Demikian pula bila semua prinsip dasar-hukum-tata-aturan baku yang ada dalam agama di dekonstruksi maka substansi-hakekat agama sebagai jalan-petunjuk Tuhan akan otomatis hilang dan agama mungkin tinggal 'kulit luar' nya belaka-akan menjadi seperti hasil budaya manusiawi atau hanya akan dianggap ajaran moral belaka akan dianggap sama dan sederajat dengan moralitas yang diajarkan para motivator-nilai Ilahiah nya akan hilang
Makna 'liberal'
Terkait frasa 'liberal' itu sendiri bila diartikan sebagai 'bebas-kebebasan' sebenarnya tidaklah mutlak selalu bermakna salah hanya soal aplikasi-penerapan-penggunaaannya maka orang bisa melarikannya ke arah yang berbeda beda-ke kiri atau ke kanan, ke arah yang benar atau ke arah yang salah. makna 'kebebasan berfikir' pun tidaklah selalu salah karena dari praktek kebebasan berfikir itu bisa melahirkan sesuatu yang benar maupun yang salah, yang baik maupun yang buruk dan itu bisa bergantung kepada tekad- niatan-tujuan masing masing individu
Jadi makna 'kebebasan' itu otonom dan bebas nilai-tidak bisa diparalelkan dengan kebenaran atau ketidak benaran,dengan kebaikan atau keburukan serta tidak bisa diklaim milik golongan atau ideologi tertentu.karena masing masing dapat memaknainya secara individual berdasar pengalaman masing masing.makna kebebasan juga bisa di bingkai oleh filosofi-cara pandang serta tujuan yang berbeda beda
Nah dalam ranah agama ruang kebebasan dan ketidakbebasan itu dibuat berimbang tiada lain agar tiap individu dalam ruang kebebasan yang direguk nya tetap sadar diri bahwa mereka tetap dikungkung oleh hukum kehidupan pasti yang membuat manusia tidak bisa bebas secara mutlak; yang hidup tetap akan mati,yang ber amal tetap akan dihadapkan pada pengadilan akhirat. dengan kata lain kebebasan mutlak itu tak akan pernah ada dan terjadi di dunia manusia sebab sebagai contoh para penggagas ide yang bersandar pada prinsip liberalisme pun toh mereka menjadi tua-sakit dan lalu mati, mereka tak bisa bebas dari hukum kehidupan pasti.sehingga prinsip-ideologi 'kebebasan mutlak' itu sendiri dapat dipastikan berlawanan baik dengan logika maupun realita.
Nah konsep dasar agama pun dibuat sesuai fakta kenyataan yang menjadi ruang kehidupan manusia. Dalam agama manusia diberi ruang kebebasan berfikir untuk mencari kebenaran karena kebenaran itu tidak selalu bisa dipaksakan atau didoktrinkan tetapi dibalik itu diberitahu pula batasan batasan kebebasan yang menelikungnya sebagaimana tergambar dalam hukum kehidupan pasti yang telah ditetapkan itu.dengan kata lain kebebasan berfikir itu ada tetapi kebebasan mutlak tak akan pernah ada
Mobil dan layang layang,simbol kebebasan dan ketidak bebasan yang berpadu
Coba lihat mobil yang melaju, ia bebas untuk kita kendalikan ke arah manapun yang kita mau,tetapi tahukah anda bahwa dibalik kebebasan itu sebuah mobil tidak dibuat berdasar prinsip 'kebebasan' melainkan berdasar prinsip ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan tentang mobil itu terdiri dari prinsip-prinsip,tata-aturan-hukum yang baku,sebagai contoh ban mobil yang harus selalu bulat-tak bisa segitiga. berdasar prinsip-tata-aturan yang menjadi konstruksi ilmu mobil itulah sebuah mobil dibuat dan dapat berfungsi.
Atau pernahkah melihat anak anak yang dengan bebas memainkan layang layang nya ? ... tetapi dibalik kebebasan itu tetaplah ada hal yang tidak bebas-harus sesuai aturan, bahwa layang layang hanya bisa terbang hanya apabila ada kerangka yang menyangganya
Ide kebebasan memang telah meng inspirasi banyak orang baik di dunia filsafat maupun agama,memberi mereka gairah semangat serta motivasi dalam berfikir yang luar biasa-menjadi semacam energi spiritual tetapi itulah dalam kehidupan,prinsip kebebasan dan ketidak bebasan itu pada prinsipnya tetap harus difahami serta disikapi secara berimbang karena itu adalah realitas yang mau tak mau menelikung kehidupan manusia. sehingga ide 'kebebasan mutlak' itu akan nampak lebih merupakan sebuah ilusi ketimbang suatu yang dapat ditegakkan dalam kenyataan
Demikian dengan agama, ia akan tetap berfungsi apabila konstruksi dasarnya tetap berdiri,apabila prinsip prinsip dasarnya tetap ditegakkan, kalau semua itu didekonstruksi misal dengan mengatas namakan 'pembaruan','islama X,islam Y,islam Z atau ide ide tertentu lainnya maka fungsi dasar agama bisa lambat laun hilang.
.......