Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dokter Helmy Tembak Istri: Pintar Itu Tidak Identik dengan Cerdas

10 November 2017   07:43 Diperbarui: 10 November 2017   12:26 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan kita tahu bahwa sains mendidik manusia menjadi orang orang pintar bahkan melahirkan orang orang dengan level superpintar semisal Newton, Einstein,Hawking dlsb. Tetapi apakah suatu jaminan bahwa sains juga mutlak bakal melahirkan orang orang bijak artinya orang orang yang mampu berfikir dengan scope cara pandang yang jauh lebih luas.. tentu saja tidak

Demikian juga dengan dunia filsafat yang telah banyak melatih manusia terampil dalam bermain logika maka,suatu yang tidak mutlak bahwa orang yang pandai bermain logika juga akan menjelma menjadi orang orang bijak, sebab tidak sedikit kepintaran bermain logika digunakan untuk hal hal jahat-tidak baik dan merusak. Bayangkan para penjahat kelas kakap dengan kepintaran bermain logika yang mumpuni atau para penjahat yang berbekal kepintaran teknologi tinggi

Lalu mengapa agama Ilahi lebih banyak berbicara tentang kebijaksanaan ketimbang kepintaran ? .. mungkin karena agama ingin membawa manusia ke level tertinggi yang dapat di raihnya dengan kemampuan berfikirnya.coba lihat,dalam amsal,mazmur disana yang selalu ditekankan adalah 'kebijaksanaan','pengertian' (hati),kemampuan mendalami hikmat,dan bukan semata menonjolkan kemampuan berfikir otak,dan karena seperti yang telah saya ungkap bahwa 'pengertian' adalah kemampuan hati dalam berfikir secara mendalam

Dan mengapa Rasullullah pernah bersabda bahwa 'orang cerdas adalah orang yang selalu mengingat mati' (dan mengapa beliau tidak menyebut 'orang pintar')? karena memang tidak sedikit orang pintar yang sukses secara kehidupan duniawi nya tetapi mereka tidak cerdas dengan kehidupannya, atau tidak cerdas dalam memandang kehidupan. Sebagai contoh mereka 'lupa mati', maknanya lebih jauh adalah; mereka tidak membuat perhitungan jangka panjang dengan kehidupannya, bahwa kehidupan mutlak akan berakhir dengan kematian, bahwa harta benda tidak akan dibawa mati, atau tidak berfikir lebih mendalam perihal apa yang kiranya bakal terjadi setelah mati dlsb. 

Sedang 'orang cerdas' sebagaimana disebut Rasullullah dalam hadits terkait kematian itu adalah orang yang pandai membuat perhitungan jangka panjang dengan kehidupannya, bahwa hidup di dunia hanya sementara lalu memperhitungkannya serta membandingkannya dengan kehidupan yang abadi.orang yang cerdas dengan kehidupan bisa memandang bahwa sesukses apapun kehidupan duniawi itu hanya sementara dan akan berakhir dengan kematian dan kebaikan tertinggi yang bisa diperoleh manusia adalah kebahagiaan abadi yang pasti bukan di dunia ini

Dengan kata lain dalam hal pendidikan,agama lebih orientasi ke mendidik manusia berfikir bijak ketimbang orientasi pada pemenuhan ilmu pengetahuan empirik semata walau tuntutan untuk berfikir empirik itupun juga ditekankan tetapi level tertinggi dalam agama bukanlah level menjadi pintar semata tentunya

Itulah,andai dokter  Helmy cerdas maka ketika emosi sudah menggapai ubun ubunnya maka idealnya 1001 macam perhitungan sudah terbersit di kalbu nya dan lalu menjelma menjadi beragam pertimbangan dalam bertindak dan lalu melahirkan opsi solusi demi solusi, tetapi sayang dokter tersebut rupanya hanya pintar tetapi tidak cerdas dalam mengelola emosi dan permasalahan kehidupannya sehingga kehidupan yang kelam serta penyesalan seumur hidup pun membentang dihadapan mata

Itu sebab kita harus bisa mendampingi kepintaran dengan kebijaksanaan dan untuk bisa meraih level demikian kita harus terbiasa berfikir cerdas,artinya pandai dalam membuat pertimbangan pertimbangan-perhitungan serta pengertian pengertian yang bersifat mendalam.jangan pernah berfikir atau merasa bahwa menjadi pintar dan sukses secara duniawi dengan kepintaran yang kita miliki itu adalah sebuah final atau pencapaian tertinggi dalam kehidupan sebab ingatlah bahwa 1001 macam persoalan kehidupan akan menghadang dihadapan kita dimana saat itu memiliki kepintaran semata tidak cukup untuk menghadapinya tetapi memerlukan kecerdasan untuk menghadapi,menyikapi serta menyelesaikannya

Contoh kepintaran yang harus didampingi oleh kebijaksanaan :

Bagi yang pintar dalam mencari uang maka bijaksanalah dalam menyikapi serta mengelola kekayaan yang dimiliki jangan sampai kekayaan itu malah menjadi jerat dalam kehidupan,jangan sampai kekayaan itu malah menjerumuskan pada penderitaan batin misal kehilangan ketenangan dan ketenteraman batin. Tidak sedikit orang yang sukses secara duniawi malah mengakhiri hidup secara tragis atau terbelit persoalan yang sulit diselesaikan walau dengan menggunakan uang yang banyak

Bagi yang pintar dalam berpolitik dan lalu sukses meraih kedudukan dengan kepintarannya itu maka cerdaslah dalam mengelola kekuasaan yang anda miliki artinya bersikap bijaklah dalam menggunakan kekuasaan sebab jangan lupa bahwa memegang kekuasaan itu ibarat menungggangi singa maka ia bisa berbalik menerkam sang penunggangnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun