Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Argumen "Multi Kompleks" Penguasa Myanmar Bertujuan Membungkam Publik Dunia(?)

10 September 2017   10:48 Diperbarui: 17 September 2017   07:12 1880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk lebih memperjelas permasalahan diawal saya ingin membuat analogi terlebih dahulu : 

Misal saya melakukan pembunuhan terhadap isteri saya dan lalu polisi berhasil menangkap saya dan beberapa waktu kemudian saya pun dihadapkan ke pengadilan.nah di pengadilan seorang terdakwa sudah terbiasa membuat sanggahan maupun pembelaan.lalu saya pun berupaya membuat pembelaan dengan mengungkap latar belakang peristiwa yang menurut saya 'teramat kompleks'.

Misal saya mengungkap latar belakang sering terjadinya percekcokan maupun mengungkap karakter-perilaku isteri yang tidak baik serta tidak disukai.dan dengan melihat pada latar belakang multi kompleks yang saya ungkap itu lalu sang hakim pun faham akar permasalahannya dan lalu memutuskan untuk membebaskan saya dari dakwaan kejahatan

Nah bagaimana menurut anda,bisakah 'latar belakang multi kompleks' yang saya ungkapkan itu menjadi argumen yang bisa membebaskan saya ? 

Andai hal itu terjadi di pengadilan maka sudah pasti itu akan menimbulkan reaksi keras dikalangan para abdi hukum yang masih berfikiran waras. Mereka akan menyatakan bahwa kejahatan hakikatnya adalah kejahatan,ia tak bisa digugurkan oleh argumentasi sebab akibat yang melatar belakanginya. mereka mungkin akan berargument bahwa seharusnya saya melakukan beragam upaya yang baik dan benar dan bukan lantas membunuhnya.para abdi hukum yang masih waras itu mungkin akan mengajukan pertanyaan : apa usaha perbaikan yang pernah saya lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan isteri kalau memang anda memiliki niat baik ? 

Dengan kata lain,dipengadilan hakikat-essensi harus ditempatkan sebagai hal utama yang harus dinilai dan semua latar belakang yang menyertainya harus dilihat secara proporsional jangan sampai digunakan sebagai argument untuk menutupi hal yang essensial 

............ 

Sesungguhnya pemerintah Myanmar dan kompatriotnya serta para pembela mereka di seluruh dunia PERSIS menggunakan argumen seperti itu ditengah cercaan serta kemarahan masyarakat internasional terhadap tindakan refresif mereka terhadap etnis Rohingya

Mereka berargument bahwa permasalahan yang mereka alami seputar Rohingya itu bersifat multi kompleks: latar belakang politik-sosial-ekonomi-separatisme dll.dll dan mereka meminta masyarakat internasional tidak memandang permasalahan Rohingya secara simpel, hitam-putih misal tuduhan kasus genocyda atau pertikaian berlatar belakang agama

Dengan mengajukan argument 'multi kompleks' itu penguasa Myanmar ingin seolah ingin meminta masyarakat dunia 'memaklumi' dan kalau bisa membenarkan tindakan mereka melakukan pembantaian serta pengusiran terhadap etnis Rohingya 

Sehingga kita seolah diminta merekonstruksi kembali persoalan Rohingya dengan hanya mengikuti kacamata sudut pandang mereka.sehingga bagi kita kemudian lalu akan timbul pertanyaan : Tragedy Rohingya itu hakikatnya kejahatan kemanusiaan ataukah hanya sekedar ekses logis dari konflik berlatar belakang politik-ekonomi-sosial-separatisme ? ......... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun