Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Awas, Perilaku Bunuh Diri Bermula dari Perasaan Hampa

29 Juli 2017   23:27 Diperbarui: 30 Juli 2017   18:01 1977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehampaan adalah sebuah suasana di mana hati manusia kosong dari perasaan bahagia. bisa disebut rasa hampa adalah kebalikan dari perasaan bahagia. dan itu adalah sebuah suasana hati yang negatif yang ber efek melahirkan pikiran-perasaan yang negatif yang berujung pada perbuatan atau tindakan yang negatif pula.

Kehampaan juga artinya adalah kekosongan hati dari hal hal positif semisal memiliki pandangan hidup, cita-cita serta tujuan hidup yang baik dan mulia termasuk dari memiliki keyakinan hidup yang hakiki.

Tidak sedikit orang yang hidupnya nampak ditopang oleh kelimpahan materi, dipenuhi oleh serba kesenangan dan kelezatan duniawi, tetapi di balik itu hati mereka rapuh, di antara mereka ada yang nampak tidak memiliki kekuatan batiniah ketika mereka dihadapkan pada permasalahan kehidupan yang menurut mereka terasa berat, lalu merekapun mudah sekali terjatuh pada suasana hati yang kita sebut sebagai 'hampa' dan sering berujung pada tindakan tindakan yang destruktif-merusak baik secara lahiriah maupun batiniah

Ada orang yang berupaya melarikan atau mengatasi perasaan hampa nya itu dengan hal hal yang bersifat negatif seperti  narkoba, minuman keras, kehidupan malam atau aktifitas lain yang menurut mereka membuat hati menjadi senang sehingga dapat menenggelamkan perasaan hampa

Dan yang lebih parah adalah orang yang berpikiran bahwa tak ada gunanya lagi melanjutkan kehidupan,mereka tak melihat lagi makna apapun di balik kehidupan dan itu karena kehampaan itu mengosongkan hati manusia dari apapun yang bersifat positif semisal pandangan pandangan terhadap kehidupan yang baik dan mulia (yang dapat melahirkan hal positif semacam prinsip-idealisme maupun tujuan hidup yang hakiki)

Di sisi lain, ada pula sebagian orang berupaya menepikan perasaan hampa mereka  kepada aktifitas kerohanian, berupaya mendekati Tuhan untuk sekedar dapat merasakan perasaan bahagia walau secara batiniah dan setelah itu mereka berharap memiliki kekuatan batin untuk menghadapi kehidupan dengan beragam permasalahannya itu.

Dan itulah salah satu kunci untuk memahami kenapa seseorang nampak begitu kuat dalam memegang agama di antaranya adalah bahwa hal itu dapat memberi mereka perasaan bahagia secara batiniah dan memberi mereka kekuatan dalam menjalani kehidupan.sebuah jawaban yang mungkin sering diabaikan oleh para orientalis peneliti masalah keagamaan

Sebagai contoh ekstrim mungkin adalah para nabi dan martir iman, walau mereka nampak menderita secara fisik dalam perjuangannya tetapi mereka nampak kuat menjalani tugasnya oleh karena adanya 'ruh kebahagiaan' dalam jiwanya yang melahirkan dorongan gairah -semangat hidup yang demikian kuat walau dihadapkan pada kesulitan kesulitan yang bersifat lahiriah-material. 

Ya,iman memang bukan hanya sekadar masalah keyakinan tetapi juga merupakan akar dari kebahagiaan batin tentu bagi yang telah memahami serta mendalaminya

Kita juga sering melihat orang yang nampak miskin, bahkan lemah atau cacat secara fisik tetapi mereka nampak memiliki semangat menggebu dalam menjalani kehidupannya dan itu oleh karena adanya dorongan rasa bahagia yang dahsyat dalam hatinya yang mana hal itu merupakan suatu kekuatan batin bagi mereka

Dan itulah efek positif dari rasa bahagia yang diperoleh diantaranya dari terisinya hati oleh hal hal positif semisal memiliki pandangan-cita cita serta tujuan hidup yang baik,benar serta mulia yang melahirkan prinsip-idealisme yang bersifat positif pula

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun