Bila analogi diatas tadi kita pergunakan kembali sebagai pisau analisa maka : bisakah argument 'multi kompleks' yang diungkap penguasa Myanmar itu menggugurkan tuduhan telah melakukan kejahatan kemanusiaan ?Â
Pertanyaan lain : kalau memang pemerintah Myanmar punya niat-kehendak baik ingin menyelesaikan persoalan Rohingya yang disebutnya 'multi kompleks' itu dengan niat baik dan berkeadilan maka : pernahkah penguasa Myanmar melakukan langkah langkah serta upaya yang baik dan berkeadilan untuk menyelesaikan persoalan  yang mereka klaim multikompleks itu ?Â
Sebab menyatakan suatu persoalan sebagai 'multi kompleks'-sulit-rumit-pelik dst. tapi TANPA melakukan upaya upaya yang baik dan benar sebagai upaya mencari jalan keluarnya maka itu adalah sungguh merupakan argument yang aneh-apologistik-sulit masuk akal sehat serta nampak sebagai hanya upaya menipu publik dengan cara membuat pengaburan fakta melalui opini
Atau mengapa mengklaim menemukan persoalan 'multi kompleks' tapi mereka menutup diri dari meminta bantuan ke dunia luar, bahkan menutup diri dari bantuan negara tetangga terdekat,dan bahkan yang hendak memberi jalan keluarpun malah mereka tolak (?) ...
Nah berdasar argumentasi konstruktif yang saya susun itu maka wajar kalau lalu publik  dunia menduga bahwa pemerintah Myanmar sebenarnya hendak melakukan sebuah misi jahat terhadap Rohingya,dan lalu berupaya menutupi misi jahatnya itu dengan membuat opini atau semisal argument 'persoalan multi kompleks' itu tadi.
Bagaimana ... karena mungkin tidak sedikit dari kita yang tanpa sadar yang lalu termakan atau terdoktrin oleh argumentasi -opini pemerintah Myanmar dan lalu cenderung sepandangan dengan mereka dan lalu cenderung meremehkan tuduhan melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap Rohingya dan bahkan balik marah terhadap publik yang marah terhadap tindakan penguasa Myanmar itu
......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H