Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Di Halte Mana Kereta Ilmu Pengetahuan Harus Berlabuh?

25 Juli 2018   07:47 Diperbarui: 7 Januari 2019   07:45 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan ilmu pengetahuan itu ibarat perjalanan kereta diatas rel yang melewati halte demi halte sebelum sampai ke tujuannya yang terakhir.karena ilmu pengetahuan itu sesuatu yang memang memiliki rel yaitu berupa kaidah- hukum-aturan-ketentuan bukan seperti ilusi bebas yang tidak memiliki rel yang jelas-tidak memiliki kaidah-hukum-ketentuan-aturan.sebab itu orang bisa bebas ber ilusi tanpa terikat dengan aturan ilmu pengetahuan apapun.

Sebab itu karakter-ciri khas dari ilmu pengetahuan adalah substansinya tidak bisa bersifat relatif-tak bisa bergantung pada sudut pandang masing masing orang per orang. ilmu pengetahuan adalah suatu yang otonom dari sudut pandang manusia.walau secara aplikasi ilmu tertentu dapat bersifat relatif artinya,bisa bergantung kebutuhan

Ilmu pengetahuan adalah infrastruktur pembangun narasi 'kebenaran',artinya juga,kebenaran adalah suatu yang dibangun oleh element ilmu pengetahuan-bukan oleh ilusi. sebab itu sifat dari ilmu pengetahuan itu identik-paralel dengan sifat dari 'kebenaran' yaitu bersifat mutlak dan tunggal.dan karena memiliki aturan aturan maka sifat ilmu pengetahuan maupun kebenaran itu konstruktif-terstruktur-tidak acak-tidak datar.

Sebab itu sifat ilmu pengetahuan-kebenaran itu berlawanan dengan pandangan kaum skeptik maupun kaum relativis yang memandang persoalan kebenaran sebagai suatu yang penuh kegelapan-tidak jelas-tidak pasti dan karenanya bersifat relatif-bergantung sudut pandang orang per orang

Manusia adalah makhluk Tuhan yang dikaruniai peralatan penangkap sekaligus pengelola ilmu pengetahuan; dunia indera-akal-hati nurani.dunia indera menangkap serta mengelola ilmu serta kebenaran empirik, akal menangkap serta mengelola ilmu pengetahuan rasionalistik dan hati nurani menangkap bentuk ilmu yang lebih dalam dari semua itu yaitu ilmu maknawi-ilmu hikmat-ilmu yang mendalami makna makna terdalam

Sebab itu ilmu pengetahuan itu ibarat kereta yang rel nya terbentang mulai dari dunia materi hingga ke dunia non materi,dari dunia alam lahiriah hingga ke dunia alam gaib.sebab itu sangat picik kalau ada yang beranggapan bahwa ilmu pengetahuan itu = sains dan hanya sains dan hanya harus ber metode kan prinsip empiristik. 

Sebab sains itu karena ia berbasis prinsip empirisme maka otomatis ia menjadi bersifat terbatas-hanya mengelola ilmu ilmu pengetahuan yang bersifat empirik-tidak bisa merambah serta mengelola ilmu ilmu yang bersifat metafisis dan apabila ilmu pengetahuan itu hanya sains-hanya ilmu empirik maka potensi akal serta hati nurani sebagai peralatan berfikir yang lebih mendalam tidak akan tereksploitasi

Dan ada institusi institusi yang mengantar ilmu pengetahuan pada halte halte tertentu, sains mengantar manusia pada halte kebenaran empirik,filsafat mengantar pada halte kebenaran rasionalistik-kebenaran bercorak akal dan agama pada halte nya yang ter ujung-terakhir yaitu bentuk kebenaran 'hakiki'-yang berbicara tentang hakikat dari segala suatu serta bentuk kebenaran maknawi-yang terkait dengan makna makna terdalam, yang semua itu adalah hal hal yang tidak dapat diraih manusia baik dengan upaya pengalaman dunia inderawinya maupun usaha usaha akal fikirannya.

Sebab itu keliru apabila ada yang beranggapan bahwa agama itu bukan ilmu pengetahuan serta tidak terkait dengan konsep ilmu pengetahuan.karena pada prinsipnya agama memberi informasi terakhir terkait dengan dunia metafisika yang sulit atau bahkan tidak bisa diraih baik melalui pengalaman inderawi maupun upaya akali.dengan kata lain,agama berada pada hierarki atau halte terakhir dari ilmu pengetahuan

Sebab itu konsep Immanuel Kant yang menutup pintu ilmu pengetahuan di wilayah noumena-sebagai wilayah yang dianggap tak bisa diketahui dan meng konsep agama lebih sebagai sebatas wilayah moral - bukan bagan serta muara ilmu pengetahuan, itu berlawanan dengan prinsip ilmu pengetahuan yang harus berakhir dengan kejelasan-dengan keharusan bersifat konstruktif dan dalam ranah agama penjelasan terakhir itu ada pada ranah Ilahiah. sehingga bangunan konstruksi grand konsep ilmu pengetahuan mulai dari terbawah hingga ke yang tertinggi dapat di pola kan serta dibentangkan dengan jelas

Ilmu pengetahuan itu pada awal mulanya berangkat dari 'station' atau 'halte' pertama yaitu dunia inderawi.ya dunia indera adalah peralatan penangkap ilmu pengetahuan yang pertama dan terluar dan lalu halte keduanya adalah dunia akali tempat manusia mengeksploitasi kemampuan akali nya dalam menyelesaikan persoalan persoalan keilmuan khususnya yang bersifat metafisis dan lalu halte terakhir adalah tempat manusia mengelola hal hal terdalam-yang bersifat essensial dengan hati nya yang terdalam misal terkait hakikat serta makna terdalam dari segala suatu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun