Dan kita tahu bahwa sains mendidik manusia menjadi orang orang pintar bahkan melahirkan orang orang dengan level superpintar semisal Newton, Einstein,Hawking dlsb. Tetapi apakah suatu jaminan bahwa sains juga mutlak bakal melahirkan orang orang bijak artinya orang orang yang mampu berfikir dengan scope cara pandang yang jauh lebih luas.. tentu saja tidak
Demikian juga dengan dunia filsafat yang telah banyak melatih manusia terampil dalam bermain logika maka,suatu yang tidak mutlak bahwa orang yang pandai bermain logika juga akan menjelma menjadi orang orang bijak, sebab tidak sedikit kepintaran bermain logika digunakan untuk hal hal jahat-tidak baik dan merusak. Bayangkan para penjahat kelas kakap dengan kepintaran bermain logika yang mumpuni atau para penjahat yang berbekal kepintaran teknologi tinggi
Lalu mengapa agama Ilahi lebih banyak berbicara tentang kebijaksanaan ketimbang kepintaran ? .. mungkin karena agama ingin membawa manusia ke level tertinggi yang dapat di raihnya dengan kemampuan berfikirnya.coba lihat,dalam amsal,mazmur disana yang selalu ditekankan adalah 'kebijaksanaan','pengertian' (hati),kemampuan mendalami hikmat,dan bukan semata menonjolkan kemampuan berfikir otak,dan karena seperti yang telah saya ungkap bahwa 'pengertian' adalah kemampuan hati dalam berfikir secara mendalam
Dan mengapa Rasullullah pernah bersabda bahwa 'orang cerdas adalah orang yang selalu mengingat mati' (dan mengapa beliau tidak menyebut 'orang pintar')? karena memang tidak sedikit orang pintar yang sukses secara kehidupan duniawi nya tetapi mereka tidak cerdas dengan kehidupannya, atau tidak cerdas dalam memandang kehidupan. Sebagai contoh mereka 'lupa mati', maknanya lebih jauh adalah; mereka tidak membuat perhitungan jangka panjang dengan kehidupannya, bahwa kehidupan mutlak akan berakhir dengan kematian, bahwa harta benda tidak akan dibawa mati, atau tidak berfikir lebih mendalam perihal apa yang kiranya bakal terjadi setelah mati dlsb.Â
Sedang 'orang cerdas' sebagaimana disebut Rasullullah dalam hadits terkait kematian itu adalah orang yang pandai membuat perhitungan jangka panjang dengan kehidupannya, bahwa hidup di dunia hanya sementara lalu memperhitungkannya serta membandingkannya dengan kehidupan yang abadi.orang yang cerdas dengan kehidupan bisa memandang bahwa sesukses apapun kehidupan duniawi itu hanya sementara dan akan berakhir dengan kematian dan kebaikan tertinggi yang bisa diperoleh manusia adalah kebahagiaan abadi yang pasti bukan di dunia ini
Dengan kata lain dalam hal pendidikan,agama lebih orientasi ke mendidik manusia berfikir bijak ketimbang orientasi pada pemenuhan ilmu pengetahuan empirik semata walau tuntutan untuk berfikir empirik itupun juga ditekankan tetapi level tertinggi dalam agama bukanlah level menjadi pintar semata tentunya
Itulah,andai dokter  Helmy cerdas maka ketika emosi sudah menggapai ubun ubunnya maka idealnya 1001 macam perhitungan sudah terbersit di kalbu nya dan lalu menjelma menjadi beragam pertimbangan dalam bertindak dan lalu melahirkan opsi solusi demi solusi, tetapi sayang dokter tersebut rupanya hanya pintar tetapi tidak cerdas dalam mengelola emosi dan permasalahan kehidupannya sehingga kehidupan yang kelam serta penyesalan seumur hidup pun membentang dihadapan mata
Itu sebab kita harus bisa mendampingi kepintaran dengan kebijaksanaan dan untuk bisa meraih level demikian kita harus terbiasa berfikir cerdas,artinya pandai dalam membuat pertimbangan pertimbangan-perhitungan serta pengertian pengertian yang bersifat mendalam.jangan pernah berfikir atau merasa bahwa menjadi pintar dan sukses secara duniawi dengan kepintaran yang kita miliki itu adalah sebuah final atau pencapaian tertinggi dalam kehidupan sebab ingatlah bahwa 1001 macam persoalan kehidupan akan menghadang dihadapan kita dimana saat itu memiliki kepintaran semata tidak cukup untuk menghadapinya tetapi memerlukan kecerdasan untuk menghadapi,menyikapi serta menyelesaikannya
Contoh kepintaran yang harus didampingi oleh kebijaksanaan :
Bagi yang pintar dalam mencari uang maka bijaksanalah dalam menyikapi serta mengelola kekayaan yang dimiliki jangan sampai kekayaan itu malah menjadi jerat dalam kehidupan,jangan sampai kekayaan itu malah menjerumuskan pada penderitaan batin misal kehilangan ketenangan dan ketenteraman batin. Tidak sedikit orang yang sukses secara duniawi malah mengakhiri hidup secara tragis atau terbelit persoalan yang sulit diselesaikan walau dengan menggunakan uang yang banyak
Bagi yang pintar dalam berpolitik dan lalu sukses meraih kedudukan dengan kepintarannya itu maka cerdaslah dalam mengelola kekuasaan yang anda miliki artinya bersikap bijaklah dalam menggunakan kekuasaan sebab jangan lupa bahwa memegang kekuasaan itu ibarat menungggangi singa maka ia bisa berbalik menerkam sang penunggangnya