatu dalam jiwa manusia yang dapat berfikir dengan karakter nya yang khas

Dalam wilayah bahasa manusia menangkap jejak pengertian pengertian yang telah mereka permanenkan dan mengkomunikasikannya dengan sesamanya dalam ruang lingkup pemahaman yang sama

Apa tujuan para dekonstruksionis terkait bahasa (?)

Jadi apa sebenarnya tujuan para dekonstruksionist 'meng obrak abrik' konsep dasar bahasa,apakah dalam rangka menggali apa yang mereka anggap sebagai 'pemaknaan baru' ? ... mereka misal menggugat 'makna tunggal,makna yang mendominasi,makna yang menjadi mainstream' dan mencoba membongkarnya untuk menciptakani makna baru yang masih mungkin

Padahal fungsi utama dari bahasa adalah mengkomunikasikan makna-pengertian yang telah ditangkap serta disepakati bersama.akan terjadi kekacauan dalam komunikasi andai tiap individu cenderung memegang makna yang berbeda beda.

Di wilayah kontemporer konsep bahasa di permasalahkan karena dicurigai menyimpan 'sesuatu' yang mungkin dianggap harus didekonstruksi.ada apa dibalik teks atau dibalik struktur bahasa yang terbangun senantiasa menjadi fokus para dekonstruksionist. tetapi betapapun konsep bahasa di bongkar pasang sedemikian rupa maka fungsi dasarnya tetap sama dan bersifat permanen.hari ini kita berkomunikasi melalui bahasa-menggunakan makna-pengertian yang sama dengan para pendahulu kita ribuan tahun yang lalu. makna 'akal budi','cinta','ilmu pengetahuan','kebenaran',dlsb.dlsb. tetap permanen sejak ribuan tahun lalu hingga hari ini.andaipun makna nya coba di dekonstruksi atau diganti dengan k9sakata baru maka di balik kosakata kosakata baru tersebut manusia akan menangkap realitas yang tetap sama 

Konsep klasik cenderung mempermanenkan struktur bahasa karena lebih melihat kepada fungsi utamanya sedang pemikiran kontemporer cenderung ingin mengobrak abriknya karena terlalu terobsesi oleh kebebasan dan kebaruan kebaruan serta kecurigaan kecurigaan terhadap teks yang telah terbangun.padahal bahasa tidaklah dapat menciptakan realitas baru yang ada hanyalah sekedar gagasan gagasan baru

Persoalan bahasa dan kaitannya dengan 'Ada'

Salah satu yang dipermasalahkan atau menjadi sumber kecurigaan para pemikir kontemporer adalah kaitan bahasa dengan 'Ada'

Jacques Marie Emile Lacan menyatakan Ada itu karena sudah dibahasakan, tidak Ada karena belum dikenakan Bahasa.entah ini sekedar bahasa metaforik atau menunjuk pada hal sesungguhnya,yang jelas persoalan Ada itu kaitan utamanya-mendasarnya dengan substansi-dengan hakikat-bukan dengan bahasa

Menurut Lacan 'kita semua tertunda dalam Bahasa, dan belum dibahasakan, belum tentu laki-laki itu benar laki-laki, atau perempuan itu adalah perempuan. Itu definisi hanya ada dalam kata-kata, kita tidak tahu yang pasti benar itu yang mana.Kita mengatakan itu semua karena kata tradisi, kata budaya, kata mitos, kata agama, kata sejarah, dan apakah itu betul semua realitas ini semua. Kita tidak tahu persis. Kita tertunda dalam Bahasa. Dokter pertama teriak di kamar bersalin menyatakan "laki-laki" atau "perempuan" maka jadilah dia jenis kelamin itu, bukan akibat mutlak kebenaran, tetapi hanya di kenakan oleh Bahasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun